4. Dia Telah Kembali

8.1K 748 53
                                    

-Thank you for waiting for this story! Enjoy! 🥹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Thank you for waiting for this story! Enjoy! 🥹


JENO'S POV
Bekerja, bekerja, dan bekerja. Arggh, rasanya aku bisa mati muda jika hidupku hanya diisi dengan kesibukan yang memuakkan ini. Tidak, bukannya aku tidak menyukai pekerjaan ini. Masalahnya ada pada atasanku yang sangat pemilih dan menyebalkan itu. Tidak bisakah ia menghargai kerja kerasku sedikit saja?

Untuk yang kesekian kalinya, aku mengamati rancangan desain eksterior mobil yang baru saja ditolak mentah-mentah oleh Head of Design di perusahanku. Padahal desain ini sudah ku buat dengan susah payah. Aku bahkan rela tidur hanya 2 jam sehari agar dapat menyelesaikannya tepat waktu. Tapi sialnya si tua bangka sialan itu justru mempermalukanku di hadapan desainer lain saat meeting tadi.

"Kenapa desain bumper depannya kuno sekali? Ini bahkan tidak jauh berbeda dari model sebelumnya."

"Tahun ini kan kita akan mengeluarkan mobil yang futuristik. Cobalah hadirkan sesuatu yang baru."

"Ada apa denganmu Jeno? Hasil kerjamu kali ini tidak memuaskan sama sekali."

Demi Tuhan, rasanya aku ingin merobek mulut busuk itu atau mencekik lehernya langsung sampai ia kehabisan nafas. Jika bukan karena anak kesayanganku, maka aku sudah berhenti sejak lama dan menikmati hidup tanpa bayang-bayang deadline.

"Jung Jeno!" Mark, sang COO di perusahaan ini memanggilku dengan gayanya yang jenaka. Namun suara melengkingnya itu berhasil membuat semua orang di ruangan desain menunduk hormat. Kecuali aku yang mendapatkan perlakuan spesial karena bersahabat dekat dengannya.

"Ada apa?" Tanyaku dengan wajah datar. Jujur saja, aku sedang malas meladeni Mark yang dulunya adalah seniorku saat masih kuliah.

"Hei, kenapa wajahmu masam begitu huh?" Mark menepuk pundakku. Begitu melihat lembar-lembar kertas desain yang berserakan di mejaku, ia justru tertawa. "Dia menolakmu lagi ya? Hahaha..."

"Jahat sekali kau menertawakanku Mark."

Mark berusaha keras menahan tawanya. "Sorry, tapi apa masalahnya kali ini?"

"Apa menurutmu desainku sangat buruk?" Aku meminta pendapat Mark. Lelaki itu lebih terbuka pada ide-ide baru dan pemikirannya pun tidak kolot seperti si tua bangka.

Mark mengambil salah satu gambar desain, kedua matanya yang jeli memperhatikannya dengan serius. "Hmm, sebenarnya tidak terlalu buruk. Mungkin hanya perlu disempurnakan saja bagian belakangnya. Kalau lainnya sih sudah oke."

"Andai saja kau yang jadi atasanku, Mark."

Suara tawa kembali terdengar renyah. Aku tidak mengerti mengapa Mark ini sangat suka sekali tertawa padahal tidak ada yang lucu. "Bukannya aku ini juga atasanmu sekarang? Kenapa kau lucu sekali Jeno? Hahahaaa..."

Aku tidak menjawab lagi. Rasanya sedang tidak mood untuk bercanda.

"Oh ya, kau jadi ambil cuti setengah hari?" Mark mengubah topik yang membuatku lega.

BE MY HOME | Noren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang