[10] Mulai Benci

1.2K 201 24
                                    

West Jayakarta, SMK Cipta Wiyata.
October 1 2018, 11:50 AM.

Pertarungan antara Budi dan Louis seketika pecah begitu saja, membuat (name) semakin tertarik. Para murid SMK Cipta Wiyata bersorak ria, menantikan pemenang dari pertandingan ini. "HMPH! MODELAN KAYAK LU GAK BAKAL BISA NGALAHIN GUA!"

Menghindari pukulan sang lawan, Budi langsung berdecak sambil melayangkan tinju ke wajah Louis, mengakibatkan sang pemuda termundur. Mereka berdua sama-sama menyerang tanpa ampun membabi buta, tak peduli jika ada salah satu diantaranya yang tumbang.

Dengan cepat, Louis berusaha untuk menyerang titik lemah Budi menggunakan tendangan. "GUA BAKAL MENANGIN TURNAMEN KALI INI!" Ia yakin bahwa kemenangan akan berada di pihaknya. Lagi pula, anak baru ini bisa apa? Sudah pasti dirinya lebih baik.

Namun, melihat musuhnya yang tak kunjung lelah, membuat Louis sedikit ragu walau ia tetap akan berjuang untuk memenangkan turnamen. "ANJ*NG LU BUD!" Cercanya. Bagaimana ini? Ia mulai merasa kewalahan.

"Hadeh, anj*ng teriak anj*ng." Timpal balik Budi yang masih menyerang Louis habis-habisan, mengabaikan deru nafas lelah dari musuhnya. Setelah 30 menit berlalu, pada akhirnya, Louis pun tumbang membuat Budi dinyatakan sebagai pemenang minggu ini.

Melihat Listya yang meracau tidak main kala sang idola tumbang, (name) hanya bisa membuang nafas lalu mengelus-elus pundak sang teman. "(NAME)!! ADUH ITU COWO GUA- ASTAGA!! B*ngsat gua mo nangiss plsss..." Racau Listya memeluk lengan (name) erat.

"Yaudah, yang sabar. Mendingan samperin aja dah kakanda lo tuh." Menyemangati temannya, (name) terkekeh pelan saat melihat ekspresi masam terbit di wajah Listya. Sepertinya, kekalahan Louis cukup berdampak padanya ya?

"Tapi-"

"Dah sana, samperin sebelum dia kabur." Mendorong pelan temannya, (name) segera tersenyum menahan tawa kala melihat Listya yang menghampiri Louis. Bahkan temannya ini sampai malu-malu kucing sesaat memberikan minum pada Louis. Sungguh, ia sudah tak kuat membendung tawanya lagi.

"Bener-bener emang..." Menutup mulutnya dengan satu tangan, sang gadis menggeleng pelan, masih berada pada posisinya di sebelah Rani tanpa menyadari Budi yang mendekat ke arah mereka.

"Bener-bener kenapa (name)?" Sebuah suara cukup mengagetkan dirinya, membuat (name) harus membalikkan tubuh ke arah suara tersebut. Ah, ternyata Budi. Tersenyum simpul, (name) langsung menyambut sang pujaan hatinya tersebut.

"Congrats Bud! Lo keren sih. Oh ya, nih minum buat lo, pasti capek ngelawan si Louis." Memberikan minuman kepada Budi, sang gadis berharap bahwa kali ini barangnya tidak ditolak lagi oleh pemuda di depannya.

Tersenyum singkat, Budi segera mengambil minuman dari tangan (name) dan mengucapkan terima kasih. Melihat hal itu, sudah pasti sang gadis senang bukan main. Boby pun juga langsung memberikan Budi pelukan karena telah memenangkan pertandingan.

"Ma mennn Budi! Sang K*CUK! Tadi keren bat lu Bud!" Mengacungkan jempol, Boby segera tersenyum girang. Memang temannya ini sangat keren! Apa dirinya harus memberi Budi julukan baru? Misalnya, Budi the K*cuk Man?

Menghela nafas, sang pemuda melipat kedua tangannya di dada sembari menatap Boby. "Lu secara ga langsung ngatain gua k*ntol Bob."

"K*cuk bahasa indo, bukan bahasa jawa, hahaha." Ujar Boby, membela dirinya lalu tertawa sumbang. Walau, ia juga sebenarnya tahu arti lain dari kata itu.

"Keren-keren, nih komisi buat lu yak. Dengan nerima uang ini, berarti gua dapet izin lu buat upload fight tadi ke sosmed gua hahah." Memberikan komisi berupa uang, seperti biasa, Rani sudah pasti akan mengupload fight temannya ini di sosial media.

She Way Out | TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang