[21] Resah Risau

1K 193 47
                                    

West Jayakarta, SMK Cipta Wiyata.
October 8 2018, 08:30 AM.

Berdiri di antara kerumunan siswa SMK Cipta Wiyata, (name) masih terus memperhatikan pertarungan membara antara Gian dan Udin yang semakin memanas. Ini lah pertandingan yang dirinya tunggu-tunggu dari kemarin. 

Hari ini merupakan hari di mana akan ditetapkannya seorang finalis untuk melawan Budi pada babak selanjutnya minggu depan. Deru nafas ngos-ngosan dapat terdengar dari Gian dan Udin yang masih terus berusaha untuk memperoleh posisi pemenang.

Gian seketika bertumpu pada kakinya, membuat Udin terpikirkan oleh sebuah cara untuk menyerang dari depan. Namun, sepertinya dia salah. Dengan cepat, Gian menendang kaki Udin, membuat sang pemuda tumbang. "Kena lu!"

Gian sudah memprediksi bahwa hal seperti ini akan terjadi. Dari sorot mata Udin, ia juga tahu bahwa lawannya ini memang mengincar waktu-waktu dirinya lalai. Namun, sepertinya Udin tidak mengetahui rencananya yang tengah mengincar kaki sang oponen dari awal.

"Lanjut?" Tanya Gian, mengulurkan tangan untuk membantu lawannya bangkit dari posisi terjungkal. Masih dengan deru nafas penat yang berhembus, Udin segera menerima uluran tangan Gian dengan sigap. "Engga. Gua ngaku kalah." 

Mendengar pengakuan kalah sang murid kelas carpenter tersebut, maka sudah diputuskan bahwa pemenang turnamen minggu ini adalah Gian dari kelas network engineering. Berseru ria, Dira dan Rin langsung mengumumkan hasil pertandingan. 

"Pemenang turnamen Raise Your Gang minggu ini adalahhhhh… GIAN!" Seru Rin bersemangat. Bertepuk tangan kala mendapati Gian yang lolos sebagai finalis, (name) pun hanya tersenyum simpul, puas dengan hasil perkelahian tadi.

"Hal ini menandakan bahwa turnamen akan segera berakhir, karena sudah memasuki babak final!" Mendengar penjelasan Dira selaku panitia acara, sorakan meriah seketika terdengar memenuhi aula pertarungan.

"Jadwal turnamen untuk minggu depan adalah Gian melawan Budi!" Girang Rin kala dirinya mengumumkan para finalis yang akan bertarung. Sungguh, tidak sabar kali dirinya dalam menyaksikan pertarungan antara Budi dan Gian.

"Dan untuk info lanjutan mengenai pensi besok, semua kelas maupun grup yang akan tampil harus sudah disiapkan agar tidak terjadi kendala ya! Dan masing-masing booth kelas, harus sudah siap pada pukul 8 pagi!" Jelas Dira dan Rin bersamaan.

"Segitu saja dari kami, sampai jumpa lagi besok! Dadahhhh!" Meninggalkan panggung, keduanya langsung pergi menghampiri Sophia, tanpa menyadari tatapan yang terhunus oleh (name) dari kejauhan.

Lucu sekali ya? Terkadang dirinya cukup merindukan teman-temannya itu, namun ia tahu bahwa mereka tak akan mungkin bisa kembali lagi seperti sedia kala. Meski (name) masih terus berkontakan dengan Dira, ia tetap merasa seperti dihempaskan begitu saja. 

"Dari dulu, gue mungkin emang nggak cocok gabung ke grup mereka." Kekehnya miris kepada diri sendiri. Sophia, Rin, dan Dira memang sudah terkenal akibat kecantikan mereka. Bahkan ketiganya pun dinobatkan sebagai primadona SMK Cipta Wiyata. 

Dan (name)? Ah, dia tidak dianggap. Benar sekali. Di antara mereka berempat, hanya (name) lah yang tak mendapati julukan seperti teman-temannya. Itu membuat sang gadis semakin merasa iri. Terutama pada Sophia yang selalu tanpa sadar menyingkirkannya dari pandangan orang-orang.

Dengan tatapan sayu, gadis itu meninggalkan area pertarungan tanpa menyadari sosok Sophia yang terus mengamati kepergiannya sedih. Berjalan menjauh dari sana, (name) seketika berhenti di depan sebuah kelas. 

Terdiam di depan kelas animation, sebuah tangan tiba-tiba saja menepuk pundak gadis itu pelan, membuatnya tersentak. Menolehkan kepala, (name) dapat melihat sosok Alan yang berdiri di sana dengan sapu andalannya.

She Way Out | TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang