23

705 78 3
                                    

Allahu akbar, Allahu akbar, Asyhadu Allaa ilaaha illa Allah. Bunyi adzan Dzuhur berkumandang.

Salma melirik ke arah meja kasir. Memastikan keberadaan Rony. Ia lalu beranjak dari kursinya menuju lantai 3 untuk sholat Dzuhur.

Salma berjalan dari samping meja kasir. Melewati Rony yang sedang fokus menatap handphone-nya.

Dengan Rony yang tak menoleh. Salma pun begitu, matanya fokus kedepan. Tadinya ia memastikan Rony dikursi meja kasir, hanya agar mereka tidak berpapasan lagi dilorong tangga.

"Hnggggggg Nggggg Nggggggg" suara isak tangisan terdengar oleh Salma ketika ia melewati lantai 2, saat akan naik kelantai 3. Langkahnya terhenti. Ia mendekat kesumber suara itu.

"Kakak kenapa?" tanya Salma setelah membuka pintu kamar Ati.

"Aku harus gimana Sallllll" rengek Ati dengan keadaan semrawut.

Ati duduk meringkuk dengan pakaian kaos lusuh dan rambut yang acak-acakan.

Salma menempatkan telapak tangannya kekening Ati. "Ya Allah kak. Abang dimana kak?" tanya Salma.

"Dihhiisahamping deek. Dikamar gosok, lagi tidur. Dia ngga tidur semalaman karena mijatin kaka" jawab Ati.

"Ayoklah berobat kak, panas banget ini badan Kaka" ucap Salma khawatir.

"Hinih lahagi peherut kahaka" Ati membuka kaosnya, memperlihatkan setengah perutnya.

Salma meletakkan telapak tangannya juga ke perut Ati "Astaga kak. Panas banget ini kakk" ternyata bukan hanya kening Ati, tapi seluruh badannya panas.

"Gitulah Sal. Kadang panas, kadang engga. Kadang malah dingin banget. Nanti aja pas abangmu bangun, baru kaka diskusiin mau brobat kemana" ucap Ati dengan sisa tangisannya.

Salma mengikat rambut Ati pelan-pelan agar Ati tidak kegerahan. Mengusap-usap kening Ati hingga kerambut, memijat-mijat tangan dan kaki Ati.

Setelah cukup lama, Ati akhirnya berhenti menangis. Kondisinya sedikit membaik.

"Kaka boleh minta tolong ngga Sal" ucap Ati dengan suara yang masih lemah.

"Boleh lah kak, Kenapa kak? Kaka mau apa, biar aku ambilin" Salma siap menuruti keinginan Ati.

"Belikkan Kaka Herbalife di Virtuoso" pinta Ati.

"Iya kak" jawab Salma sigap.

"Minta uangnya Sama Rony yaa" ucap Ati.

"Haduh. Gimaana nih. Gue lagi ngindarin dia, malah disuruh temuin dia" batin Salma berfikir.

"Kalo aku sholat dulu gimana kak?" ucap Salma menghindari suruhan Ati.

"Ooh, iyaa. Nanti Kaka suruh mereka aja. Kamu udah cepek juga mijat kakak. Makasih ya dek. Sholatlah dek, doain Kakak biar cepat sembuh yah dek" ucap Ati masih lemah.

"Iya kak" jawab Salma berlalu kelantai 3.

"Ya Allah. Ampuni hambamu ini ya Allah" ucap Salma ngomong-ngomong sendiri ditangga menuju lantai 3 sambil mengelus dada, lega.

______

Rony's POV

Tak tak tak. Suara sendal Rony yang sedang menaiki tangga lantai 1 menuju kamarnya lantai 2 untuk menunaikan shalat Dzuhur.

"Gila tu orang. Capek banget ngindarin dia. Sejam gue nunggu. Lama banget sholatnya. Pasti doanya minta gue dikutuk itu. Awas aja lo, gue aduin balik lo sama Tuhan. Orang lo duluan yang jahatin gue" batin Rony yang tidak tahu kalau Salma lebih dulu kekamar Ati baru Sholat kelantai 3.

Phone Promoter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang