Sampe lebaran monyet juga gue nggak bakal sudi tidur sama lo!
—Sea***
3 tahun kemudian ...
"Sea! Marko!"
Sapaan itu ditujukan kepada dua pasangan Hot yang kini sedang melangkah memasuki Villa. Keduanya bergandengan dengan mesra, satu tangan Marko yang bebas menarik koper. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, selera pakaian mereka terlihat sangat mahal dan berkelas tapi minimalist. Bukan tipe gaya pakaian yang menonjolkan logo brand fashion terkenal dan di-mix and match dengan brand lainnya. Duh, melihatnya saja bikin sakit mata.
"Hai Fi." Sea melepaskan tangannya dari Marko untuk memeluk Safi, teman dekatnya. Mereka melakukan cipika-cipiki singkat ala-ala.
"Gimana perjalanan kalian?"
"It was good." Sea melirik Marko sambil tersenyum manis, ia kembali menggandeng lengan suaminya. "Iya 'kan babe?"
Seraya mengelus tangan Sea yang menggandengnya Marko mengangguk sambil tersenyum.
"Alright, kalo gitu masuk yuk. Yang lain udah nunggu di dalem." Safi melangkah lebih dulu untuk mengajak Sea dan Marko menuju ruang utama Villa yang terletak di Uluwatu, Bali.
"Seaa!! Marko!!" Pekikan suara itu berasal dari Gina, perempuan terheboh dalam grup mereka. Jadi Safi dan Gina adalah teman dekat Sea, apakah mereka tahu bahwa pernikahan Sea dan Marko itu sandiwara? Oh tentu saja tidak. Pokoknya hanya Tuhan dan mereka berdua yang tau soal itu.
Saat ini, jauh-jauh ke Bali, Sea mengajak Marko untuk berlibur dengan Safi dan Gina yang juga membawa pasangan. Kebetulan, mereka sudah saling akrab karena seringnya mengadakan acara seperti ini.
Sebetulnya Sea sangat malas untuk ikut, apalagi mengajak Marko. Rasanya ia pegal bersandiwara terus di hadapan teman-temannya selama hampir 24 jam. Tapi apa daya, akibat peraturan konyol yang grup mereka buat, akhirnya Sea terpaksa ikut, karena jika tidak, maka Sea yang harus membayar semua biaya liburan mereka. Memang teman sialan. Meski kaya, tapi Sea tidak mau membuang-buang uang hanya untuk hal seperti itu. Lebih baik dia ikut dibandingkan mengeluarkan uang banyak tapi nggak dapat apa-apa.
"Gue tadinya mau batal ikut tau, gara-gara Rico ada meeting mendadak. Eh untungnya nanti malem dia bisa nyusul."
"Wah, kalo nggak ikut bisa mampus lo," ucap Sea seraya menggeleng-geleng.
"Lagian ya, bikin rencana liburan ini tuh susah banget. Harus nyari waktu yang pas sama schedule kalian, belum lagi schedule laki kalian, ya rugi lah kalo nggak ikut. Gue yang bagian perencanaan udah pusing-pusing nyariin jadwal masa kalian tega batalin gitu aja," oceh Safi membuat Sea dan Gina tertawa. Sementara itu, Marko sudah bergabung dengan Ivan, suami Safi.
"Gimana Ko kabar lo?"
"Baik, lo sendiri gimana yan?"
"Baik. Eh, gue bawa PS5 mau maen nggak?"
"Boleh, boleh." Marko pun mengikuti Ivan menuju halaman belakang.
Memang benar kata orang ya, usia hanya angka. Buktinya Marko dan Ivan kalau sudah ketemu itu seperti balik lagi ke usia belasan tahun, padahal mereka aslinya sudah sama-sama hampir kepala tiga.
"Eh, lo bawa nggak?" Gina menyenggol Sea.
"Aman...." Ibu jari dan telunjuk Sea membentuk lingkaran.
"Apaan sih?" Tanya Safi yang seperti keong.
"Itu ...." Ucap Gina
"Apa??"
"Kondom." Jawab Sea santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stranger Husband ✔
Любовные романы(Warning: Redflag Character) Di mata banyak orang Sea dan Marko itu pasangan yang sempurna. Kaya? Iya. Mapan? Pastinya. Visualnya? Wah jangan ditanya, yang pasti cantik dan tampan. Sudah dibilang bahwa mereka adalah pasangan sempurna bukan? Bahkan d...