[7] You Muppet

1.1K 198 21
                                    

West Jayakarta, SMK Cipta Wiyata.
July 26 2018, 10:00 AM.

Merasakan perutnya yang sudah lapar, (name) meregangkan tubuhnya selepas ia mengerjakan tugas sejarah. Jujur saja, ia tidak suka pelajaran sejarah. Sudah memusingkan, banyak materi pula. Sebab itulah, nilainya selalu kecil jika mata pelajaran sejarah.

Menoleh ke arah Listya yang sedang tertidur, (name) berencana untuk mengajak Budi ke kantin bersama. Lagi pula, ini saatnya yang tepat untuk memulai pendekatan. 'Kira-kira Budi lagi ngapain ya di kelas?' Tanyanya dalam hati.

Berjalan menuju kelas software engineering, (name) memperhatikan murid-murid yang tengah berlalu-lalang. Ada pula yang sedang bermain game di depan kelas, bahkan yang sedang tidur di genting sekolah pun ada. Memang hebat sekali sekolahnya ini dalam menarik murid-murid absurd.

Setelah dirinya sampai di depan kelas software engineering, sang gadis langsung membuka pintu dan memasuki ruang kelas. Namun, orang yang dicari-cari tidak ada di sana.

Menatap Zaenal yang sedang duduk diam di kursinya, (name) segera menghampiri temannya itu. Sepertinya, Zaenal sedang mengerjakan pr matematika bila dilihat dari buku tugas yang dilakukan.

"Zaenal! Lo ada liat Budi?" Mendengar suara sang gadis, Zaenal seketika terkejut kala tengah fokus mengerjakan pr.

"Haduh! Ya mana ku tau lah? Di kantin kali dia." Tanpa menoleh ke arah (name), Zaenal masih terus berfokus pada buku tulisnya sembari menghitung soal-soal geometri matematika.

Mengangguk pelan, (name) langsung bergegas pergi dari kelas software engineering menuju kantin untuk menemui Budi. Jujur saja, ia tak tahu sejak kapan perasaannya menjadi sebesar ini. Bahkan, (name) rela menyesuaikan tipe Budi jika itu akan membuatnya disukai oleh sang pemuda.

Langit sangatlah cerah, karena matahari yang bersilau begitu terang. Pohon-pohon bersorai rindang, bersamaan dengan angin yang tengah bersenandung. Ah, memang berjalan di koridor sekolah sangatlah terbaik.

Berjalan menuju area kantin sekolah, (name) segera mencari Budi di tengah banyaknya murid yang sudah kelaparan. Namun, sesaat dirinya menemukan Budi, senyuman sang gadis luntur begitu saja.

Mengepalkan tangannya, (name) dapat merasakan kecemburuan itu terbakar kembali. Di sana, terlihat Budi dan Sophia yang sedang bercanda-ria, mengabaikan sekitarnya termasuk (name). Berusaha untuk menahan emosinya, sang gadis menarik nafas dalam-dalam lalu buang.

'Besok gue harus lebih cepet berarti.' Pesannya dalam hati untuk dirinya sendiri. Sebelum ia dapat pergi dari kantin, sebuah tangan mencekal lengannya, membuat (name) tersentak. Melirik orang yang menahannya, (name) seketika bernafas lega.

"Lo lagi! Dibilang jangan ngagetin. Ngerti nggak sih perkataan gue, Yoga?" Menarik kuping temannya, (name) mengabaikan rintihan kesakitan Yoga yang terus meminta ampun.

Setelah dirinya puas menarik kuping sang teman, (name) seketika melepas jewerannya, membuat Yoga lega. "Yaudah maaf! Lagian tadi gua liat lu di sana diem kayak patung. Gua kira lu kesurupan." Memilin telinga, Yoga mengerucutkan bibirnya, membuat (name) jijik.

"Dah ah, mending lo jangan gitu dah bibirnya. Bikin jijik Yog." Menggelengkan kepala pelan, (name) hanya tersenyum simpul kala melihat temannya yang merajuk.

"Yaudah gue balik du-"

Sebelum (name) dapat melanjutkan perkataannya, Yoga dengan sigap menarik lengannya dan membawa sang teman duduk di tempatnya bersama kelas animation. "Ih! Ngapain cepet-cepet amat dah?! Udah sini mending duduk bareng anak kelasan gua!"

Membelalakkan mata, para anak buah Alan langsung menatap (name) dengan tatapan segan dan lebih sungkan. "Eh? Ada pacar bang Alan! Tumben mau duduk di sini!" Ucap Hendra, salah satu bawahan Alan yang memiliki perawakan manis berambut keriting.

She Way Out | TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang