West Jayakarta, SMK Cipta Wiyata.
October 15 2018, 06:30 AM.Menenteng tasnya ke lorong sekolah, pemandangan wajah (name) yang lesu benar-benar menarik perhatian para murid SMK Cipta Wiyata. Kantong matanya yang ternampak, bersamaan dengan pucatnya kulit sang gadis, membuat keadaan (name) semakin miris.
Semenjak kejadian di mana pentas seni diberlangsungkan, gadis itu memang sudah tidak masuk lagi ke sekolah. Alasannya? Sudah pasti karena sang ayah yang terus memasukkannya ke tempat les guna menambah skill yang dibutuhkan dalam perusahaan temannya itu.
Jujur saja, (name) masih bingung hingga saat ini. Ia ingin sekali meneruskan mimpi ibunya menjadi musisi sekaligus gitaris di sebuah band. Namun, ayahnya sudah pasti tidak akan menerima hal tersebut, apalagi dengan status (name) sebagai anak semata wayang.
Bisa habis dia oleh ayahandanya! Meski begitu, jika dipikir-pikir ulang, tak ada buruknya mengikuti pilihan sang ayah. Bekerja di sebuah perusahaan dengan posisi yang sangat menjanjikan, bukankah itu terdengar menggiurkan? Kebanyakan orang, sudah pasti akan menerimanya tanpa alasan.
Namun, meskipun itu menguntungkan, hal itu bukanlah sesuatu yang (name) inginkan. Meneruskan mimpi ibunda yang sempat terputus, itulah misinya dalam hidup. Ia tahu betul akan kesedihan mendalam yang dialami oleh sang ibu kala mimpinya hancur akibat ayahnya.
(name) masih ingat akan tangisan ibunda yang menggelegar, membuat gadis itu runyam sendiri dan hanya bisa memeluk menenangkan. Sejak dulu, ayahnya itu memang sudah sangat kasar kepada ibunya, bahkan kekerasan fisik bukanlah suatu hal yang langka.
Jika dirinya berada di posisi ibunda, mungkin (name) akan menuruti apa saja yang ayahnya katakan. Lebih baik menuruti daripada dipukuli bukan?
Namun, hal itu tidak berlaku pada raga sang ibu. Anehnya, wanita itu tetap kekeuh meneruskan profesinya sebagai musisi walau harus menghadapi amarah suaminya.
Meskipun menjadi musisi kecil tidaklah menghasilkan keuntungan apa-apa, ia tetap akan memperjuangkan mimpi yang sudah lama ada.
Semua itu terus berlanjut sampai sang ayah yang benar-benar keterlaluan dalam mengancam, membuat ibunda (name) mau tak mau harus menuruti perkataan sang suami dan berhenti dari band.
Oleh sebab itulah, sang ibu terus mengatakan kepada (name) untuk tidak menjadi seperti dirinya. Hanya menjadi ibu rumah tangga, tanpa dapat menghasilkan uang akibat kekangan sang suami.
Itu membuatnya frustasi bukan main sebab alasannya bertahan hanya untuk ekonomi semata dan membesarkan putri cantiknya.
Ia mengerti sekarang. Mengerti akan sebuah fakta yang berhasil mengubah pandangannya akan dunia. Tidak semua hal harus dikaitkan dengan konsep materialis, meskipun manusia tak akan bisa lepas dari itu.
Seperti sebuah sajak yang bermakna, ada kalanya manusia memiliki banyak sekali kebutuhan. Kebutuhan fisik dan kebutuhan batin. Jika sebuah kebutuhan fisik terpenuhi, maka kebutuhan batin lah yang biasanya tidak terpenuhi, begitu pula sebaliknya.
Hal itulah yang ibunya alami pada masa itu. Kebutuhan fisiknya cukup terpenuhi, namun jiwanya kosong. Lalu, bagaimana jika keduanya tak terpenuhi? Itulah yang menyebabkan beberapa pandangan dari masyarakat akan ketidakadilan dunia.
Maka dari itu, (name) tidak ingin berakhir di posisi yang sama dengan sang ibu. Lagi pula, apa artinya hidup tanpa sebuah gairah? Mungkin kita bisa mendapatkan kesenangan sementara dari materi, namun jiwa terdalam akan terus melolong hampa.
Ah, sudahlah. Lupakan saja tentang pemikiran naifnya ini.
Sesaat gadis itu sampai di lantai 2, sebuah seruan seketika mengejutkannya. Dengan cepat, murid design graphic itu menoleh ke arah sumber suara. Baru saja dirinya berniat menaiki tangga, sekarang malah sudah dipanggil-panggil. Ayolah, jangan ganggu ia di pagi hari!
![](https://img.wattpad.com/cover/340748095-288-k686546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
She Way Out | Troublemaker
Hayran KurguAlan / Reader Padahal niatnya kan hanya untuk membantu mengirimkan surat cinta milik sang teman kepada salah satu anak kelas animation. Namun, mengapa dirinya lah yang terlibat masalah? Dengan pentolan kelas pula! "Jujur aja, lu suka bang Alan kan?"...