Chapter 5

5.1K 250 12
                                    

Serba salah terus emang gue di mata lo.
– Marko

***

Kalau orang bilang dunia itu sempit, sepertinya emang benar. Buktinya, belum juga satu jam Sea berpisah dengan pria yang menolong Mamah mertuanya, kini ia bertemu lagi dan ternyata dia merupakan klien yang akan bekerja sama dengannya.

"Oke, saya suka dengan konsepnya." Satu kalimat itu membuat semua orang yang berada di ruang rapat bernapas lega. Ini adalah project yang besar, jika berhasil mendapatkannya maka perusahaan Sea akan mendapatkan profit yang besar pula.

Sea tersenyum lebar, ia masih berdiri di depan usai presentasi.

"Nanti tolong kirim proposalnya ke email saya."

"Baik, Pak. Akan saya kirimkan segera," ucap Sea.

Satu per satu orang pun mulai meninggalkan ruang meeting setelah rapat usai. Hingga hanya tersisa Sea seorang diri yang masih merapikan barang-barangnya. Sementara itu, dari pintu kaca Raymond dan Pak Guntur terlihat masih mengobrol santai. Namun tak lama kemudian pintu ruang meeting kembali terbuka, terlihat sosok Raymond yang melangkah masuk. Hal itu pun menyita perhatian Sea, ia sampai menghentikan aktivitasnya.

"Ada yang bisa dibantu, Pak?"

Raymond menggeleng. "Saya nggak nyangka kita bisa ketemu lagi di sini."

Mendengar hal itu Sea hanya tersenyum.

"Semoga kedepannya kita bisa bekerja sama dengan baik ya, Sea?"

Lantas Sea mengangguk. "Tentu, Pak. Sekali lagi saya ucapkan makasih yaa Pak, karena sudah membantu Mamah mertua saya."

"Ini keempat kalinya kamu bilang terima kasih."

Sea terdiam menahan malu. Tapi memang dia sangat tulus mengatakannya, entah bagaimana kalau Raymond tidak ada.

"Iya sama-sama, semoga Mamah mertua kamu lekas sehat kembali yaa."

"Iya, Pak. Terima kasih ...."

Raymond terkekeh, lagi-lagi Sea mengatakannya. "Kalau begitu saya pergi dulu, sampai ketemu lagi," ucap Raymond berlalu meninggalkan ruang meeting. Sea membuang napas lega, ia benar-benar harus menjaga sikapnya agar Raymond bisa nyaman bekerja sama dengan dirinya, karena bagaimanapun sebelum project ini selesai, ia akan banyak bertemu dengan Raymond.

***

Marko sampai di rumah saat pukul 10 malam. Sebenarnya ia sudah selesai bekerja sejak jam 5 sore, tapi namanya juga lelaki ada saja acaranya. Apalagi Marko, hidupnya tidak ada yang mengatur, status saja menikah tapi rasanya tetap seperti bujangan. Ia bebas kemanapun dan melakukan apapun selagi itu tidak diketahui oleh keluarganya. Ini saja Marko pulang hanya untuk berganti baju, mengambil helm dan motor lalu pergi lagi untuk acara riding bersama teman-teman club motornya.

Sejak baru sampai, Marko belum melihat Sea karena ia langsung masuk kamar, mandi dan bersiap-siap, tapi saat hendak pergi dan melewati dapur ia mendengar suara berisik, Marko menengok ternyata ada Sea disana sedang sibuk membuat sesuatu.

"Lagi ngapain?" Tanya Marko yang hanya mengintip dari ambang pintu.

Sea pun melirik Marko singkat. "Bikin Jus buat Mamah Mega, biar HB-nya cepet naik."

Marko mengangguk-anggukan kepala.

"Mau kemana?" tanya Sea seraya memotong-motong buah dan sayur, ia hanya ingin tahu saja.

"Riding."

Sea hanya ber-Oh ria dan kembali fokus pada kegiatannya. Marko juga melanjutkan langkahnya menuju garasi, terdapat tiga koleksi motor miliknya, mulai dari moge, motor sport, sampai motor Vespa yang ia beli karena termasuk dalam edisi terbatas. Tidak hanya motor, terdapat juga koleksi mobil yang Marko miliki. Mulai dari mobil sport sampai mobil classic yang harganya bisa untuk naik haji satu keluarga.

My Stranger Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang