1. Keinginan Untuk Pulang

18.7K 1K 50
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana pagi di New York masih sama seperti hari sebelumnya. Riuh ramai dan suara klakson yang bersahutan turut meramaikan salah satu kota tersibuk di dunia. Orang-orang dengan pakaian formalnya tampak berlalu lalang menembus keramaian. Berpacu dengan waktu agar tidak ada peluang yang terlewat sia-sia.

Ajaibnya, hal itu tidak berlaku untuk seseorang. Ketenangan di dalam unit apartemen mewah sangatlah kontras dengan suasana di jalanan metropolitan. Laki-laki bertubuh ramping dengan rambut berwarna ash grey, justru tengah menyesap teh chamomile-nya dalam damai. Rutinitas pagi yang wajib dilakukan sebelum memulai kegiatannya hari itu, atau mood-nya bisa berantakan.

Nakamoto Renjun, seorang berdarah campuran Jepang-Korea itu sudah menetap di New York selama 5 tahun. Saat ini Renjun merintis sebuah perusahaan mode bernama 'Amore' dimana desainer utamanya adalah dirinya sendiri. Nama brand-nya mendapatkan banyak tanggapan positif setelah konsisten berpartisipasi dalam pagelaran fashion week. Meskipun belum seterkenal brand lain yang sudah lama berkecimpung dalam dunia fashion, tapi kreativitas yang ditorehkan Renjun tak bisa dipandang sebelah mata.

Ketika tengah tenggelam dalam lautan pikirannya sendiri, sebuah suara nada dering dari ipad-nya terdengar. Renjun menggeram kesal. Pasalnya, ia tidak suka diganggu saat menikmati 'masa tenangnya'.

Dengan langkah gontai, Renjun berjalan mendekati meja dan meletakkan cangkir tehnya disana. Jarinya yang lentik menyentuh ikon untuk menerima panggilan dari asistennya.

"Good morning boss," sapa perempuan cantik yang berusia di awal 20-an, dengan senyuman kikuknya. Ia tahu jika bosnya mungkin akan mengumpatinya setelah ini tapi tidak ada pilihan lain.

"Aku akan memotong gajimu bulan ini Laura," ancam Renjun tanpa belas kasihan.

"Oh no! Please don't? Bos, aku punya alasan mendesak kenapa harus mengganggumu sebelum jam delapan." Laura membela diri. Gadis bermata hijau itu langsung memasang raut wajah semenyedihkan mungkin.

Renjun merotasikan bola matanya sambil memupuk kesabaran ekstra di dalam batinnya. Laura baru bergabung di perusahaannya sejak enam bulan yang lalu. Secara keseluruhan hasil kerjanya memang bagus dan rapi. Tapi soal kecerdikan, sepertinya gadis itu masih harus banyak belajar.

"Katakan, siapa yang membuat kekacauan sepagi ini."

"Giselle, pagi tadi dia menelpon karena merasa gaunnya tidak cocok untuk acara penghargaan musik itu dan nanti jam sepuluh dia memaksa datang ke butik."

Renjun membuang napas dengan berlebihan. "Giselle lagi? Bukannya dia sudah mengganti desainnya berulang kali? Dia pikir kesibukanku hanya mendesain gaunnya saja?"

Laura mengangkat bahu sambil meringis pasrah. "Dia tidak mau memakai gaun berwarna merah karena katanya, Kazuha juga akan mengenakan gaun dengan warna yang sama."

BE MY HOME | Noren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang