[29] Cruise ship

38.7K 4.7K 53
                                    










Semua orang telah naik ke kapal pesiar. Kapal mewah nan megah itu mulai berlabuh meninggalkan pelabuhan. Kekaguman dan kemewahan yang dirasakan para tamu nampak jelas sekali memberi kesenangan serta kepuasan pada mereka.

Terdapat banyak meja berisikan kue-kue dan minuman. Mulai dari kue yang ukurannya paling kecil sampai yang paling besar. Terdapat beberapa pelayan yang menyajikan kue ke masing-masing meja penumpang, ada juga yang membawanya dan menawarkannya satu demi satu kepada penumpang.

"Ini indah..." Theo berkomentar, ia dan Larissa berada di bagian belakang kapal menghabiskan waktu mengobrol berdua.

"Terimakasih." Sahut Larissa menerima pujian tersebut. "Apa anda menikmati pemandangan lautnya di malam hari?"

Theo mengalihkan pandangannya. Yang tadinya mengarah ke depan, melihat jejak kapal berjalan diatas air laut kini jadi menghadap pada Larissa. "Saya sangat menikmatinya. Ini luar biasa, saya tidak bisa berhenti mengagumi seseorang yang mengajukan ide penyambutan diatas kapal pesiar ini."

"Haha..." tawa kecil mengudara dari bibir Larissa. "Itu saya, tentu saja!"

Theo mengangguk lalu pandangannya teralih lagi. Kini mengarah pada para tamu yang sedang asyik mengobrol dan bercengkrama di bagian depan kapal, beberapa juga nampak sedang menikmati hidangan yang disajikan.

Netranya lalu terkunci pada sosok gadis bergaun merah yang sibuk memakan berbagai jenis kue yang dibawakan bolak-balik oleh seorang pelayan. Theo merasa tak asing dengan gadis itu lalu menanyakannya pada Larissa.

"Gadis yang memakai gaun merah yang ada disana itu..." telunjuknya diarahkan tepat pada Ash. "Dia iparmu, kan?"

Larissa mengangguk. "Benar. Dia tunangannya Rezef. Sudah hampir setahun bertunangan." Ujarnya memberitahu seraya tersenyum padahal hatinya mulai panas saat tiba-tiba saja Theo bertanya tentang gadis itu.

"Bisakah saya berbicara dengannya besok pagi?"

"Huh?"

"Puteri Larissa, tolong beritahu padanya bahwa besok pagi saya ingin menemuinya untuk bicara berdua. Saya mohon?" ujar Theo memperjelas dan lagi-lagi Larissa mengangguk walau dalam hati ia sedang mengumpati Ash.

"Saya akan memberitahunya besok pagi." Balas Larissa seadanya. Demi apapun ia ingin menceburkan Ash ke air laut sekarang juga, bahkan saat gadis itu tak melakukan apapun sudah sukses membuatnya merasa kesal dan jengkel.

Sementara itu Ash yang sedang mengambil potonga kue lainnya merasa merinding di bagian belakang lehernya. Ia mengusap bagian itu seolah ada seseorang yang baru saja menatapnya dengan pandangan kematian setajam silet.

"Nona ini black forest yang anda inginkan."

"Benarkah?" Ash segera menggeser piring kecil kosong di sisinya. "Tolong taruh disini, terimakasih~" suasana hatinya sedang lebih dari baik saat ini, "black forest... kalau yang merah-merah itu apa?"

"Mau saya bawakan?" tawar wanita itu.

Ash mengangguk-angguk dengan mulut penuh. Terlihat wanita tadi kembali ke meja utama yang menyajikan berbagai jenis kue diatasnya. Dia memotong satu bagian dari kue yang berwarna merah dengan krim full berwarna putih diatasnya lalu hendak mendatangi meja Ash lagi namun seorang pria menghentikannya.

Mereka terlihat berbicara sejenak. Tepatnya, pria itu yang mengajak pelayan tersebut bicara lalu mengambil alih kue yang akan dibawakan pada Ash ke tangannya lalu pria yang sama pula yang mendatangi meja Ash dan meletakkan sepotong kue milik gadis itu di meja.

Crown Prince and His Maiden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang