[43] Isn't it the beautiful day?

42.3K 7.2K 647
                                    

Rezef : ga vote kutikam Kelen! 🔪


































Gerbang istana di buka sejak pagi. Khusus hari ini mereka menerima tamu dari berbagai penjuru wilayah khususnya mereka yang menerima undangan dan diminta datang secara langsung untuk menjadi bagian dari pertunangan Kaisar dan Puteri dari seorang Duke.

Jelas acara itu mendatangkan banyak para tamu mulai dari kalangan bangsawan sampai kalangan rakyat biasa yang diberi tempat di aula karena jumlah mereka sangat banyak disebabkan oleh antusias tinggi ingin melihat Kaisar mereka bersama gadis yang dicintai terikat dalam hubungan yang lebih serius lagi. Bahkan saat mereka tahu acara akan di mulai di malam hari pun mereka tetap datang sejak pagi-pagi sekali.

Daripada itu Sam berjalan mondar-mandir dengan cemas di hadapan Rezef yang tengah bersiap memakai pakaian kekaisarannya. Pria berkulit se seedikit lebih gelap itu memandang cemas ke arah temannya secara ia yang jauh lebih memahami perasaan Rezef ketimbang pemiliknya sendiri.

"Teman, pikirkan sekali lagi..." ujarnya menyarankan untuk kesekian kalinya. "Apa kebahagiaan itu tidak penting dalam sebuah hubungan?"

"Nina mencintaiku." Jawab Rezef seadanya sebenarnya ia juga tidak terlalu peduli pada fakta yang satu itu karena lagi-lagi perasaan Nina tidak berpengaruh terhadapnya.

Sam mengusap wajahnya kasar, ia gemas sendiri sampai sempat berniat menceburkan Rezef ke dalam sumur dan menutup akses keluar sumur dengan kayu. "Jangankan Nina, seluruh gadis di penjuru negeri ini akan langsung jatuh cinta padamu dalam sekali pandang kau tahu tapi, apakah kau bisa mencintai mereka balik dan menciptakan kebahagiaanmu sendiri?"

Rezef berhenti mengancingkan kemeja putihnya sebagai dasar utama dari pakaian yang dia kenakan hari ini. "Hal itu tidak penting. Kebahagiaan itu nomor kesekian, aliansi jauh lebih penting."

"Kau tahu kenapa banyak Kaisar memiliki selir?"

Rezef menoleh pada Sam. "Aku tidak punya."

Decakkan keluar dari bibir Sam. "Memang tidak tapi jika kau menikahi Nina maka seratus persen aku yakin kau akan mendatangi gadis itu dan mengemis padanya untuk menjadi selirmu lalu kau akan menerima tamparan keras di wajahmu."

"Siapa yang kau bicarakan?"

"Gadis yang kau suka!"

"Aku tak menyukai siapapun." Tegas Rezef dingin kalau seandainya Sam lupa ia tak pernah bermain perasaan baik dalam kehidupan sehari maupun dalam pemerintahan.

"Hentikan itu. Ini kesempatan terakhirmu, detik-detik terakhir sebelum kau terikat dengan Nina. Kecuali jika kau berniat menjadi pria yang berselingkuh dengan gadis lain dan menyengsarakan tunanganmy sendiri."

"Oh..." Rezef ber-oh-ria nampak tidak tertarik bahkan tidak mengerti dengan ucapan Sam, ia lanjut mengenakan coat kekaisarannya yang memiliki border Phoenix emas.

"Teman--"

"Mulutmu bau, berhentilah bicara." Pungkas Rezef pada Sam lalu setelah mengatakan itu sudut bibirnya terangkat sangat sedikit, ia teringat pada Ash yang pertama kali mengatainya seperti itu.

Bahkan disaat terakhir sebelum pertunangannya pun lagi-lagi ia teringat pada Ash. Rezef benci kenyataan itu, ia tak mengerti mengapa perasaannya memiliki ketergantungan dengan gadis itu namun setelah melihat Ash hampir menangis sambil mengusirnya Rezef semakin yakin untuk menjauh dari gadis itu.

"Rezef, temanku--"

"Beritahu pada Duke Keegan aku segera turun, persiapkan para tamu untuk menyambut kedatanganku ke aula." Titah Rezef pada Sam memotong perkataan pria itu.

Crown Prince and His Maiden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang