Dwijan Cell, pukul 20.00
Seeeeeeeett!
"O-po-po-po-po-po-pooop!" ucap Salma menghentikan sepeda motor yang mengantarnya ketempat kerja.
"Makasi broh" ucap Salma.
"Oke broh" jawab lelaki yang mengantarnya itu, lalu memutar balik meninggalkan Salma.
Salma berjalan cepat dari halaman keteras, takut diberakin burung yang berbaris diatas kabel-kabel jalanan didepan tempat kerjanya.
"Adu-adu-aduh" ucap Salma sembari menutup kepalanya dengan kedua telapak tangannya juga dengan kaki yang lompat-lompat ringan memasuki toko.
Salma masuk kedalam toko. Rony yang tadinya memperhatikan dari balik kaca transparan meja kasir, kembali pura-pura sibuk dengan hpnya. Sedang karyawan-karyawan lainnya sedang asik dengan ponselnya masing-masing.
"Ca" sapa Refal yang sedang duduk dikursi pelanggan didepan etalase Oppo.
"Eh bang ref, mau bayar uang kos yaa?"
"Iya. Kak Ati belom pulang" jawab Refal.
Refal berdiri, mendekat ke Salma yang berjalan masuk. Lalu menarik pelan tangan kanan Salma, mengajak keluar "Sini bentar ca" ucap Refal.
"Ada apa bang?" tanya Salma heran.
"Sini-sini, ada yang mau Abang tanya" ajak Refal duduk dikursi panjang teras.
"Kenapa sih bang?"
"Junot siapa lo?"
"Kenapa bang?"
"Kenapa dia nganterin lo tadi?"
"Ngga papa bang, dia kebetulan lewat dari depanku pas aku lagi nunggu Beca. Dia tetanggaku"
"Ooh. Kufikir"
"Kenapa sih bang?"
"Cewenya banyak"
"Aihh" ucap Salma lalu tertawa .
"Jangan mau pacaran sama dia yaa" pesan Refal to the point ke Salma.
"Ngga akan bang, dia semarga samaku kok. Mana boleh"
"O lo Siregar?" ucap Refal tersenyum, dari yang tadinya cukup serius.
"Iya bang"
"Cocoklah kita. Abang Harahap" goda Refal.
"Aihh" ucap Salma tertawa lagi.
"Ayok!, bantuin angkat barang" suruh Rony ke Salma tiba-tiba. Lalu berlalu ketepi jalan lebih dulu
"Kenapa harus gua sih. Itu yang lain pada main hp, ngga disuruh" kesal Salma.
"Dia kelihatan kayak ngga suka gitu sama Abang"
"Nggak bang. Emang gitu anaknya. Ngga bisa ditebak. Batu" ucap Salma lalu beranjak dari tempat duduknya untuk membantu mengangkat barang dari mobil Rio sekeluarga yang sudah terparkir didepan toko.
"Dia suka mungkin samamu ca"
"Ahh, udah salah besar Abang itu. Ngga normal itu orang bang. Ngga tau dia itu jatuh cinta itu kekmana. Itu semua cantik-cantik didiamin sama dia. Sampe ngeluh mereka semua sama sikap cueknya dia"
"Hahaha" tawa Refal.
"Bentar ya bang"
"Iya ca"
Rony membuka bagasi mobil.
"Angkat barang-barang yang didepan aja" suruh Rony saat Salma ingin mengangkat barang yang dibagasi.Salma meletakkan tali tas yang ingin dia angkat tadi sambil menatap tajam ke arah Rony. Ia merasa semua yang dia kerjakan salah terus dimata Rony.
"Biar ngga berat lo ma. Ini yang dibagasi tasnya gede-gede, berat. Angkat plastik oleh-oleh yang didepan aja" ucap Rony lembut, ia lalu mengangkat dua tas besar sekaligus dari bagasi dan berlalu meninggalkan Salma yang terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phone Promoter
RandomDisaat kamu berfikir ingin memberikan yang terbaik, kamu malah menjadi yang terburuk.