25

758 76 0
                                    

Pukul 20.00 Salma sampai ke Dwijan Cell.

Turun dari Beca, ia berjalan dari parkiran toko keteras. Matanya memeriksa kedalam toko sebelah kiri, barisan etalase oppo. Rony terlihat duduk disana sembari asik bermain handphone.

Karena merasa canggung, Salma berbelok ke etalase Samsung Vivo.

"Abang Salma ngapain kesini bang?" goda Manda.

"Ngga papa. Lagi pengen aja. Emang ga boleh?" jawab Salma.

"Ya tempat abang kan disana" tunjuk Manda ke etalase Oppo.

"Suka-suka gueh. Tukang beca aja ngga rese. Ngapa lu rese Men" balas Salma.

"ish kaaannnn!!" Manda ngambek karena dipanggil Men.

"Makanya lu diem Men!" ucap Salma tersenyum karena berhasil menggoda Manda.

"Kak Ronnnnnn!! Bang Salma jahatttt" adu Manda.

Rony menengok, tidak merespon, lalu kembali menatap layar handphone-nya.

"Kebalik Men-Tos!!" ucap Salma melempar sobekan kertas kecil yang dia main-mainkan.

"Sudah kuduga" ucap Hanggi setelah melihat reaksi Rony.

Respon yang diberikan oleh Rony sudah tertebak oleh Hanggi.

"Heh, tempe mendoan. Lu ngga diem gue ganti piketlo ngepel semua ya!" ancam Salma, sikepala piket kepada Manda.

"ih janganlah. Salah gunain jabatan ini namanya" ucap Manda.

"Hahaha" tawa Ranty berjalan menuju etalase Oppo sehabis dari dapur.

"Daaah" ucap Salma beranjak dari kursinya mengekor dibelakang Ranty.

Saat Ranty dan Salma datang. Rony beranjak dari kursinya, bersiap meninggalkan tempat itu.

"Kau pun Ron. Sama aja klen memang! Salma datang, kau pergi" tegor Ranty cukup marah.

"I-tu" Rony menunjuk ke parkiran.

Sebuah mobil pribadi parkir didepan toko mereka. Seorang wanita paruh baya keluar dari pintu kiri mobil tersebut.

"Oh oke soryyy" ucap Ranty tersenyum malu.

Rony keteras menyambut kedatangan orangtuanya. Menyalim keduanya dan mengeluarkan travel bag ibunya dari bagasi mobil mereka.

"Taruh dikursi ini aja" ucap Ibu Rony, mengatakan kursi panjang yang berada di teras toko.

"Iya Mak" jawab Rony.

"Tantemu mana?" tanya Ibu Rony.

"Diatas Mak" jawab Rony.

Ibu Rony masuk kedalam toko. Ia tersenyum ramah saat melihat Salma. Salma pun tersenyum balik. Rony yang menyaksikan pemandangan itu juga ikut tersenyum tanpa ia sadari.

"Beda banget ya, sama kak Ati" puji Ranty setengah berbisik ke Salma yang duduk disamping Salma.

Salma tidak merespon, dia bingung mau jawab apa atas pendapat Ranty.

"Apa karena kita belum sering ketemu ya sama mamaknya si Rony. Kadang emang sifat buruk baru keluar setelah sering ketemu" pendapat Ranty.

"Tapi nggak juga sih. Rony dari pertama disini pun udah keliatan. Nggak mau bicara duluan keorang. Harus orang yang lebih dulu bicara ke dia. Sok iye banget jadi orang" lanjut Ranty.

Salma malah melamun. Ia teringat ucapan Rony "Aku kegini cuma sama kamu doang. Itu karena kamu ngajak aku bicara duluan. Yang lain mana ada yang kuajak bicara"

Phone Promoter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang