[08] Agreement

67.7K 6.6K 153
                                    






"Siapa disana!?" Ash memekik saat menyadari kehadiran seseorang di dalam kamarnya di tengah malam saat ia sedang tertidur.


Sial. Sial. Sial. Aku ketakutan!


Beberapa saat yang lalu ia mendengar sebuah barang jatuh lalu terbangun sebab Ash bukan tipikal seseorang yang tidur seperti orang mati. Satu gerakan atau satu suara saja akan membuat Ash terbangun dengan mudah.

"Jangan berusaha membodohiku! aku tahu kau ada disini. Tunjukkan dirimu atau aku tidak akan segan melukaimu!" ancam Ash seraya meraih pisau buah berukuran cukup besar lalu memperhatikan bagian gelap di sekitar kamarnya.

Jujur saja Ash gemetaran. Hal lain yang tidak ia sukai dari sosok laki-laki adalah sisi gelap mereka yang semena-mena terhadap perempuan dan Ash tahu kalau yang menyusup ke kamarnya bukanlah Rezef.

Pasti orang lain yang mencoba untuk melecehkannya saat tidur namun setidaknya Ash sedikit beruntung karena terbangun lebih awal dan kini menatap keseluruhan tempat disekitarnya dengan waspada.

Kamarnya yang sangat luas membuat Ash kesulitan terlebih pada bagian tiang-tiang besar berlapis gorden tebal yang tidak terkena penerangan dari lilin karena lampu utama kamar ini sudah di matikan dan saklarnya berada lumayan jauh dari tempat tidur Ash. Tempat dimana gadis itu duduk ditengah kasur dan memegang pisaunya erat di kedua tangan.

Lalu tiba-tiba saja bayangan seseorang mendekat. Dalam gerakan cepat Ash melompat dari kasur dan menancapkan pisaunya tepat pada seseorang itu. Dibagian bahunya. Alhasil terdengar teriakan kesakitan dari penyusup itu yang merupakan seorang pria.

"ARGHH BAHUKU!!!" erang pria itu memegangi dahunya yang mengucurkan banyak darah ke lantai.

Ash sontak memundurkan langkahnya. Matanya bergetar menatap pisau penuh darah yang masih ia genggam ditangannya dan perlahan langkah gontainya ke arah belakang terhenti karena kakinya melemas lalu ia jatuh terduduk dengan wajah speechless atas apa yang baru saja ia lakukan dan yang lebih mengejutkannya lagi penyusup itu adalah Sang Kaisar Villarian sendiri. 

"PEREMPUAN SIAL!!!" maki pria itu mengumpat tapi tak cukup tenaga untuk bergerak dan menuntut balasan pada Ash yang berada cukup jauh darinya.

Alhasil keributan itu di dengan oleh orang di sekitar termasuk istri dari sang kaisar yang melihat sendiri kelakuan suaminya yang begitu menjijikan dan memalukan dengan memasuki kamar seorang gadis.

"Kau tidak apa-apa?" tanya wanita itu cemas akan keadaan Ash lalu terlihat Rezef muncul dalam balutan kemeja putih yang dua kancing teratasnya dibiarkan terbuka dan wajahnya nampak mengantuk.

Ketika pandangan mereka bertemu, Ash menundukkan wajahnya. Rezef memicingkan mata mencoba memahami situasi yang terjadi. Kaisar Villarian kesakitan karena mendapat luka parah di bahu, darah tercecer di lantai, dan pisau di dekat tempat Ash berdiri.

"Hmm... menarik." Batinnya.

"Yang Mulia, maafkan saya. Tolong maafkan kelakuan kurang ajar suami saya." Istri dari Kaisar itu menyerahkan Ash ke tangan Rezef sambil memohon maaf dengan kedua tangan terkatup di depan dada. "Nona yang dermawan mohon maafkan yang telah terjadi disini, maafkan kesalahan suami saya  karena telah memasuki kamar anda tanpa izin di tengah malam."

Ash hanya diam. Tidak menjawab.

Wajah syok Ash masih terlihat jelas. Jadi, ketika Rezef memegangi bahunya Ash memberontak dengan seluruh tubuhnya yang gemetaran. Dia merasa tidak bisa mempercayai laki-laki manapun terlebih lagi sikap Rezef yang selalu bertingkah mengerikan terhadapnya.

Crown Prince and His Maiden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang