30. Sebelum Kau Pergi (2)

3.6K 406 16
                                    

"Kondisi kandungan istri Anda memang lemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kondisi kandungan istri Anda memang lemah. Janin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup baik dan tuan Renjun juga terpaksa melahirkan di waktu yang belum semestinya. Itulah yang menyebabkan paru-paru anak Anda tidak berkembang dengan sempurna."

Jeno tidak dapat menyembunyikan raut terkejutnya begitu mendengar penjelasan dari dokter. Bahunya terasa lemas mendapati kenyataan bahwa anaknya harus terlahir dalam keadaan yang mengkhawatirkan.

"Tuan Jeno, dengan berat hati saya mengatakan kalau bayi Anda harus tetap berada dalam inkubator sampai dia bisa bernapas dengan normal. Saat ini bayi Anda masih bernapas menggunakan alat bantu. Selain itu kami juga harus memantau apakah ada kelainan lain yang mungkin menyertai bayi yang dilahirkan sebelum waktunya."

"Sampai kapan dokter?" Tanya Jeno gugup.

Dokter membetulkan letak kacamatanya sebelum memberikan jawaban. "Saya belum bisa memastikan. Tapi kita berdoa saja semoga bayi Anda pulih dengan cepat."

Jeno hanya mengangguk lemah. Ia tidak mau kehilangan buah hatinya. Walaupun baru melihatnya sekali tapi Jeno sudah merasakan ikatan batin yang begitu kuat dengan Jisung. Jeno sangat menyayangi putranya itu.

"Lalu, bagaimana dengan istri saya?"

"Syukurlah, istri Anda sudah berhasil melewati masa kritisnya. Sekarang tuan Renjun sudah bisa dipindahkan ke kamar perawatan. Kita tinggal menunggu kapan dia akan siuman."

Satu kabar baik yang membuat Jeno menghela napas lega. Walaupun Renjun belum sadarkan diri tapi setidaknya kondisinya sudah membaik.

"Tuan Jeno, boleh saya berbicara sesuatu yang mungkin berkaitan dengan kehidupan pribadi Anda?" Pertanyaan yang tak biasa diutarakan.

"Ya dok, silakan." Mau tidak mau Jeno mengangguk meskipun ia ragu.

"Saya paham menjalani rumah tangga di usia yang masih sangat muda itu tidaklah mudah. Pasti Anda dan istri sudah menemui banyak cobaan yang datang silih berganti. Tapi kalau boleh menyarankan, mulai sekarang jangan pernah sekali pun melakukan tindakan yang menyakiti fisik istri Anda. Ibu yang hamil itu tubuhnya begitu lemah. Dan kewajiban suami adalah menjaga juga menyayanginya dengan sepenuh hati. Apalagi sekarang Anda sudah resmi menjadi ayah. Rintangannya akan semakin sulit karena ada dua orang yang bergantung pada Anda. Jangan menyerah tuan Jeno, bersabarlah dalam menghadapi segala masalah."

Jeno menyunggingkan senyuman hangat. Hatinya terasa lebih ringan setelah mendapatkan dukungan dari seseorang yang bahkan tidak ia kenal sebelumnya. Detik itu juga Jeno baru menyadari jika selama ini ia selalu menyimpan keluh kesahnya seorang diri. Hingga puncaknya adalah kemarin saat pikirannya sudah tidak kuat menahan segala beban emosi.

"Terima kasih dokter. Saya sangat menghargai nasihat dari Anda. Terima kasih."

Dokter yang usianya masih cukup muda itu pun membalas senyuman Jeno. "Sama-sama. Semoga keluarga Anda selalu hangat dan damai."

BE MY HOME | Noren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang