[47] Can you ... me too?

46.7K 6.1K 518
                                    




"Sekarang kelompok sialan itu tidak akan berani mengganggumu lagi karena ada aku!" gadis itu menepuk dadanya dengan bangga lalu meraih tanganku.

"Terimakasih." Ucapku lemah berharap seandainya aku tidak terlahir dengan jantung berbeda dengan milik orang lain pasti aku bisa bermain aktif seperti murid lain termasuk mengikuti kelas olahraga.

"Ayo ke kantin bersama?" dia mengajakku lalu setelah itu rasa sakit muncul lagi di dadaku, sakit sekali sampai rasanya mau mati.

"Eh? kau kenapa? apa yang terjadi padamu? hei!"

**



























Ash terbangun dengan nafas ngos-ngosan. Yang barusan itu mimpi tentang kehidupannya yang lalu. Ash merasa sedikit bersalah karena pergi begitu saja pun kalau diingat lagi Ash terpaksa namun tetap saja ia telah melakukan kesalahan dengan pergi tanpa pamit. Bisa jadi mimpi barusan adalah peringatan kalau Ash telah terlalu tidak tahu diri selama ini.

"Eri..." lirih Ash mengingat nama gadis itu, teman sekolah pertamanya. "Maaf." Lanjutnya penuh sesal sampai rasanya ingin memutar waktu dan menjelaskan segalanya namun sayang sudah terlambat.

Sekarang ia juga sudah memiliki kehidupan dan identitas baru. Ash Selsmire, namanya.

Rezef sedari tadi mengamati, ia khawatir ketika Ash bangun dengan ekspresi wajah bersedih. Ia lantas merangkak mendekati sofa lalu menatap gadis itu dari dekat, Ash melebarkan matanya terkejut akan kehadiran sosok Rezef di sisinya.

"Kau---"

"Ssstt. Jangan sedih." Ucapnya seraya mengusap pipi Ash dan menekan-nekankan telunjuknya disana agar Ash melupakan apapun yang diimpikannya barusan; baik itu mimpi bagus maupun buruk.

"Mau makan sesuatu?" tawarnya.

Ash berusaha mengalihkan pikirannya dari mimpi tadi, ia mengulas senyum lemah di bibir. "Makan apa?" tanyanya menunggu menu apa yang akan ditawarkan oleh Rezef.

Pria itu tak langsung menjawab. Dia sejenak terdiam, memikirkan kira-kira apa yang bagus di makan oleh seorang gadis sebagai sarapan selain roti yang itu-itu saja dan membosankan.

"Ikan? daging?"

"Dimana kita mendapatkan semua itu?" tanya Ash polos, matanya terpejam begitu Rezef menangkup sebelah pipinya dan mengelusnya lembut. "Baiklah aku akan mandi." Putus Ash lalu berdiri, susah sekali memang kalau mengajak Rezef komunikasi karena pria itu kadang-kadang jiwanya seperti sedang berada di alam lain.

Rezef mengangguk mengizinkan Ash pergi mandi tapi sebelum itu ia memeluknya selama dua menit dan mengelus-elus bahu serta pinggangnya bahkan mengantarkanya sampai ke depan pintu kamar mandi lalu menunggu di depan sampai Ash selesai dua puluh menit kemudian.

"Anu..." Ash belum berani menggeser pintu kamar mandi terbuka, ia hanya memakai handuk tapi Rezef malah berdiri tepat di depan pintu. Ia bisa tahu karena melihat siluet pria itu. "Bisakah kau pindah ke suatu tempat seperti kemanapun asalkan tidak disini untuk sebentar saja? ma-maaf, aku mau pakai baju dahulu."

"Pakai disini." Ujar Rezef enteng tanpa beban sedikitpun, ia lalu menambahkan sambil memutar tubuhnya menghadap ke arah dinding. "Aku tidak melihat."

Hela nafas berat keluar dari sela bibir Ash, ia mau tidak percaya tapi nanti kepalanya terpisah dari leher. "Benar ya?" tanyanya memastikan namun tidak disahuti lagi sehingga mau tak mau perlahan Ash menggeser pintu lalu menyembulkan kepalanya untuk membuktikan sendiri kalau Rezef benar-benar tidak akan mengintip.

Crown Prince and His Maiden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang