[19] Gandara

1.1K 210 81
                                    

West Jayakarta, SMK Cipta Wiyata.
October 4 2018, 11:25 AM.

Memainkan gitarnya, (name) dengan mahir melantunkan irama-irama yang sesuai dengan lagu penampilannya. Saat ini, para anggota band sedang melaksanakan tes untuk melihat skill dari masing-masing anggota.

Ya, karena seluruh murid band sudah lengkap selepas Alan dan Askar yang baru hadir, ke-limanya berencana untuk menampilkan keahlian mereka dalam bermain alat musik baru nanti memutuskan nama untuk bandnya.

Memetik gitar lihai kala dirinya meng-cover lagu Alchemist karya Good Kid, permainan dari sang gadis cukup membuat para anggota band termasuk Alan terkesima. Setelah penampilannya selesai di hadapan mereka, tepukan tangan meriah seketika terdengar dari ruang musik.

Menatap (name) dengan binar, Nanggala langsung menghampiri sang gadis, masih bertepuk tangan. "Oy gilaa! Lu kalo punya skill sebagus ini, kenapa gak join club band dari dulu sih? Kan enak jadinya!" Sejujurnya, Nanggala masih cukup kagum dengan permainan gitar (name) yang stabil.

Menggaruk tengkuknya yang tak gatal, gadis itu hanya tersenyum canggung sembari menghindari tatapan Alan yang tertuju padanya. Ya, dirinya sadar akan hal itu. "Ya kan gue anak tarung derajat. Bakal sibuk kali gue kalo ikut. Tarung derajat soalnya kan hari Kamis."

"Band kaga hari Kamis kok! Ayo lah masuk aja ke club band, lu langsung masuk aja tanpa persyaratan. Biar gua yang urus selaku ketua club. Intinya, lu dapet free pass dari gua!" Ujar sang pemuda yang lagi-lagi kekeuh untuk mendaftarkan (name) sebagai anggota club band.

Melihat kelakuan sang teman, Alan seketika menghampiri (name) dan Nanggala, lalu menepuk bahu temannya guna untuk menghentikan sifat kekeuh Nanggala. "Udah. Biarin aja dia mau ikut atau gak ke club, itu urusan nanti. Yang penting kita urus dulu buat pensi."

Layaknya sebuah harapan yang terhempas, Nanggala segera menundukkan kepala murung. Alan tahu betul tentang kelakuan temannya ini yang sudah murung, pasti akan lama lagi. "Ya, tar lu bisa aja ngomongin ini sama dia. Kan siapa tau dia mau ikut?"

Mendengar ucapan sang pemuda, Nanggala seketika merasakan semangat lagi. Ya, dirinya akan tetap kekeuh untuk meyakinkan (name) agar menjadi anggota band club full.

Nanggala memang sudah terkenal dengan sikapnya yang berubah-ubah. Kadang bersemangat, lalu di saat yang bersamaan, dia juga bisa langsung murung.

Mengamati perubahan mimik sang anak kelasan mechanical yang sangat cepat, (name) hanya terkekeh pelan. Astaga, ada ya orang seperti ini? "Ok karena gue udah, selanjutnya siapa?" Tanyanya, meletakan gitar tersebut kembali ke tempat asalnya.

"Gua." Ucap Alan, membuat gadis itu lagi-lagi harus menghindari pandangan sang pemuda. Dipikir-pikir, apakah dirinya mempunyai masalah dengan (name)? Mengapa gadis itu selalu menghindari tatapannya? Ia tidak mengerti.

Mengambil gitar ruang musik, Alan dengan segera memainkan perannya sebagai bassis di band ini. Dengan skill yang sangat dibutuhkan untuk pentas seni SMK Cipta Wiyata, tanpa (name) sadari, ia juga terpaku dalam penampilan sang pemuda.

Ia baru tahu bahwa ketua kelas animation itu bisa bermain gitar. Sejak kapan? Pikirnya bertanya-tanya. Setelah penampilan Alan selesai, tepukan tangan dari berbagai anggota langsung terdengar, membuat pemuda itu tersenyum simpul dari balik topengnya.

Namun, di balik semua itu, hal yang sangat ia tunggu-tunggu adalah ekspresi gadis di hadapannya. Ya, Alan memutuskan untuk tidak menepis perasaannya kepada (name), dan memilih untuk menyimpannya sendirian. Sang pemuda pun juga tidak mengerti tentang alasannya menyukai (name).

Padahal, gadis itu kan orang yang sangat menyebalkan kala mereka pertama kali bertemu. Dan sekarang, malah dirinya lah yang menyukai gadis itu. Apa mungkin perasaan ini muncul sebab pertemuan mereka yang entah mengapa sering sekali akhir-akhir bulan ini?

She Way Out | TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang