Chapter 21

3.2K 152 15
                                    

kalo soal itu, lo sama gue 'kan expert-nya. Just do what we did as usual.
— Sea

***

Sore itu, seperti biasa sebelum meninggalkan kantor Sea merapihkan meja dan memastikan komputernya sudah mati. Baru ia kemudian pulang. Tapi, perjalanan pulang Sea harus terhambat karena tiba-tiba mendapatkan telfon dari Hani. Keduanya memang sudah bertukar nomor, tapi ini pertama kalinya Hani menghubungi Sea. Akhirnya Sea yang baru duduk di kursi kemudi pun mengangkat panggilan lebih dulu.

"Halo?"

"Sea gue takut."

"Hah?! Lo kenapa?"

"Gue— tolong bawa gue pergi Se."

Mendengar suara Hani yang ketakutan, Sea mendadak panik. "Lo sekarang ada dimana?"

"Gue di Apartemen, mereka makin banyak yang dateng, gue takut banget." Hani seperti sedang menahan tangis.

"Oke. Lo share alamatnya di mana, gue langsung kesana." Setelah itu Sea mematikan panggilan, begitu Hani mengirimkan alamatnya, Sea pun segera melesat pergi.

***

Sea sampai di alamat yang Hani berikan, ketika ia melewati lobi dengan mobilnya, terlihat banyak orang yang membawa kamera datang ke sana. Sea tidak tahu apa yang terjadi, namun ia akhirnya memilih untuk parkir di basement. Begitu turun dari mobil, Sea segera menuju lantai yang Hani beri tahu.

Di depan pintu Sea menunggu hingga empunya membuka, saat ia melihat Hani muncul, ekspresi wanita itu tiba-tiba menjadi lega. Sea segera diajak masuk.

"Sea, thank you so much udah dateng, gue nggak tau harus minta tolong sama siapa lagi."

"Emang ada apa Han? Itu mereka di lobi siapa?"

Hani menghela napas lelah, ia menyentuh kepalanya yang terasa pusing. "Mereka wartawan. It's been 2 days since they were looking for me. Gue nggak bisa kemana-mana. Bahkan buat ke mini market aja gue harus sembunyi-sembunyi. Mereka nguber gue buat interview."

"Ya ampun ... kok bisa segitunya?"

Hani terdiam sesaat hingga ia mendesah frustasi. "Ini semua gara-gara gosip itu."

"Gosip apa?" Sea benar-benar tak mengerti.

"Gue digosipin jadi selingkuhannya Aryo Saputra gara-gara foto gue sama dia di club kesebar. But i swear to God, Sea. I have no relation with him! I knew him as a friend. That's it." Hani berusaha meyakinkan Sea dengan penjelasannya. Dari sorot matanya juga Sea melihat tak ada kebohongan di sana. Ia justru terlihat lelah dan frustasi dengan situasi ini. "Gue mungkin nggak bener karena pernah jalin hubungan FWB. Tapi gue nggak sebrengsek itu sampe jadi selingkuhan suami orang. Kalo dulu gue tau Marko udah punya istri, gue pasti nggak akan mau berhubungan sama dia."

Sea terdiam, tidak bisa berkata apa-apa.

Hani kemudian meraih kedua tangan Sea untuk digenggamnya. "Sea please ... bawa gue keluar dari sini. Gue takut banget, udah beberapa kali orang asing dateng ngetok pintu cuma buat interview gue. Gue nggak tenang banget di sini Sea ...." suara Hani terdengar bergetar, matanya kini berkaca-kaca.

Akhirnya Sea mengangguk, ia menelan salivanya lalu membalas genggaman tangan Hani. "Oke, lo ikut ke rumah gue sekarang."

Hani pun mematung. "Rumah lo?"

My Stranger Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang