31

609 37 3
                                    

Dari sekian lama mereka bekerja ditoko ini. Ini pertama kalinya mereka piket bersama.

Salma yang biasanya sengaja datang lebih awal untuk mengerjakan piketnya sendirian agar tidak berpapasan dengan Rony. Atau Rony yang sengaja masuk toko lebih awal, mengerjakan piket Salma sendirian untuk menebus perasaan bersalahnya terhadap Salma.

Kali ini mereka mengerjakannya bersama-sama. Dengan Ranty menyapu dan Syifa mengepel.

Salma duduk di belakang etalase opponya setelah menyelesaikan piket paginya yang dibantu Rony.

"Mau kemana lu cil?" cegat Ranty ke Rony saat Rony lewat dari depannya.

Ranty saat ini sedang duduk dikursi panjang teras sebelah kanan, didepan etalase oppo mereka. Ia baru selesai mengerjakan piket paginya, menyapu.

Rony tidak menjawab. Ia berjalan kearah warung tidak jauh dari Dwijan.

"Pantesan Abang-abang jual lem setan itu ngga lewat hari ini. Udah diborong ternyata semua sama dia. Dia minum kayaknya semua. Makanya dia ngga bisa ngomong" ucap Ranty bicara-bicara sendiri meluapkan emosinya.

Rony kembali dengan kantong plastik yang berisi permen karet yang cukup banyak.

"Heh, sini bagi!" ucap Ranty ke Rony yang lewat didepannya.

Ranty mengambil separuh lebih isi plastik permen karet Rony.

"Banyak banget lo ambil. Salma belum kebagian itu" marah Rony memelototi Ranty.

"Astagah Ron. Ini juga gue ambil banyak buat berdua sama Salma kali. Takut banget lu Salma ngga kebagian" ucap Ranty.

"Gue aja yang ngasih" Rony merampas beberapa dari tangan Ranty.

"Yaelah apa bedanya. Dasar bucin!!" teriak Ranty.

"Dasar tukang palak!" balas Rony.

Rony masuk kedalam toko. Ia menaruh plastik permen karetnya didepan Salma tanpa berkata apapun.

"Banyak banget" ucap Salma.

"Kalo ngga abis simpen aja" jawab Rony.

"Eh itu apaan, mau dong" pinta Salma.

"Emang ini boleh buat cewek?" tanya Rony.

"Emang kenapa? Ada alkoholnya?" tanya balik Salma.

"Enggak, cuman aku ngga pernah liat cewek minum ini" ucap Rony.

"Ih ngga papa Ron. Aku penasaran gimana rasanya" ucap Salma.

"Yaudah. Nih" beri Rony.

"Wuhh enak juga yaa" seru Salma.

Aisyah tiba-tiba muncul. Salma langsung menyembunyikan minuman tersebut dibelakangnya.

"Mampus lu pada ketahuan anak lu kan" ejek Ranty tertawa-tawa.

"Hushh" ucap Salma. Rony tersenyum buang muka.

"Dia lagi sakit Sal" beritahu Rio dari meja kasir.

"Hmm, iya bang" jawab Salma.

"Ngga usah dimandiin ya Sal" peringat Rio.

"Oo iya bang" jawab Salma.

Salma mengangkat Aisyah ke atas etalase.

Aisyah menunjuk plastik yang berisi permen karet tadi.

"Yahh. Mampus kita Ron" ucap Salma.

Mereka berdua langsung menyembunyikan plastik permen karet tersebut.

"Ini apa nih syahh" alibi Rony mengalihkan perhatian Aisyah, selagi Salma menyembunyikan permen karet tersebut.

Salma dan Rony terus-terusan berusaha menghibur Aisyah, namun gagal. Aisyah tetap menangis sekencang-kencangnya agar apa yang ia inginkan dituruti.

Phone Promoter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang