[49] She must return to my side

44K 5.7K 349
                                    

Rezef: 🔪🔪






























"Mau pulang sekarang bersamaku?" Rezef menawarkan itu sekali lagi sebelum naik ke atas kudanya hendak kembali ke Carthion.

Ash menggeleng pelan. "Lily belum pulang bekerja. Aku akan menyusul segera setelah Lily pulang." Ujarnya mendapatkan hadiah anggukkan dari Rezef, artinya pria itu menyetujui.

"Tunggulah disini. Akan kukirim kereta kuda dari Carthion, mengerti?"

Ash mengangguk lagi.

Mata Rezef memicing memperingati gadis kesayangannya itu. "Jangan coba-coba pergi sendiri. Selain naik kereta kuda yang kukirim tidak boleh pergi kemanapun. Paham?"

"Aku paham."

"Bagus." Setelah mengatakan itu Rezef melambaikan tangannya pada Ash lalu melesat bersama kudanya.

Bukannya Rezef sedang memberi kelonggaran pada Ash dengan membiarkan gadis itu lebih lama di rumah tanpa pintu itu namun Rezef masih punya tujuan lain yang sempat terlupakan sesaat yakni menemui Natali. Ia lupa soal itu padahal sudah memberitahu Sam sejak kemarin, seingatnya.

Di sepanjang perjalanan dari Caltaras menuju Carthion tak henti-hentinya Rezef memikirkan Ash. Kulit lehernya terasa dingin begitu diterpa angin, ia teringat lagi pada momen di tepi sungai. Alhasil wajahnya merona ditengah hutan. Itu memalukan, sungguh. Rezef menggelengkan kepalanya dengan kuat berharap agar pipinya berhenti tersipu namun gagal.

Sepuluh jam perjalanan ia tempuh namun sampai kakinya menapak kembali di teras istana Carthion, kemerahan di wajahnya belum sirna juga malahan melebar ke belakang leher dan telinga.

Rezef menunduk begitu melihat barisan pelayan dan prajurit menyambut kedatangannya. Ada Sam juga di ujung barisan sebagai penutup, disebelah Sam terdapat seorang wanita yang Rezef kenali sebagai Natali.

Sambil menutup wajahnya dengan satu tangan dan menunduk, Rezef melewati barisan bawahannya sendiri sambil menghindari kontak mata dengan mereka malahan bisa dibilang Rezef seperti menghormati mereka balik karena semakin menunduk ketika mereka membungkuk.

Sam mengambil satu langkah ke depan memotong laju pergerakan Rezef sehingga pria itu tertahan, tentu setelah membungkuk hormat sebelumnya. "Yang Mulia, saya telah membawakan---"

"Suruh dia menunggu di ruang khusus tamu istana." Titah Rezef mengibaskan tangan kirinya di depan wajah Sam saat pria itu mencoba melihat wajahnya yang ia tutupi dengan tangan kanan.

"Tapi, Yang--" tak dibiarkan melanjutkan kalimatnya, Sam mendengkus kesal. "Lagi-lagi seperti ini!" gerutunya cemberut dengan pipi digembungkan imut.

Natali, wanita berumur tiga puluh lima tahun yang berdiri di sisinya terkekeh pelan. "Kaisar yang sekarang sangat berbeda dari mendiang Kaisar sebelumnya, ya?"

"Iya." Sahut Sam. "Yang ini tidak waras dan seenaknya saja!" lanjutnya dalam hati hendak memaki tetapi dibibirnya tetap tersungging senyuman manis. 

"Dia lebih istimewa." Komentar Natali tersenyum.

Sam mengangguk. "Ya, ya. Dia istimewa bagi orang-orang tertentu saja. Omong-omong... kau, siapa kau sampai Kaisar memanggilmu untuk bicara berdua?"

Hampir lupa. Sam belum berkenalan resmi dengan Natali karena saat mencari toko yang memiliki pemilik bernama Natali, Sam tidak menemukannya. Dia meminta bantuan Lucas dan prajurit lain. Bisa dibilang Lucas-lah yang menemukan Natali dan memintanya datang ke istana untuk dipertemukan dengan Rezef atas perintahnya.

Crown Prince and His Maiden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang