27

1K 91 6
                                    

"Good morning every badehhhhh" sapa Salma ke Ranty dan Syifa saat memasuki Dwijan.

"Morning kak Sal" jawab Syifa yang sedang mengepel.

"Nyenyak banget kayaknya tidurnya ya Salll" goda Ranty yang sedang menyekop sampah.

"Eiiii" ucap Salma menghentikan tangannya yang hendak mengecas handphone dan langsung melirik kearah Ranty yang berada diluar.

Salma lalu berjalan kedapur untuk mengambil kain lap, dan mengerjakan piket pagi bagiannya.

Ditengah jalan ia tiba-tiba berhenti.

"Kok bersih semua?" fikir Salma langsung berbalik arah, mendekat ke Ranty.

"Lo ngelap semuanya wak?" tanya Salma ke Ranty.

"Engga, si Rony" beritahu Ranty.

"Kayaknya dia turun jam setengah 8 deh. Soalnya pas kami turun, toko udah dibuka sama dia. Rak-rak casing udah dilurusin juga" ucap Ranty.

"Tum-ben. Jarang-jarang dia mau buka toko duluan" heran Salma.

"Bukan jarang lagi Sal. Belom pernah malah. Ini pertama kalinya dia buka toko, mana sendirian lagi. Moodnya lagi bagus kali" duga Ranty.

"Kebanyakan minum obat itu anak. Sarafnya udah keganggu. Harusnya dibawa kerumah sakit aja, takutnya nanti malah makin parah" ucap Salma.

"Hahahaha" tawa Syifa.

"Heleh. Ngapain kerumah sakit, Orang obatnya eluu" batin Ranty.

_____

"Ca, handphone Abang masih sama kamu?" tanya Refal tiba-tiba muncul.

"Eh iya bang. Kok lama banget Abang jemputnya? Abang darimana aja? kamar abangpun kelihatan gelap dari vertilasinya" heran Salma kepada Refal yang menitipkan handphone nya untuk dicharge seminggu yang lalu dan baru diambil sekarang.

"Sodara Abang meninggal ca" jawab Refal dengan wajah seperti terpukul.

"Ya Allah. Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un" ucap Salma dan Ranty langsung.

"Tapi walaupun kayak gitu. Masa ngambil hp aja bentar ngga sempet bang?" ucap Salma.

Refal tidak menjawab. Ia menatap Salma dalam dan cukup lama.

"Wa-duh. Salah ngomong nih gue" batin Salma.

"Jaga dia baik-baik ya bang. Jaga dia seperti Abang ngejaga aku. Jangan biarin dia nangis. Dia orang yang paling aku sayang setelah mama sama Abang" ucapan seseorang yang terngiang-ngiang dikepala Refal membuat Refal terus melamun dan menatap Salma tak berkedip.

"Bang Reff" panggil Salma untuk ketiga kalinya.

"Woi bang" tegur Salma lagi, dengan menjentikkan jari kanannya kedepan mata Refal. Menempelkan ibu jarinya ke jari tengah, lalu digesekkan Kejari telunjuk hingga mengeluarkan bunyi, agar Refal tersadar dari lamunannya.

Refal tiba-tiba memeluk Salma. Salma terdiam. Ranty yang disampingnya pun terheran-heran. Bahkan Syifa yang berada dietalase seberangpun ikut ternganga.

Rony telah berdiri diambang pintu masuk sejak beberapa menit yang lalu. Tidak ada yang menyadari kehadiran Rony, termasuk Salma.

Tangisan Refal tiba-tiba pecah setelah tubuhnya bersandar ke Salma. Tangisan layaknya seorang laki-laki yang sedang kehilangan seseorang yang sangat ia sayangi.

Salma yang awalnya tak membalas pelukan Refal, kini menepuk-nepuk pelan pundak Refal "Kayaknya ia masih berduka karena kehilangan sodaranya" batin Salma.

Phone Promoter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang