[30] Cruise Ship pt.2

39.7K 4.6K 89
                                    





Rezef membawa Ash turun ke lantai pertama dari bagian kapal pesiar yang totalnya memiliki lima lantai. Para tamu memenuhi lantai paling atas yakni lantai kelima dan beberapa lainnya berpencar dilantai keempat, tidak ada yang sampai repot-repot turun ke lantai dasar hanya untuk melihat pemandangan laut dari posisi lebih dekat seperti yang Rezef inginkan namun sialnya dia memaksa Ash untuk ikut-ikutan melihat laut dari dekat.

"Naik ke atas." Pinta Rezef pada Ash sambil memegang sebuah tiang yang berada tepat di ujung kapal, di area belakang.

"Tidak!" tolak Ash masabodo dengan tatapan mengancam itu namun Rezef nampaknya sudah gila karena tiba-tiba mengeluarkan belati dari balik sakunya.

"Naik atau kutikam?" ancamnya dingin, ia juga mencengkram kuat-kuat pergelangan tangan Ash hingga memerah sampai gadis itu menahan nafasnya sejenak ketika bagian tajam belati nyaris menyentuh kulit lehernya.

"Masih tidak mau?" Rezef bertanya lagi dan kali ini ujung belati itu ditusukkan sedikit pada permukaan kulit Ash hingga terbentuk luka yang sangat kecil disana, sebesar tusukan jarum lalu setetes darah dalam kapasitas sangat kecil mengalir ke ujung belati itu.

Ash bisa merasakan sedikit rasa perih pada bagian lehernya. "B-baik! i-iya! aku naik, aku akan naik. Tolong, tolong jauhkan benda itu..." Ash bisa bernafas lega setelah Rezef menjauhkan belatinya namun masih menggenggamnya erat seolah menunggu apa langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Ash.

Jika salah langkah, belati itu siap menikam leher Ash. Rezef tidak pernah bercanda akan ucapannya, Ash tahu itu jadi ia tidak mungkin membodohi pria ini dengan pura-pura pingsan atau sejenisnya karena bisa-bisa Ash langsung dibuang ke laut bukannya di gendong dan di bawa ke dalam dengan perasaan khawatir. Mustahil sekali Rezef melakukan itu terhadapnya.

Bisa dibilang Ash hanya salah satu tempat bagi Rezef untuk melampiaskan kegemarannya terhadap kekerasan, darah, ekspresi takut seseorang. Ash dapat memunculkan ekspresi ketakutan yang Rezef inginkan secara sempurna karena itu Rezef semakin suka bermain-main dengannya.

"Berapa lama?" pertanyaan lainnya Rezef layangkan.

Ash menoleh pada pria itu sesaat sambil melepaskan sepatu haknya lalu ia menempatkan tangannya memegang tiang besi panjang itu erat-erat bersamaan dengan kakinya yang mulai menaiki besi pembatas kapal.

"Hampir sampai." Ash menyahuti Rezef saat kakinya telah berdiri diatas pembatas kapal yang lumayan tinggi dan kedua tangannya memeluk erat-erat tiang besi sebesar pahanya itu.

Rasa takut menggerogoti Ash sampai ke tulang. Jika ini film Titanic ia percaya akan ada adegan romantis yang tercipta apabila ia bersama Jack namun sekarang ia bersama Rezef, villain terkejam dalam sebuah novel.

Apanya yang akan romantis!?

Yang ada Ash di dorong ke arah kematian oleh pria itu yang sekarang nampak menyimpan belatinya kembali ke dalam saku lalu dengan cekatan tangannya memegang tiang yang sama dengan yang Ash pegang, membuat gadis itu terkejut dan nyaris melepaskan pegangannya tapi untunglah ia berhasil memeluk tiang itu lagi.

"Jangan bergerak kalau belum mau jadi daging cincang oleh mesin kapal." Ujar Rezef memperingati dari bawah lalu dia mulai memanjat dan menempatkan dirinya berada di sebelah Ash namun hal itu malah semakin membuat Ash terkena serangan panik karena tiang jadi sedikit bergoyang ditambah arah angin yang berlawanan menerpa wajahnya semakin mengingatkan Ash pada kematian.

Ash melihat ke bawah, ia tersentak dan kakinya nyaris kehilangan pijakan karena melihat betapa derasnya arus yang keluar dari bawah mesin kapal. Ia semakin takut, sebenarnya apa niat dan tujuan Rezef memintanya memanjat seperti ini? apa ia terlihat seperti monyet yang bisa memanjat di berbagai medan rintangan?

Crown Prince and His Maiden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang