[07] She

84.2K 6.5K 68
                                    










Rezef berdecak seraya mengusap rambutnya kasar. Dia keluar dari tenda setelah menyadari apa yang dia perbuat tanpa ia sadari seolah tubuhnya terhipnotis dan tanpa sadar melakukan tindakan itu. Yang tidak pernah terpikirkan akan ia lakukan terhadap Ash dengan kata lain gadis itu bukanlah tipe yang ia suka tapi kejadian tadi benar-benar diluar nalar otaknya.

"Apa yang terjadi? kau terlihat banyak pikiran." Sam, teman Rezef menghampiri setelah selesai berpatroli disekitar tenda.

"Kau rindu menghabiskan malam dengan wanita-wanita itu?"

Rezef menghela nafas. "Aku sedang tak ingin membicarakan apapun jadi pergilah. Aku butuh privasi dan waktu sendiri." Ucapnya sedikit memerintah melalui intonasi itu.

"Baiklah." Sam mengangguk lalu berjalan menjauh dari Rezef, ia lalu bergabung dengan prajurit lainnya untuk berjaga disekitar karena malam semakin larut.

Rezef merasa kepalanya berdenyut pusing lalu ia memutuskan untuk berjalan-jalan disekitar namun entah mengapa pikirannya tidak bisa beralih dari Ash. Sialnya bukan tentang untuk menyiksa gadis itu lagi melainkan untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan seperti tadi terlebih gadis itu seolah tidak menolak akan sentuhannya lagi.

Mencoba membuang jauh-jauh pikiran menjijikan itu Rezef pada akhirnya memutuskan untuk memanggang sisa daging rusa hasil buruannya di sekitar sini tadi siang yang juga digunakan untuk ia makan malam dan Ash juga. Dia meminta pelayan yang mengantarkan daging rusa bakar itu kepada gadis itu namun katanya Ash memilih tidak makan karena tidak suka pada tekstur daging yang cenderung keras dan memicu rasa mual diperutnya.

"Mengapa aku jadi memikirkan jalang itu? tujuanku ke Villarian selain untuk membuat kesepakatan juga membuat harga bagus untuk gadis tak berguna itu." Gumam Rezef berbicara pada dirinya sendiri sambil mulai membolak balik daging diatas bara api menggunakan bagian ujung dari pedangnya.

Singkatnya Rezef berniat menjual Ash itulah mengapa dia membawa gadis itu untuk ikut pada perjalanan ini.

Keesokan hari di pagi-pagi sekali mereka memulai perjalanan. Ash sempat terbangun saat diminta untuk kembali naik ke dalam kereta kuda lalu ia tertidur lagi hingga terbangun disekitar pukul delapan pagi lalu mendapati dirinya dan rombongan mulai memasuki perbatasan daerah Villarian yang kaya akan tambang berlian dan permata.

Sebuah gapura besar menyambut kedatangan mereka. Utusan langsung dari kerajaan Villarian juga datang menjemput Rezef dan rombongan lalu mempersilakan mereka untuk masuk lebih jauh hingga melewati daerah pemukiman warga yang kaya akan Kilauan berlian disetiap ornamen dindingnya.

Ash yang sama sekali tidak menaruh curiga bahwa Rezef akan menjual dirinya nampak tersenyum menikmati pemandangan segar dari udara dan pemandangan mata yang memuaskan. Dia tak pernah melihat pemukiman warga seindah dan semewah ini sebelumnya bahkan di kerajaan tempat ia dan Rezef tinggal saja tidak seluarbiasa tempat ini.

Seorang pria berbadan besar nan tinggi dalam balutan pakaian lengkap kekaisaran menyambut ke datangan mereka di depan gerbang istana. Dia adalah Vinn sang kaisar di negeri Villarian ini.

"Pangeran Mahkota~ akhirnya anda datang juga. Saya telah bersemangat menunggu kehadiran anda sejak sebulan yang lalu." Pria itu terkekeh dan memberi sambutan berupa jabat tangan hangat pada Rezef namun fokus matanya justru berkeliling ke arah sekitar mencoba untuk mencari-cari sesuatu sampai akhirnya seorang gadis turun dari kereta kuda dan bola mata pria itu seketika berhenti bergulir karena fokus memandang pada satu titik.

"Aku menepati ucapanku." Ujar Rezef datar tepat ketika Ash akan sampai di sisinya beberapa langkah lagi.

Pria itu menyeringai. "Cantik." Pujinya terkagum.

Crown Prince and His Maiden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang