30

3K 110 17
                                    

Rumah Salma, pukul 07.00

"Devvvvv, bangun devvvv" panggil Salma dari depan pintu kamar adiknya.

Deva tidak menyahut.

"Devvvv, bangooonnnnn!!. Ntar Lo telat lagiiiii, panggil Orangtua lagiiiii. Gamau gue nanti bantuin lo lagi yaaa" ancam Salma.

"Apa itu ribut-ribut?" tanya ibu Salma yang baru pulang dari pasar.

"Itu Mak, si Deva ngga mau bangun, udah jam 7. Telat dia nanti sekolah" adu Salma.

"Ya Allahhh Salmaaa. Bakar ajalah itu semua piagammu itu. Mau sekolah kemana dia hari Minggu? Ke Greja? Nyanyipun dia bagusan diam" repet ibu Salma.

"O iya nya? Kok ngga tau aku ini hari Minggu" Salma nge-lag menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Cemana kau mau tau, malam Minggu aja kerjamu tidur aja dirumah. Nampak kali ngga ada yang mau sama kau. Jemmmbut udah kayak hutan rimba. 23 tahun kau hidup didunia ini, ngga pernah sekalipun kau keluar malam minggu. Sampe dighibahin aku sama tetangga-tetangga, dibilanglah aku ga ngijinin kau keluar, padahal kau yang betah bertelur disini" lanjut Ibu Salma mengomeli Salma.

"Mee-mangg si Salma ini" kompor Feby.

"Kaupun Sama! Baru satu, cowo kau bawa kesini!" ucap Ibu Salma memarahi Feby juga.

"Ya Tuhan savage kalilah mamakku ini" jawab Feby.

"Ntah. Agak laen memang mamak ini" sambung Salma.

"Ngomong apa klen???" Ibu Salma siap menghajar dengan plastik ikan asin ditangannya.

"Tiarapppp" teriak Salma munduk-munduk menempatkan kedua telapak tangannya diatas kepala model menyilang dan buru-buru keluar rumah lalu berlari kepersimpangan gang rumahnya. Sedang Feby kakaknya, berlari kebelakang.

"Febbyy cepat kau kesini. Jangan bertapa aja kerjamu dikamar mandi!" teriak Ibu Salma.

"Apa sih makkkk, aku mau nyuciloh makkkk" jawab Feby dari kamar mandi.

"Nyuci apa lagi kau?" Ibunya Salma melirik kekiri kekanan, depan, belakang. "Ngapain lagi kau cuci sarung bantal ituuuuu, baru mamak cuci lagi itu kemaren" ucap Ibu Salma setelah datang memeriksa cucian Feby.

"Mana aku tahu, orang mamak ngga bilang" jawab Feby.

"Apaaaa salahku Tuhan. Dua putriku ngga ada yang waras. Satu, spesies yang 23 tahun ngga pernah nyuci. Satunya lagi dari umur 3 tahun hobinya nyuciii mulu. Yang baru dikeluarin dari lemaripun semenit, udah dicuci lagi. Hadeuhhh" ucap mamak Salma ngomong-ngomong sendiri.

"Febyyyy" panggil Ibu Salma.

"A-palagi makkk" jawab Feby.

"Itu betul adekmu itu tadi?? Nggak salah itu jam 7 dia udah berangkat?" tanya ibu Salma cukup keras.

"Enggaaa makkk. Itu setannnn" jawab Feby asal.

"Berarti kau kakaknya setan! Iyah?Adek kau, kau bilang setan!" repet Ibu Salma lagi.

"Iyaaaa. Mamak, mamaknya setan. Mamak bilang putri mamak setan" sahut Feby dari kamar mandi.

"Menjawab-jawab lagi mulut kau itu?" ucap Ibu Salma masih terus merepet.

"Enggak makkk" ucap Feby tapi masih menjawab.

Deva yang terbangun karena keributan kakak-kakaknya, menarik nafas dalam-dalam.

"Berarti aku adeknya setan" ucap Deva pelan.

"Huuhh" ucap Deva lemas lalu menutup wajahnya kembali dengan selimut.

Phone Promoter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang