[21] Run

48.1K 4.7K 105
                                    











Ash berlari sejauh yang ia bisa tak peduli sepasang kakinya mulai merasa letih, tak peduli kemana arahnya pergi. Ash hanya ingin melarikan diri dan mencari ketenangan, ia melewati jalan setapak di sebuah desa terpencil yang penduduknya hanya seberapa lalu melewati hutan setempat.

Hanya saja semakin jauh Ash berlari ia merasa seperti tidak sendirian. Langkahnya terkadang berhenti untuk memeriksa siapa yang ada dibelakang walau matanya tak melihat apapun tapi telinganya tidak bisa dibohongi, ia bisa mendengar dengan jelas beberapa langkah dibelakangnya dan Ash mulai merasa ngeri karena itu.

Kalimat Rezef mulai terngiang di kepalanya tentang musuh dan jangan menyebut nama pria itu.

"Sial!" Ash mengumpat seraya mengepalkan tangannya erat lalu tiba-tiba ia mendapat tepukan di bahu.

Terlonjak Ash berbalik dan jatuh terduduk di atas tanah saat mendapati sekelompok orang dengan senjata mereka yakni masing-masing memegang pedang sudah berada di hadapannya.

"Siapa kalian?"

"Kau keluar dari istana itu. Apa kau anggota keluarga kerajaan?"

Ash bangkit seraya memundurkan langkahnya dengan penuh kewaspadaan tinggi. "Siapa kalian? aku tak mau menjawab!"

Seorang pria sepertinya pimpinan kelompok mereka melangkah lebih dekat pada Ash lalu mengacungkan pisaunya ke leher gadis itu sambil mendesaknya dengan sebuah pertanyaan. "Apa hubunganmu dengan keluarga kerajaan?"

"Kalian pasti orang-orang suruhan Rezef, kan?" tuding Ash seraya menggerakkan bahunya dengan cepat menghindari tangan seorang pria lainnya yang berupaya menggapainya.

"Jadi, kau mengenal Rezef ya?" pria yang memegang pisau kini menyeringai seperti baru saja mendapatkan apa yang sudah lama ia tunggu. "Menarik."

"Kalau kita sandera dia untuk memeras Rezef sepertinya bajingan itu akan datang untuk menyelamatkannya?"

"Hah? apa? menjijikan!" Ash mendelikkan matanya dengan cepat, perkataan mereka seolah-olah ingin membuat Rezef terlihat seperti pahlawan di kata Ash. Itu terlalu berlebihan dan ewhh---Ash tidak mau diselamatkan oleh siapapun.

"Kau bilang apa tadi?" satu dari mereka mendekat karena tersinggung. Tangannya menggapai bahu Ash kemudian menariknya sehingga leher Ash tergores belatih yang sedang ditodongkan ke arahnya.

"KALIAN MENJIJIKAN!!!" pekik Ash kencang setelah permukaan lehernya mulai merembeskan darah.

"Brengsek!"

"Hei bodoh! kau membuat umpan kita jadi terluka!"

"Aishh! hanya sedikit, luka kecil."

Ash memegangi lehernya sendiri lalu melihat jejak darah ditangannya setelah menyentuh bagian yang sempat tergores belatih. "Orang-orang ini tak waras." Batin Ash memperingati dirinya sendiri. "Aku harus pergi dari sini."

"Omong-omong nona... bagaimana kalau sedikit bersenang-senang?"

Tatapannya Ash berubah horor seolah akan menelan orang yang ada di hadapannya atau melemparnya dengan batu lalu menghancurkan wajahnya berkali-kali terutama mulutnya. "Apa maksudmu hah? sialan! dasar jelek cabul!"

"Kau baru saja mengataiku huh?"

"Biar kutunjukkan pria yang kau sebut jelek ini akan membuatmu mendesah--kyaakh!"

Bugh!

Bingo!

Tepat sasaran.

Crown Prince and His Maiden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang