Kalo lo nggak liat gue waktu itu. Apakah lo bakal terima perasaan gue?
—Marko***
Nampaknya makin hari Marko makin pandai berakting di depan Sea. Ia bisa menyingkirkan kecanggungan antara dirinya dan Sea dengan cepat. Seolah tidak ada pembicaraan yang terjadi semalam antara mereka berdua. Terlebih saat ini ada Ezra yang bersama mereka, Marko tidak ingin melibatkan Ezra pada situasi yang canggung itu.
"Mbak, minggu depan Mamah jadi pulang?"
Sea yang sedang mengunyah sarapannya mengangguk. "Katanya sih gitu, tapi nanti dia liat schedule-nya James dulu."
Ezra mengangguk-angguk. Tapi tiba-tiba ia terkekeh, hal itu menyita perhatian Sea dan Marko.
"Kenapa?" Tanya Sea.
Ezra menggeleng. "Nggak ... lucu aja. Kalo dipikir-pikir keluarga kita tuh unik ya, mbak?"
Dahi Sea mengerut. "Unik gimana?"
"Yaa unik. Mas Marko cuma punya satu ayah dan ibu. Sedangkan kita, ibu ada dua ... ayah juga ada dua ... belum lagi kita punya saudara tiri. Tapi anehnya, kok aku masih ngerasa kesepian aja ya?"
Mendengar ucapan Ezra, Sea dan Marko terdiam.
"Ehh aku cuma asal ngomong aja kok. Serius." Ezra merasa tidak enak karena tiba-tiba suasana diantara mereka berubah, padahal ini masih pagi hari.
"Tapi enak loh Zra, kalo hari raya kamu dapet THR double." Ucapan Marko membuat Ezra tertawa.
"Iya benerr. Tahun lalu aja THR yang aku dapet bisa buat beli iPhone 14. Belum lagi dari keluarganya Mas Marko. Nanti tahun ini ajak aku lagi ya Mbak kalo ngumpul di rumahnya keluarga Mas Marko."
Sea berdecih, ia menggeleng-gelengkan kepala seraya menahan senyumnya. Meski sejak kecil Ezra tidak pernah menceritakan bagaimana perasaannya, tapi sebagai kakak Sea tahu jelas apa yang anak itu rasakan.
***
"Mbak Sea, Mas Marko, makasih yaaa. Nanti aku bakal sering-sering mampir abis ujian sekolah." Ezra melambaikan tangannya dari dalam mobil.
Sea tersenyum lalu mengibas-ngibaskan tangan agar Ezra menutup jendela mobilnya.
"Hati-hati ya Pak Dadang," ucap Marko kepada Pak Dadang sebelum pergi mengantarkan Ezra pulang.
Ketika mobil sudah meninggalkan rumah Marko dan Sea. Keduanya pun lalu kembali masuk ke dalam rumah.
Sea memutuskan untuk membersihkan dapur terlebih dahulu sebelum ia kembali melanjutkan aktivitasnya di hari minggu ini. Rencananya ia akan mengecek kembali pekerjaannya untuk esok hari.
Perhatian Sea beralih ketika ia melihat Marko yang lewat dengan pakaian rapih. Sepertinya lelaki itu akan pergi. Namun ia tidak berbicara apapun padanya. Apakah ini karena pembicaraannya semalam?
Sea yang semula sedang mengelap kitchen island pun seketika terdiam, ia kembali mengingat percakapannya dengan Marko semalam.
"Emm ... waktu itu ... pas dinner anniversary kita, kenapa lo nolak gue?"
"Gue cuma nggak mau memperumit hubungan kita."
"Memperumit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stranger Husband ✔
Romance(Warning: Redflag Character) Di mata banyak orang Sea dan Marko itu pasangan yang sempurna. Kaya? Iya. Mapan? Pastinya. Visualnya? Wah jangan ditanya, yang pasti cantik dan tampan. Sudah dibilang bahwa mereka adalah pasangan sempurna bukan? Bahkan d...