"Auhhh, siapa sih itu yang mau minum es malam-malam gini. Berisik banget" keluh Ranty bicara-bicara sendiri saat mendengar suara dentuman es batu Kedinding dapur.
"Ron, Salma mana?" tanya Ranty saat menyadari Salma sudah tidak ada disampingnya.
"Kebelakang" jawab Rony tanpa menatap.
"Jangan-jangan dia lagi yang mecahin es batunya" duga Ranty saat melihat keempat temannya yang lain stay dietalase brandnya masing-masing.
Tringgg. Sebuah pesan masuk ke handphone Rony.
Salma :
Aku tunggu diteras lantai 2."Ngga bisa dibiarin nih. Dia kan lagi sakit perut, mana boleh dia minum es" ucap Ranty langsung berdiri. Ia berniat ingin menghentikan Salma yang akan meminum es.
"Gu-gue aja" ucap Rony menawarkan diri.
"Ha?" heran Ranty.
"Gue aja yang cegah, biar dia ngga minum es" ucap Rony langsung berdiri dan buru-buru pergi.
Ranty mengira Rony akan pergi kedapur, namun ternyata tidak. Rony berjalan menuju teras lantai 2, tempat Salma mengajaknya bertemu.
"E-e-e-e-eh kok dia malah belok?" heran Ranty.
"Katanya tadi dia aja yang nyegah Salma minum es, tapi kok malah belok naik tangga. Hadeuhhhh, gimana sih si Rony ini" ucap Ranty kesal lalu berdiri dan berjalan menuju dapur.
"Lah, Salmanya mana?" heran Ranty setibanya di dapur tidak melihat siapa pun
"Kak Rannnnnn. Ada yang mau ngisi Saldooooooo" teriak Manda dari depan.
Tidak ada yang stay dietalase Oppo. Sementara Saldo adalah tanggung jawab mereka bertiga. Untuk itu Manda memanggil Ranty, yang baru terlihat kedapur.
"Iyaaaaa" sahut Ranty buru-buru kembali ketoko.
***
"Duduk sini" tepuk Salma kekursi teras disamping kanannya.
Rony menurut. Ia menutup pintu masuk lantai 2 dari luar. Lalu duduk tepat disamping Salma.
"Perutmu masih sakit ma?" tanya Rony saat akan duduk tepat disamping Salma.
"Enggaaa" jawab Salma sembari tersenyum ringan.
"Siniin tangan lo?" pinta Salma.
Rony memberikannya sedikit ragu-ragu. Belum tahu apa yang akan dilakukan Salma. Dengan cepat Salma meraih tangan Rony, membuat Rony sedikit terkejut.
"Diem!" ucap Salma. Rony menurut, meski jantungnya tiba-tiba bergedup kencang karena Salma terus memegang tangan Rony untuk diobati.
Salma lalu meraih kain yang didalamnya sudah berisi pecahan-pecahan kecil es batu dari atas meja yang berada disamping kirinya. Ia lalu menempelkan kain tersebut keatas tangan Rony yang memar.
"A-a-a-a sakit" ringis Rony.
"Gue kira lo minum es" ucap Rony.
"Nggaklah" bantah Salma langsung.
"Berarti perut loh masih sakit yaa?" tanya Rony.
"Kan udah gue bilang. Engga Ronnnn" jawab Salma.
"Maafin gue ya ma. Gueee...," ucap Rony masih gantung. Ia berniat ingin mengakui perbuatannya.
"Udah. Ngga usah dibahas" ucap Salma seolah sudah mengetahui semuanya.
"Lo tahu?" tanya Rony heran.
"Gue udah periksa duluan misopnya pas lo kasih ketangan gue. Gue sampe mau protes ke lo, kok cabenya dikit banget. Tapi lo udah naik kelantai 2. Trus gue tinggalin misopnya dietalase, gue kedapur ngambil mangkok. Eh Pas gue balik, misopnya udah ijo aja, alias banyak cabe. Trus temen gue juga udah ngga ada. Kata kak Ranty dia udah pamit. Trus gue tanya ke kak Ranty, kok gorengan diplastik gue tiba-tiba banyak. Kata kak Ranty, tadi dia tukar sama punya temen gue. Mungkin, disitu misopnya ngga sengaja ketuker" cerita Salma pelan.
![](https://img.wattpad.com/cover/337771523-288-k370932.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Phone Promoter
De TodoDisaat kamu berfikir ingin memberikan yang terbaik, kamu malah menjadi yang terburuk.