It's time to let it go, go out and start again. But it's not that easy.
– Kodaline, High Hopes
***
Sepanjang meeting dengan Raymond Segara, Sea tidak henti-hentinya dibuat kagum dengan lelaki tersebut. Pemikirannya, ide-idenya, serta cara pandangnya terhadap sesuatu. Sudah pasti Raymond adalah pria cerdas dengan wawasan yang luas. Pertemuan yang awalnya hanya membahas pekerjaan malah sampai mengobrolkan banyak hal, apalagi berkat Raymond, pemikiran Sea lebih terbuka dan wawasannya bertambah terhadap dunia bisnis. Sampai-sampai tak terasa kalau mereka mengobrol hampir tiga jam.
"Nanti coba kamu baca-baca dulu portofolio itu, kalau sudah kamu bisa kabari saya untuk selanjutnya kita diskusikan."
"Oke, Pak." Sea tersenyum tipis. Ia memeriksa lembar demi lembar untuk mengetahui sekilas isi dari portofolio perusahaan kompetitor PT. Segara Biru. Perhatian Sea teralih saat melihat layar ponselnya menyala dan terlihat satu pesan dari Marko.
"Sebentar. Saya izin balas chat dulu Pak."
"Yeah, sure." Ucapnya seraya mengambil kopi lalu menyeruputnya.
Pesan dari Marko itu cukup membuat Sea terpaku. Sangat tumben sekali lelaki itu menawarkan jemputan untuknya, bahkan hampir tidak pernah terkecuali pada situasi yang benar-benar genting. Biasanya kalau Sea sedang malas membawa mobil, ia meminta Pak Dadang untuk menjemputnya. Tapi sekarang, tidak ada angin dan hujan, Marko ingin menjemputnya? Hah, sikap lelaki itu akhir-akhir ini memang aneh dan tidak seperti biasanya. Sea malah curiga khawatir ada maksud terselubung di belakangnya.
***
Marko mengendarai mobilnya seraya mengedarkan pandangannya, mencari-cari nama restoran yang Sea sebutkan. Begitu menemukannya, ia pun perlahan berbelok dan memasuki kawasan restoran bintang lima tersebut. Setelah memarkirkan mobil, Marko terdiam, apakah ia harus menghubungi Sea atau langsung masuk ke dalam dan menemuinya? Tapi bagaimana jika ada banyak rekan kerja Sea di sana, apakah sopan jika Marko menghampirinya? Yaa meski Marko sudah mengenal beberapa rekan kerja Sea, termasuk CEO-nya tapi Marko masih merasa enggan, ia khawatir membuat Sea tidak nyaman dengan kehadirannya yang tiba-tiba.
Tapi persetan lah, dari pada banyak berpikir akhirnya Marko memutuskan untuk keluar dan mencari Sea.
Dari kejauhan, Marko sudah bisa melihat Sea yang sedang berdiri menunggu di lobi. Tapi perempuan itu tidak sendiri, ia bersama pria asing yang tidak pernah Marko lihat sebelumnya, dan mereka terlihat sedang mengobrol sangat akrab sambil sesekali tertawa.
***
"Terima kasih atas waktunya Sea. Maaf menyita waktu kamu sangat lama."
Sontak Sea menggeleng, ia tersenyum. "Nggak Pak ... tenang aja, hari ini saya nggak sibuk kok."
Raymond tersenyum membalasnya. "Jangan lupa nanti pelajari portofolionya. Saya berharap banyak dengan kerjasama kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stranger Husband ✔
Romansa(Warning: Redflag Character) Di mata banyak orang Sea dan Marko itu pasangan yang sempurna. Kaya? Iya. Mapan? Pastinya. Visualnya? Wah jangan ditanya, yang pasti cantik dan tampan. Sudah dibilang bahwa mereka adalah pasangan sempurna bukan? Bahkan d...