(Warning: Redflag Character)
Di mata banyak orang Sea dan Marko itu pasangan yang sempurna. Kaya? Iya. Mapan? Pastinya. Visualnya? Wah jangan ditanya, yang pasti cantik dan tampan. Sudah dibilang bahwa mereka adalah pasangan sempurna bukan? Bahkan d...
Love: a deeper, tender, strong feeling of affection towards a person; an intense emotional attachment
***
(Flashback Malam ulang tahun Gina)
Selagi menunggu Sea yang sedang pergi ke Toilet, Marko pun memutuskan untuk bergabung dengan Rico dan Ivan. Baru saja ia duduk, perhatian Marko teralih ketika merasakan ponselnya yang tidak berhenti bergetar. Ia mengambilnya dari saku celana untuk mengecek. Ternyata itu adalah Hani. Wanita tersebut bahkan mengiriminya banyak pesan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Usai membaca pesan tersebut, Marko reflek beranjak dari duduknya. Ia mengedarkan pandangannya namun tidak menemukan sosok Hani. Akhirnya Marko memutuskan untuk keluar, jika memang wanita tersebut ada di sini mungkin sekarang dia sudah berada di luar.
Ternyata benar. Hani sudah menunggunya di parkiran, wanita itu pun langsung menatap Marko ketika melihat Marko yang melangkah menghampirinya.
"What?" Tanya Marko setelah berada di hadapan Hani.
"Lo jahat banget sih! Kenapa nggak angkat telfon gue? Chat gue juga nggak pernah dibales."
Marko memejamkan matanya sejenak lalu kembali menatap Hani. "We're done. Apalagi yang perlu dibahas?"
Hani mendesah lelah. "Tapi kenapa segampang itu, Mark? Gue udah terlanjur nyaman sama lo."
"Han. Since day one gue udah warning, jangan pernah libatin perasaan, and you agree, right?"
"I know. Tapi gue nggak bisa. Gue nggak bisa ngelepasin lo, Mark."
"Sorry Hani ... gue udah nggak bisa lanjutin semua ini lagi."
"Why?!" Suara Hani meninggi.
"Karena gue udah punya istri!"
"What?!" Hani terperangah tak menyangka, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "I can't believe this."
"I am a married man. Sejak tiga tahun yang lalu."
Hani mengalihkan pandangannya, ia benar-benar tak menyangka dengan fakta yang baru di dengarnya. "The hell," lirih Hani. "Terus istri lo tau soal hubungan ini?"
Marko mengangguk. "It's complicated to explain. Pokoknya pernikahan gue emang awalnya cuma kesepakatan belaka, tapi belakangan ini gue baru sadar, kalo ternyata gue sayang sama dia dan nggak bisa lepasin dia."
"Asshole."
"I know! I know! So please, berhenti ganggu gue, oke?"
Hani terdiam menatap Marko dengan getir, ia pun tiba-tiba menarik pipi Marko lalu menjatuhkan ciuman pada bibir Marko. Hal itu membuat Marko terkejut, ia pun sontak mendorong tubuh Hani menjauh darinya.
