Chapter 25

3.7K 173 42
                                    

Gue takut ....
—Sea

***

Hati Marko hancur berkeping-keping usai mendengar kabar tentang Sea dari keluarganya. Dia merasa bodoh dan brengsek karena tidak tahu apapun tentang wanita itu. Marko tidak ingin menjadikan alasan pekerjaan atau Hani sebagai penyebab dirinya tidak lagi memperhatikan Sea. Itu sepenuhnya adalah kesalahan Marko, hanya karena dia sibuk sampai-sampai ia melupakan Sea yang ada di hadapannya. Ditambah lagi rasa cemburunya terhadap kedekatan Sea dengan Raymond, itu sudah menutup mata dan hati Marko hingga ia melupakan fakta sebenarnya dan terlalu larut dalam asumsinya.

Marko menyesal. Ia sangat menyesal atas sikap dan tindakannya selama ini kepada Sea.

Saat ini, seraya mengendarai motor-nya dengan kecepatan tinggi—dalam pikiran Marko ia hanya ingin segera sampai rumah dan memeluk Sea erat-erat.

***

Merasakan dekapan hangat Marko membuat Sea tidak dapat berkutik, tubuhnya mematung dengan tatapan mata membeku.

"Maaf karena gue nggak tau apa-apa selama ini, gue bener-bener bodoh ...."

Hati Sea seperti teremas, ia pun melepaskan dekapan Marko lalu berbalik untuk menatap lelaki itu. Mata Marko berkaca-kaca, penuh rasa bersalah dan penyesalan. Melihat itu sontak pertahanan Sea pun seketika runtuh saat itu juga. Ia menggigit bibir dalamnya sangat keras berusaha menahan tangisnya, namun gagal. Sea menggeleng samar, menatap Marko lemah.

"Gue takut ...." lirih Sea dan langsung menunduk untuk menyembunyikan tangisnya. Marko pun dengan lembut menarik Sea dalam pelukannya, satu tangannya mengelus punggung Sea berusaha menenangkannya. Dalam diam keduanya hanya saling memeluk mencurahkan perasaan yang selama ini terpendam.

Sementara itu, Hani yang tidak sengaja melihat kejadian tersebut berdiri menatap nanar Marko dan Sea. Dalam hatinya ada rasa lega karena hubungan mereka sudah kembali membaik, tapi di sisi lain ia juga sedih, menyadari bahwa tidak ada kesempatan atau ruang lagi di hidup Marko untuk dirinya.

***

Hari demi hari berganti namun tidak dengan hubungan Sea dan Marko. Meski Marko sudah meminta maaf dan lebih perhatian kepada Sea, nampaknya itu tidak membuat hubungan keduanya semakin dekat. Sea justru masih menjaga jarak, meski ia menerima seluruh perhatian Marko tapi nampaknya itu tidak berarti apa-apa untuk wanita yang kini terbaring di ranjang rawat pasca operasi. Sikap Sea masih dingin, ia tidak banyak berbicara dengan Marko dan itu berbanding terbalik dengan Marko yang selalu berusaha mencuri atensi Sea dengan sikap manisnya. Marko seolah sedang menghadapi ganjaran atas perlakuannya di masa lalu kepada Sea.

Selama Sea dirawat, satu per satu, setiap harinya selalu ada orang yang datang untuk menjenguknya, mulai dari orang-orang terdekatnya hingga rekan kerja, mereka datang untuk memberikan dukungan dan semangat kepada Sea pasca operasi. Sementara itu, yang selama ini selalu setia menemani dan menjaga Sea di rumah sakit adalah Marko. Lelaki itu bahkan sampai tak sempat mengurus dirinya sendiri, jambang dan kumisnya terlihat mulai tumbuh membuat dirinya terlihat makin dewasa.

Sea menutup bukunya, ia menoleh saat Marko membuka pintu dan masuk ke ruang rawat. Hari ini Sea sudah diperbolehkan untuk pulang dan Marko baru saja selesai mengurus segala administrasi sekaligus mengambil obat untuk Sea. Lantas Sea turun dari ranjang untuk mengganti bajunya, Marko pun dengan sigap membantu Sea untuk melangkah menuju kamar mandi, namun wanita itu segera melepaskan tangannya dari Marko.

"Gue bisa sendiri," ucapnya tanpa menatap Marko. Sementara itu Marko hanya membuang napas, ia sudah kebal dengan sikap dingin Sea akhir-akhir ini. Marko pun akhirnya memilih untuk membereskan barang-barang milik Sea dan memasukannya ke tas.

My Stranger Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang