Chapter 11

4.3K 204 13
                                    

Kenapa ya mudah banget bagi cowok buat pindah ke lain hati?
– Sea

***

Marko terbangun di kamar hotel seorang diri. Semalaman ia bergumul dengan pikirannya dan hanya bisa tidur selama 2 jam. Bahkan saat baru terbangun di pagi ini, hal yang pertama kali muncul dalam pikirannya adalah kejadian semalam, ketika Marko mengungkapkan perasaannya kepada Sea lalu Sea pergi meninggalkannya begitu saja. Marko menenggelamkan wajahnya pada bantal. Sepertinya ia sudah gila, lalu bagaimana nanti ia akan menghadapi Sea? Rasa malu dan canggung yang ia rasakan lebih besar daripada sakit hati setelah menerima penolakan.

Marko beranjak bangkit dan duduk di ranjang, ia mengacak rambutnya menyesali keputusannya yang gegabah. Harusnya Marko tidak melakukan itu sampai waktu yang tepat. Tapi hingga kapan Marko harus menunggu? Sementara beberapa minggu lagi nasib pernikahannya dengan Sea akan berakhir. Argh! Memikirkan hal itu malah membuat Marko semakin pusing. Kini yang harus ia pikirkan lebih dulu adalah bagaimana cara menghadapi Sea. Apakah sebaiknya Marko tidak usah kembali ke rumah?

"Shit!" Marko memukul ranjang dengan wajah kesal.

***

Ada alasan mengapa Sea sangat suka menikmati teh di pagi hari, aroma yang dikeluarkan dapat membuat Sea rileks sebelum menjalani hari-hari yang penuh dengan kejutan. Maka tidak heran kalau ia sampai memiliki stok teh dalam berbagai macam jenis, mulai dari yang murah hingga mahal.

"Pagi," sapa Sea saat melihat Marko datang dengan pakaian semalam. Lelaki itu sedikit terkejut, ia melirik Sea singkat.

"P-pagi," balas Marko dengan cepat seraya berlalu pergi menuju lantai dua.

Sea membuang napas panjang, ia hanya ingin bersikap seolah tidak pernah terjadi apapun di antara mereka. Sea tidak mau situasi antara dirinya dan Marko menjadi canggung apalagi mereka tinggal dalam satu rumah. Lebih baik menjadi asing seperti dulu daripada merasa canggung, itu justru lebih buruk karena Sea tidak akan bebas melakukan apapun.

Melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 8 lebih, Sea pun buru-buru beranjak untuk pergi bekerja. Ia membawa tas-nya tidak lupa kunci mobil yang tergantung di dinding. Semuanya pasti akan baik-baik dan kembali seperti semula, seperti saat sebelum Marko menyatakan perasaannya kepada Sea.

***

Nyatanya apa yang Sea harapkan tidak mudah untuk dilakukan. Meski situasi antara dirinya dan Marko sudah seperti dulu, tapi ini bahkan lebih buruk. Sudah berhari-hari Sea tidak berbicara bahkan melihat batang hidung lelaki itu. Marko sepertinya sengaja menjauhi Sea, lelaki itu selalu pulang larut malam dan besok paginya pergi sebelum Sea bangun tidur. Tidak ada komunikasi apapun yang Sea lakukan dengan Marko. Tapi di sisi lain, Sea merasa apa yang terjadi antara dirinya dan Marko bukan sepenuhnya salah Sea.

Coba saja bayangkan, apakah masuk akal jika seorang lelaki yang beberapa hari sebelumnya mencium wanita lain, lalu tiba-tiba menyatakan perasaannya kepada Sea?

Mungkin saja Marko berpikir Sea itu mudah didapatkan seperti wanita lain yang berhubungan dengannya. Jika memang demikian, maka Marko adalah lelaki brengsek yang hanya mempermainkan perasaan wanita, dan Sea tidak mau berhubungan dengan lelaki seperti itu. Sebaik apapun seorang pria, jika dia berani mempermainkan hati wanita maka dia hanyalah sampah. Apalagi mengingat track record hubungan Marko dengan wanita-wanitanya dulu tidak ada yang serius. Paling hanya sebatas hubungan tanpa status atau friends with benefit, kemudian berakhir begitu saja dan berganti dengan yang lain dalam waktu singkat.

Sea yang sudah tahu tabiat Marko tidak akan mudah terlena karena ia tidak mau bernasib sama seperti wanita-wanita Marko sebelumnya. Meski ditinggalkan adalah hal yang sudah biasa, namun melupakan itu bagian yang tersulit.

My Stranger Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang