19

707 81 5
                                    

Keesokan harinya,
26 Agustus 2022, Pukul 07.00 WIB

Rumah Salma.

"Sallllll" panggil Ibu Salma membangunkan Salma dengan cukup keras.

"Salmaaaa" panggilnya lagi.

"Nggggggg" Salma bersuara, namun masih dengan mata terpejam.

"Bangun nak" ucap Ibu Salma.

"Mmmm" ucap Salma masih dengan mata terpejam.

"Ayo bangunnnn" paksa Ibunya lagi.

Salma menguap, matanya terbuka. Ia berguling-guling sebentar, lalu berusaha mengumpulkan nyawanya dengan beberapa gerakan.

"Sini makan, mamak masak ayam kecap pedes kesukaan kamu" ajak Ibu Salma.

Setelah cukup sadar, Salma akhirnya berhasil bangkit dari posisi tergeletak menjadi duduk. Ia lalu membalikkan badannya dan mendekat ke Ibunya dengan menyeret-nyeret bokongnya karena malas berdiri.

Kebetulan, tempat mereka biasa makan bersama, diruang tengah. Dimana, Salma dan kakaknya Feby juga tidur disana setiap malamnya. Jadi setiap pagi, Salma hanya perlu sedikit bergeser untuk bergabung makan bersama Ibunya yang telah mempersiapkan semuanya.

"Tadi pagi Feby bilang, kamu semalam begadang. Dia kebangun jam 3 kamu belum tidur. Katanya kamu ngelamun lama. Iya?" tanya Ibu Salma.

"Iya Mak" jawab Salma.

"Maafin mamak yaa. Mamak lupa kalo kamu semalam ulang tahun" akui Ibu Salma.

"Iya Mak" jawab Salma.

Sebenarnya bukan karena hal itu Salma bersedih. Ia sudah cukup dewasa untuk tidak menantikan ucapan selamat ulang tahun.

Tapi kalau dia mengatakan yang sebenarnya. Ibunya akan bertanya, terus karena apa?

Bukan dia tidak mau bercerita, hanya saja ia takut ibunya bersedih, mendengar dirinya menyukai seseorang namun perasaannya harus ia tutup rapat-rapat karena value si laki-laki terlampau tinggi untuknya. Ia takut nantinya akan merasakan patah hati yang amat mendalam.

"He-pibesssssssde-" nyanyi Deva, adik Salma yang baru keluar dari kamar, selesai memakai seragam sekolah SMA-nya.

"Sal-toooo" sambung Feby, baru duduk sehabis dari mencuci baju. Feby tiba-tiba mengangkat setengah pantatnya, seperti menghindar.

"Hahaha, dia kira kak Salma mau ngelempar sesuatu" ejek Deva, saat melihat reaksi Feby, kakak sulungnya.

"Tumben, ngga ngebales" sindir Feby melirik Salma.

Salma tidak menggubris. Ia fokus menghabiskan makanannya dengan cukup lahap.

"Sesuka itu?, hati-hati makannya Sal. Bagian mamak buat kamu aja, yang tenang makannya" goda Ibu Salma.

"Ngga gitu Mak, kami mau briefing pagi ini" ucap Salma buru-buru menyelesaikan suapan terakhirnya, dan langsung berdiri berlalu kekamar mandi setelah menarik handuk dari pintu kamar.

_____

Salma sampai ke toko.

"Sal. Kita ada briefing pagi ini di Alun-alun kan?" tanya Ranty dengan nada cemas. Ia mengira Salma lupa karena datang cukup terlambat.

"Iya kak" jawab Salma tanpa menoleh karena sedang membayar ongkos beca.

"Giliran lo kan Sal?" tanyanya lagi dengan cukup keras karena Salma belum berbalik badan karena menunggu kembalian.

"Iya kak" jawab Salma lagi. Kali ini dengan langkah menuju ke toko.

"Lo kesana jalan kaki?" tanya Ranty ke Salma yang telah berada di teras.

Phone Promoter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang