10. Pelukan Hangat Mama

6.4K 663 46
                                    

Sesuai dengan janjinya, hari ini Renjun menemani Jisung ke acara sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sesuai dengan janjinya, hari ini Renjun menemani Jisung ke acara sekolahnya. Pukul tujuh pagi lelaki itu sudah sampai di apartemen Jeno untuk menjemput sang anak. Sayangnya Jeno lagi-lagi tidak bisa bergabung karena pekerjaannya sungguh tidak bisa ditinggal. Sehingga ia pun mempercayakan Jisung kepada Renjun seharian ini, sekaligus agar hubungan keduanya semakin dekat.

Jeno memasangkan sabuk pengaman yang akan melindungi tubuh anaknya. Sebenarnya ia cukup percaya pada Renjun hanya saja hatinya merasa gugup. "Jiji jangan nakal ya. Bersikap baiklah pada Mama, jangan merepotkan Mama, dan menurut apa kata Mama. Hari ini Jiji akan menghabiskan waktu seharian sama Mama, nanti malam baru bertemu Papa lagi. Mengerti?"

"Noted sir!" Jiji menempelkan telapak tangannya di dahi, bersikap hormat pada Papanya.

Renjun memperhatikan interaksi manis itu dengan senyuman kecil. Ternyata cara Jeno mengurus anak mereka jauh lebih baik dari yang ia kira.

"Renjun, aku sudah memasukkan semua kebutuhan Jiji di dalam ranselnya. Hari ini kemungkinan tidak ada pelajaran, hanya aktivitas luar ruangan yang melibatkan orang tua juga. Jiji biasanya akan sangat antusias saat bermain, tapi dia sedikit ceroboh. Jadi aku mohon jangan biarkan dia lepas dari pengawasan. Oh ya, Jiji itu anaknya tidak tahan cuaca panas. Wajahnya akan memerah dan tubuhnya bisa lemas. Kalau dia sudah mengeluh kepanasan, tolong bawa dia ke dalam. Aku juga sudah menyiapkan kotak obat di dalam ranselnya. Hmm, apa lagi ya?"

"Jung Jeno," tegur Renjun membuat Jeno seketika berhenti bicara. "Kau seperti sedang menitipkan Jisung pada orang lain. Aku benar Mamanya kan?"

Jeno tertawa canggung sambil menggaruh belakang kepalanya yang tak gatal. "Maaf, aku hanya sedikit khawatir karena ini pertama kalinya kalian bersama hehe... Ah, satu lagi. Jangan biarkan Jiji main terlalu lama di air. Dia gampang terkena flu, kalau sudah pilek susah sembuhnya. Sepertinya aku sudah mengatakan semuanya. Semoga hari kalian menyenangkan!" Jeno mencium pipi dan hidung anaknya sebelum berpisah.

"Kami berangkat dulu. Kalau sudah selesai akan ku antar Jiji ke apartemenmu lagi," Ujar Renjun.

Jeno mengangguk mengerti. Ketika Renjun akan menjalankan mobilnya, Jeno berkata, "Terima kasih sudah menyayangi Jisung. Hati-hati saat menyetir."

Ketulusan terlihat jelas di mata Jeno dan membuat hati Renjun berdesir. "Sure. He's my son."

Karena tidak ingin terlambat datang ke sekolah, Renjun pun segera melaju. Sepanjang perjalanan, Jisung tampak begitu bersemangat. Bocah berkulit putih itu banyak bercerita, tentang mimpinya semalam, mainan astronot yang baru saja dibelikan Papanya, sampai bagaimana Papanya menggosongkan roti pagi ini. Tapi di antara semua itu, ada satu perkataan yang membuat Renjun terkesima.

"Biasanya Jiji hanya melihat teman Jiji yang diantar Mamanya. Sekarang Jiji senang karena bisa sekolah sama Mama. Terima kasih, Ma."

Renjun memang tidak pernah membayangkan bagaimana rasanya punya anak bahkan sempat tertekan saat awal-awal mengetahui jika Jisung adalah anaknya. Namun sekarang ia merasa begitu bersyukur karena Jisung adalah anak yang tidak malu mengungkapkan rasa cintanya.

BE MY HOME | Noren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang