[31] Incident tonight

41.6K 4.5K 173
                                    














Ash bisa merasakan dengan jelas betapa kerasnya air laut ketika tubuhnya menghantam jatuh ke dalamnya. Seluruh lubang di badannya terutama mulut, hidung, telinga seketika dipenuhi oleh air laut hingga rasanya perih dan sesak memenuhi tenggorokan serta jantungnya berdenyut sakit sekali persis seperti yang ia rasakan berkali-kali sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi jantung di kehidupan sebelumnya.

Matanya yang sayu samar-samar masih bisa melihat penerangan dari kapal. Tak lama setelah ia tercebur bersama Larissa seseorang nampak menceburkan dirinya juga dan berenang ke arahnya. Ash tidak dapat melihat dengan jelas, pandangannya mengabur karena air.

Yang Ash ingat ia mengulurkan tangannya pada seseorang itu namun ketika seseorang itu mendekat padanya dia justru mendorong dan menekan kepala Ash dengan kuat hingga tubuhnya semakin tenggelam ke ke bawah air lalu seseorang itu berenang ke arah Larissa dan membawanya ke permukaan.

Theo muncul ke permukaan bersama Larissa dalam gendongannya. Perahu karet di lemparkan ke arah mereka masih terhubung dengan tali kapal sehingga saat keduanya sudah berada di atas dengan cepat tali tersebut ditarik oleh mesin lalu keduanya dengan mudah sudah berada diatas kapal lagi.

Dengan sigap Theo melakukan pertolongan pertama yakni memompa jantung Larissa menggunakanmu kedua tangannya yang diletakkan di dada wanita itu lalu ia tekankan berkali-kali secara konsisten hingga akhirnya terdengar suara batuk dan air keluar dari mulut Larissa.

"Uhuk!" kesadaran Larissa perlahan kembali walau masih agak buram, ia memandang ke sekeliling dan menemukan Theo sebagai penyelamatnya lalu saat tidak mendapati Ash disekitarnya ia tersenyum tipis.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Theo cemas, ia memegang bahu Larissa membantu wanita itu duduk. "Bagian mana yang sakit? segera setelah kapal ini kembali ke pelabuhan aku akan membawamu pada ahli pengobatan. Jangan khawatir, ya?"

Larissa mengangguk lemah dalam hatinya seperti ada festival meriah ketika tahu bahwa Ash masih dibawah dan tidak ada siapapun yang berniat menolongnya. Tentu saja karena Larissa adalah tokoh utamanya disini dan ia benci pada orang-orang pencari perhatian seperti Ash karena berkat orang seperti itu, Larissa harus meninggal di kehidupan sebelumnya di usia delapan belas tahun.

"Larissa?" Theo mengguncang tubuhnya pelan lalu menangkup wajahnya dan mengangkatnya agar pandangan mereka bertemu. "Katakan sesuatu, kumohon... kau baik-baik saja, kan?"

Larissa berkedip sekali lalu bibir pucat ya menjawab. "Aku baik-baik saja." Dengan suara yang begitu lemah sebab ia merasakan tubuhnya melemas dan sedikit sesak karena terminum air laut yang cukup banyak.

"Syukurlah senang mendengarnya." Theo menghela nafas lega lalu ia meminta seseorang mengambilkan selimut dan memakaikannya pada Larissa. "Kau akan baik-baik saja sekarang."

Mendengar hal itu Larissa hanya menganggukkan kepalanya. Siapa bilang kalau ia tidak akan mendapatkan ending yang bahagia kali ini? lihatlah ia telah mengantongi kartu As yang akan melindunginya sampai mati. Kali ini Larissa tidak akan salah jalan lagi, Theo sudah benar-benar sangat dalam mencintainya.

"Apa yang terjadi?" Rezef baru naik dari lantai dua, ia mendengar suara keributan tadi namun tidak begitu peduli akan tetapi saat melihat perahu karet di jatuhkan ke laut dan ada Larissa serta Theo diatasnya ia segera naik ke lantai empat.

Tatapan tajam dari mata biru gelap itu mengarah pada Larissa namun dengan cepat Theo menyembunyikan wanita itu di balik tubuhnya. Tak ada satupun yang menjawab pertanyaan Rezef, suasana di lantai empat kapal mendadak hening setelah kehadirannya dan Theo juga nampaknya tidak berniat menjelaskan apapun.

Crown Prince and His Maiden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang