West Jayakarta, SMK Cipta Wiyata.
October 3 2018, 06:45 AM.Merasakan pegal di sekujur badan, gadis itu tetap memaksakan diri untuk menarik kakinya ke kelas design graphic. Sebenarnya, ia berencana untuk tidak masuk sebab kekacauan yang telah diperbuatnya malam dengan menghancurkan ruang tamu.
Menghela nafas berat, lagi-lagi (name) hanya bisa mengeluh kala menaiki tangga sekolah. Para murid-murid terlihat banyak sekali yang sudah bergerak di pagi-pagi hari. Sesaat dirinya sampai di lantai 2, dengan cepat (name) mendengar sebuah seruan yang ditujukan untuknya.
"(NAME)!!" Melihat sang teman yang terlihat hampir mati, Rani dengan cepat menghampiri murid kelas design graphic tersebut. Astaga, temannya ini benar-benar berantakan sekali.
Menolehkan kepala, (name) hanya tersenyum kala melihat Rani yang bergegas menghampiri. "Ya Ran?" Tanyanya, masih memikul tas ranselnya sebab ia memiliki banyak jadwal pelajaran hari ini. Biasanya, (name) akan memakai tas selempang.
"Kemaren gua chat, lu kok gak bales? Ayo ikut dulu bentar, liat mading sama gua!" Menggandeng lengan sang gadis, Rani tersenyum girang. Berbanding terbalik dengan (name) yang pasrah saja. Sudah badannya sakit akibat tidur di lantai, sekarang ia harus turun lagi dari tangga?
Ya, (name) cukup menyesal telah membiarkan emosinya meluap kemarin. Hanya karena dirinya yang kesal, ia pagi-pagi buta sudah harus merapikan semuanya dan membuang pecahan-pecahan beling barang. Sangat merepotkan, pikirnya.
Hari ini, pelajaran memang diundur hingga jam 8, meski para murid tetap harus sudah berada di sekolah pada pukul 7 AM. Berjalan dengan Rani menuju mading sekolah, sang gadis seketika mendapatkan suara notifikasi dari ponselnya.
Mengerutkan kening, (name) dapat melihat sebuah nomor asing yang mengirim pesan ke handphonenya tiba-tiba.
"Itu siapa (name)? Temen lu?" Tanya Rani penasaran sebab (name) yang sedari tadi fokus pada handphonenya. Entah mengapa, ia menjadi sedikit jarang bertemu dengan temannya ini. Makanya, Rani langsung memanggil sang gadis.
Menolehkan kepala, (name) tersenyum simpul, membuat sang teman semakin penasaran. Jarang sekali dirinya melihat (name) senyum, kecuali jika bersama Budi. "Iya. Temen yang agak ngeselin tapi hahah." Balas sang gadis usil.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Way Out | Troublemaker
FanfictionAlan / Reader Padahal niatnya kan hanya untuk membantu mengirimkan surat cinta milik sang teman kepada salah satu anak kelas animation. Namun, mengapa dirinya lah yang terlibat masalah? Dengan pentolan kelas pula! "Jujur aja, lu suka bang Alan kan?"...