LAST : Kau, yang Ku Sebut dengan Rumah

6.4K 459 67
                                    

Kehamilan Renjun merupakan kabar yang membahagiakan bagi semua orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehamilan Renjun merupakan kabar yang membahagiakan bagi semua orang. Keluarga Nakamoto dan keluarga Moon langsung memberikan doa agar si jabang bayi dapat terlahir ke dunia dengan selamat. Sejujurnya tiada yang menyangka jika Renjun akan kembali mengandung secepat ini. Mereka terlalu fokus pada Jeno yang berjuang memulihkan mentalnya selama setahun terakhir.

Ternyata, hamilnya Renjun kali ini cukup merepotkan bagi Jeno. Bukannya Jeno tidak ikhlas menuruti semua ngidam istrinya. Hanya saja masalahnya Renjun kerap menginginkan sesuatu yang cukup unik. Salah satunya adalah hari dimana Renjun tidak ingin Jeno keluar dari rumah. Hatinya mendadak risau, ia tidak mau Jeno berinteraksi dengan orang lain. Pokoknya Jeno hanya boleh berbicara dengan Renjun. Alhasil, Jeno terpaksa melimpahkan pekerjaannya di kantor pada Mark.

"Hari ini aku mau ikut ke kantormu. Aku mau menemanimu bekerja Jeno!" Rengek Renjun ketika Jeno sudah siap untuk pergi bekerja.

Jeno membalikkan tubuhnya yang sudah dibalut setelan jas berwarna abu-abu. Kantung matanya agak terlihat karena tengah malam ia harus berkeliling kota mencarikan permen kapas permintaan Renjun. "Sayang, bukankah beristirahat di rumah lebih menyenangkan hm?" Bujuk Jeno sambil memegang bahu sempit istrinya.

Pipi yang sudah gembil itu semakin menggemaskan saat Renjun memasang raut kesal. Usia kandungannya sudah menginjak bulan ketiga dan berat badannya pun ikut naik. "Tidak mau. Aku bosan di rumah. Aku mau melihatmu bekerja."

"Bosan? Bagaimana kalau kau ajak Haechan untuk datang kemari? Sama Chenle juga..."

"Memangnya kenapa sih kok aku tidak boleh ikut denganmu?" Sela Renjun tidak sabaran. Emosinya selama mengandung juga kerap naik turun. "Jangan-jangan kau berselingkuh dengan sekretaris barumu itu ya?"

"Hei," Jeno tidak terima Renjun menuduhnya tapi ia langsung sadar kalau harus ekstra sabar menghadapi Renjun. "Sayang, dengarkan aku ya. Hari ini agendaku cukup padat. Aku khawatir kalau kau ikut, nanti kau malah bosan karena aku tidak bisa menemanimu. Begini saja, nanti sepulang dari kantor aku akan menjemputmu untuk mengambil cincin pernikahan kita. Bagaimana?"

Mereka berdua juga tengah disibukkan dengan persiapan pernikahan yang akan diselenggarakan seminggu lagi. Sebenarnya tidak benar-benar sibuk karena Jeno pasti menyewa jasa wedding organizer terbaik juga bantuan dari keluarga yang datang tanpa diminta. Acara pernikahan itu rencananya akan digelar di halaman belakang rumah Jung yang luas dengan pemandangan danau yang indah. Jeno dan Renjun memutuskan untuk hanya mengundang keluarga dan rekan terdekat saja karena mengingat kondisi Renjun yang tidak boleh terlalu lelah.

"No no! Pokoknya hari ini aku ikut denganmu ke kantor. Tidak ada bantahan Mr. Jung." Renjun mengambil handbag sekaligus tas kerja Jeno. "Ayo berangkat, nanti kau terlambat sayang." Ajak Renjun seraya menggandeng lengan suaminya yang hanya bisa mendengus pasrah.

Ini bukan pertama kalinya Renjun berkunjung ke kantor suaminya. Bangunan pencakar langit dengan desain yang mewah itu menunjukkan bagaimana suksesnya bisnis keluarga Jung. Renjun menyapa beberapa karyawan yang berpapasan dengan ramah. Senyuman cantiknya masih bertahan sampai ia melihat seorang gadis cantik yang menyambut di depan pintu ruangan Jeno.

BE MY HOME | Noren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang