[32] It's over now

41.3K 4.4K 110
                                    








"Tidak ada yang memiliki bukti jika Puteri Larissa Cadfael mendorong Nona Ash Selsmire ke laut. Para bangsawan disekitar yang menyatakan diri mereka sebagai saksi juga melihat itu sebagai kecelakaan saat Nona Ash Selsmire berusaha membantu Puteri Larissa yang hendak jatuh tapi malah berakhir terjatuh bersama ke laut." Perdana menteri memukulkan palu sebagai penanda selesainya permasalahan ini.

Rezef mengepalkan tangannya erat. Ini masih di hari yang sama dan kemeja putih yang melekat di tubuhnya juga masih basah. Rezef menggunakan kekuasaannya sebagai Pangeran Mahkota untuk mengadakan sidang mendadak namun lagi-lagi istana seolah melindungi Larissa.

"Apa percobaan pembunuhan yang dia lakukan terhadapku juga tidak bisa di bahas disini?" tanya Rezef masih bisa mengendalikan dirinya setelah menghela nafas sebanyak dua kali.

"Anda memiliki bukti?" sahut perdana Menteri membalas dengan pertanyaan yang sudah pasti jawabannya tidak punya.

"Sebaiknya anda menjaga ucapan anda, Yang Mulia. Saya mengerti posisi anda lebih tinggi daripada Puteri Larissa namun beliau adalah keluarga Cadfael tertua yang tersisa. Saya berharap anda lebih menghormati calon Kaisar kita."

Rezef mengangguk-angguk. Sedari dulu ia tidak mengerti kenapa aturan pemerintah diwajibkan kosong selama setahun dan diambil alih oleh perdana menteri untuk sementara waktu sampai Kaisar yang telah di persiapkan akan dinobatkan di tahun berikutnya. Ia membenci aturan itu.

"Jadi, kau menuduh aku yang berbohong disini?" senyum miring terukir di sudut bibir Rezef.

Perdana menteri untuk sesaat merasa terintimidasi namun dia bisa mengatasinya dengan senyuman. "Lebih tepatnya saya meminta anda untuk berhati-hati karena Puteri Larissa bisa saja menggunakan kekuasaannya sebagai anggota keluarga tertua untuk menyingkirkan anda."

Senyuman miring itu perlahan berubah menjadi seringaian. "Begitu ya? bukankah rasanya aturan di Kerajaan ini terlalu kuno dan tua?" Rezef bertanya sembari berjalan mendekat.

Di ruangan sidang ini hanya terdapat ia, Perdana menteri, wakil keamanan istana, wakil masyarakat, dan dua orang dewan kerajaan karena sidang ini diminta secara mendadak olehnya.

Perdana menteri mengangguk-angguk lalu menjawab. "Yang Mulia aturan telah dibuat oleh Kaisar---"ucapannya terhenti, nafasnya tertahan ketika sebuah pedang diarahkan ke lehernya.

"Kalau begitu tinggal dibuat ulang saja, kan?" Rezef masih menampilkan seringaian mengerikan yang sama di wajahnya. "Kenapa harus repot?" tanyanya lagi.

"Selama ini aku tetap menahan diriku saat dia berulang kali mencoba melakukannya terhadapku namun kali ini aku tidak bisa diam jika dia mencoba menyentuh tunanganku."

"Y-Yang Mulia mohon untuk menjaga ketertiban setelah sidang--"

CRATTSH!!

Kepala dewan keamanan yang mencoba menghentikan Rezef dari arah samping mendapat tebasan kuat di lehernya hingga kepalanya putus. Darah muncrat deras dari bekas leher pria itu yang terpotong dan seketika tubuhnya ambruk di sisi kepalanya yang masih menggelinding ke bawah tangga.

"Keamanan! prajurit!" Perdana menteri berseru namun tak ada satupun yang datang, dia semakin panik bersama orang-orang penting lainnya yang tersisa.

Mereka saling mendekat, memegang pedang masing-masing mencoba untuk membuat lingkaran pertahanan akan tetapi rasa takut yang mendominasi tak dapat dipungkiri lebih jauh lagi. Dimulai dari dua dewan keamanan yang memilih untuk berlutut dan menyerah, sisanya ikut melakukan hal serupa hingga tersisa sang Perdana Menteri saja yang masih bersikukuh.

Crown Prince and His Maiden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang