12. Antara Dua Hati

5.6K 592 57
                                    

Banyak hal berkecamuk di dalam benak Renjun sepulangnya dari apartemen Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Banyak hal berkecamuk di dalam benak Renjun sepulangnya dari apartemen Jeno. Pandangannya fokus pada jalanan di depan, namun otaknya seolah berkelana jauh. Pengakuan Jeno kemarin banyak menimbulkan pertanyaan baru bagi Renjun. Seperti apa yang menjadi alasannya meninggalkan suami dan anaknya, bagaimana Jeno bertahan membesarkan Jisung sendirian, dan apakah benar Jeno sehancur itu saat dirinya pergi.

Semalam, Renjun memimpikan sesuatu. Dalam mimpinya ia melihat seorang bayi yang sedang menangis. Renjun tidak tahu itu bayi siapa, tapi perasaannya begitu terluka. Ia bahkan meneteskan air mata dalam tidurnya karena mimpi itu terasa sangat menyakitkan. Renjun tidak tahu pasti apakah itu efek karena terlalu memikirkan pengakuan Jeno atau memang bagian dari kepingan memorinya yang hilang. Renjun ingin mendapatkan ingatannya kembali, namun tidak tahu harus bagaimana.

Beruntung Renjun tiba di mansion Nakamoto dengan selamat. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, tungkainya dibawa masuk ke dalam. Tubuhnya mulai terasa lelah juga matanya yang masih agak mengantuk.

"Darimana saja kau?"

Renjun sedikit terperanjat mendengar teguran Papinya. Wajahnya langsung pucat karena tidak menyangka jika Yuta sudah kembali dari luar negeri. Astaga, apa yang harus ia katakan sekarang?

"Papi sudah pulang?" Ragu-ragu Renjun berjalan mendekat.

"Oh, jadi karena Papi dan Mama tidak ada di rumah kau bisa seenaknya ya? Kau lupa aturan yang sudah Papi tetapkan?"

Aura Yuta saat ini sungguh mengerikan. Papinya itu tidak lagi menunjukkan kelembutannya. Renjun menelan ludahnya dan berusaha tenang agar Yuta tidak curiga. "Renjun kemarin ada acara di Busan, Pi. Karena selesainya malam jadi Renjun menginap di hotel terdekat. Maaf karena tidak memberitahu Papi terlebih dahulu."

"Jangan berbohong Ren."

Tatapan Yuta sangat mengintimidasi. Renjun tidak mengira jika Yuta akan langsung menuduhnya seperti itu. Biasanya pria itu akan mendengarnya, tapi kali ini tidak sama sekali.

"Kenapa Papi tidak percaya? Renjun benar-benar ada acara di Busan. Lagipula memangnya Papi pikir Renjun pergi kemana? Renjun tidak kenal siapa-siapa disini."

"Jawab dengan jujur Ren. Kau menemui Jung Jeno kan?"

Deg. Jantung Renjun seakan dilepas paksa dari tempatnya. Yang tadinya masih berani menatap mata sang Papi, sekarang ia lebih memilih untuk membuang muka.

"Memangnya kenapa Pi?" Renjun meninggikan suaranya. "Kenapa Renjun tidak boleh berhubungan dengan Jeno?"

Yuta menahan dirinya untuk tidak melakukan kekerasan. Kalau sudah menyangkut tentang Jeno, amarah Yuta langsung tak terbendung. "Jauhi Jeno. Jangan pernah terikat pada si brengsek itu."

Bulu kuduk Renjun berdiri mendengar perintah mutlak dari Yuta. Apalagi nada bicara Yuta yang dingin dan menuntut. "Alasannya apa Pi? Katakan satu alasan yang masuk akal dan Renjun akan turuti kemauan Papi."

BE MY HOME | Noren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang