33. Saat Kau Tak Ada (1)

4K 403 41
                                    

"Kondisi pasien saat ini sangat mengkhawatirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kondisi pasien saat ini sangat mengkhawatirkan. Cedera parah di kepalanya berpotensi membuatnya koma dalam waktu yang panjang. Bahkan setelah ia siuman nanti, mungkin akan ada dampak buruk sebagai reaksi benturan yang cukup parah. Saya mengkhawatirkan, pasien bisa mengalami kelumpuhan atau kehilangan sebagian ingatannya, yang juga dikenal sebagai amnesia retrograde."

"Lalu, apa yang bisa saya lakukan dok? Tolong selamatkan anak saya. Berapa pun biayanya saya sanggup asalkan anak saya bisa kembali pulih dan hidup normal."

"Sejujurnya saya tidak yakin fasilitas di rumah sakit ini dapat membantu. Kalau mau, saya bisa merekomendasikan rumah sakit di Prancis yang memiliki dokter ahli dan peralatan medis untuk memulihkan anak Anda."

Tanpa berpikir dua kali, Yuta langsung menyanggupi saran dari dokter. Yang ada di benaknya sekarang adalah bagaimana menyelamatkan Renjun. Yuta sudah begitu khawatir saat mengetahui bahwa anaknya akan koma. Ia tidak mau mengambil risiko apapun yang akan membahayakan nyawa Renjun.

"Kita akan pergi ke Prancis secepatnya. Renjun harus sembuh, aku tidak peduli bagaimana pun caranya anak kita harus bisa diselamatkan." Ucap Yuta pada Winwin yang masih setia menggenggam tangan Renjun.

"Prancis? Apa separah itu sampai dokter di rumah sakit ini tidak mampu?" Winwin menatap nanar.

Yuta mendekati istrinya dan mengelus bahu sempit itu. "Jangan menakutkan hal-hal yang belum terjadi. Aku tahu kau sangat khawatir sekarang tapi percayalah, Renjun pasti bisa diselamatkan. Anak kita akan membuka matanya lagi."

"Lalu bagaimana dengan risikonya? Renjun, dia tidak akan cacat kan?"

Untuk kali ini, Yuta memilih untuk diam sejenak. Perasaannya risau setiap kali memikirkan bahwa anaknya mungkin tidak akan sesempurna sekarang. Hatinya tidak rela, ia tidak ingin melihat Renjun harus menderita seumur hidup.

"Yuta..." Panggil Winwin karena suaminya tidak menjawab.

"Tidak akan. Renjun pasti bisa pulih seperti sedia kala. Serahkan semuanya padaku. Kau cukup mendoakan saja."

Winwin akhirnya mengangguk pasrah. Pasangan suami istri itu memandangi wajah pucat Renjun yang seolah tengah terlelap. Kepalanya diperban dan ada beberapa luka gores di wajahnya.

"Yuta, apa kau akan memberi tahu Jeno soal ini?" Winwin kembali bersuara.

"Tidak." Jawaban yang begitu tegas keluar dari mulut pria setengah baya itu. Yuta tidak perlu mempertimbangkan apapun, kali ini niatnya untuk memisahkan Renjun dari Jeno sudah bulat. Lagipula setelah menikah dengan Jeno, Renjun tidak mendapatkan kebaikan. Buah hatinya justru mengalami penderitaan tiada henti. "Kita tidak perlu memberitahu Jeno. Termasuk tentang kecelakaan ini, Jeno juga tidak perlu tahu."

"Kau yakin? Bagaimana dengan Jaehyun? Dia pasti akan memberitahu Jeno. Lalu Jeno marah dan... aku takut kalau anak itu berbuat nekat."

"Karena itu, karena itu aku tidak mau Renjun dekat-dekat dengan Jeno lagi," Yuta sedikit membungkukkan badan dan memegang bahu Winwin. "Mulai sekarang, kita harus memisahkan mereka. Kita ambil Renjun kembali dan mulai perbaiki hidupnya dari awal. Aku tidak bisa lagi mempercayakan Renjun pada Jeno."

BE MY HOME | Noren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang