Setelah selesai sholat Zhuhur. Salma turun dari lantai 3 melewati lantai 2.
Dilantai 2, tiba-tiba ada yang menarik tangan kiri Salma. Salma terkejut.
"Ssssutttt" ucap Rony meluruskan telunjuknya didepan bibirnya, memberi isyarat agar Salma tidak bersuara. Rony melirik kekiri-kanan, apakah ada yang melihat, dengan tangan kanannya yang masih menggenggam tangan kiri Salma. Saat ia rasa aman. Ia langsung menarik Salma kedalam kamarnya.
"Woyyy, ngapain Lo bocil" amuk Salma mendorong Rony agar menjauh. Tentunya dengan suara pelan, agar tidak ada yang mendengar dan salah paham.
"Fotoin gue. Pas- photo" ucap Rony, dengan polosnya sembari menggerakkan telunjuk dan jempolnya disatukan dua kali, mengisyaratkan gerakan mencekrek/ memoto.
"Aihh, gue perkosa juga ni anak" batin Salma geram.
"Gelap Bego" ucap Salma.
Rony maju, mendekat kearah Salma sampai Salma bersandar Kedinding. Dengan jarak yang sangat minim, Rony lalu meraih saklar lampu yang ada disamping kiri kepala Salma. Lampu pun menyala. Dengan cahaya yang sudah terang, mereka baru sama-sama menyadari bahwa saat ini mereka benar-benar tidak berjarak.
"Sama aja!" ucap Salma tiba-tiba mendorong Rony setelah cukup lama mereka saling menatap.
Salma membuka pintu kamar Rony, berganti menarik tangan Rony dari kamar Rony keteras lantai 2.
Saat sudah berada diluar, Salma Lalu menutup pintu teras lantai 2 agar tidak ada yang melihat mereka dari dalam.
"Tegak!!" Perintah Salma seperti melatih kopassus. Dengan posisi Rony yang bersandar didinding teras luar lantai 2, Salma mengangkat dagu Rony dengan telunjuknya yang ia tekuk.
Salma mendekat kedepan Rony. Benar-benar dekat. Merapikan rambut Rony dengan sela-sela jarinya. Salma juga mengancingkan kancing atas baju Rony.
"Ak- "
"Diam!" Salma menepuk pergelangan tangan Rony yang ingin memperbaiki sendiri kancing bajunya.
Rony membuang nafas berkali-kali seperti penderita asma akut.
"Oh Tuhan. Gatahan gue sedeket ini Maaa" batin Rony mendongak keatas karena Salma sedang mengancingkan kancing bajunya, lalu membuang muka kesembarang arah karena gelisah.Rony membuka kembali kancing bajunya. "Gerah Maa" ucapnya.
"Tadi soksoan mancing gue. Gue pancing balik gatahan lo. Dasar Bocil" batin Salma tersenyum sambil menatap mata Rony.
"Tapi kalo lo respon, gue juga takut sih. Hihi. Gue juga gini, karena tau lo masih bocil" batin Salma masih tersenyum kearah Rony.
"Kenapa?" tanya Rony.
"Engga, gapapa" jawab Salma santai.
Salma munduran. Lalu mengangkat kedua tangannya siap memoto dengan kamera handphone-nya.
"Pake hpku aja" tawar Rony menyodorkan handphone-nya.
"Jangan. Burik" pancing Salma supaya Rony mau membeli handphone baru. Hal itu ia lakukan karena ia tau, orangtua Rony sanggup membelinya. Lagipula, handphone Rony memang tidak akan bisa dipakai untuk absen kehadiran saat masuk oppo nanti.
"Udah. Cepet" desak Rony.
Salma kembali fokus menatap kamera hp ditangannya yang sedang terbuka. Memperhatikan Rony dari kamera, yang sudah bersiap untuk difoto.
"Nungguin yaaa" goda Salma menatap langsung Rony face to face.
"Cepet maaa" ucap Rony lembut.
Cekrek cekrek cekrek.
"U-dah?" tanya Rony saat Salma beranjak dari depannya.
"Udah" jawab Salma.
"Ngga terasa" ucap Rony.
"Liat sini" ajak Salma memperlihatkan layar handphone Salma.
"Itu ada rasanya" ucap Salma menunjuk layar handphonenya yang sedang ditatap Rony.
"Ada manis-manisnya" ucap Salma saat Rony menatapnya.
"Helleh. Lagu lama" ucap Rony langsung menjitak jidat Salma dan pergi duluan. Ia lalu melepas senyumannya yang ia tahan saat sudah membelakangi Salma.
"Woyyyy bocil. Tungguuu!, lo turun belakangan. Biar mereka ngga ada yang salah paham" ucap Salma.
Rony yang hendak menuruni tangga membelok kekamarnya dan membiarkan Salma turun duluan kelantai 1.
Rony tidak heran dengan perkataan Salma, karena memang belakangan ini mereka sering digoda-goda oleh teman-temannya lantaran kemana-mana selalu bareng.
**
Salma duduk dibelakang etalase Opponya. Tidak lama kemudian Rony turun dan duduk disamping Omnya.
Salma mengirim salah satu foto Rony yang ia ambil tadi ke WhatsApp Rony.
"Maaaaaaaa!!" teriak Rony tiba-tiba dengan sangat keras. Rio dan semua karyawannya sontak melihat kearah Rony dan Salma. Dari yang mereka tahu Rony yang jarang mengeluarkan suara, tiba-tiba teriak.
Bagaimana tidak, saat Salma tadi mengambil foto tersebut. Salma men-Zoom 10X. Alhasil yang tertangkap hanya kedua lobang hidung Rony.
"Iya dek, kenapa dek?" tanya Salma santai dengan wajah datar seolah tak melakukan dosa apapun kepada Rony.
Rony yang sadar telah diperhatikan semua orang, langsung menundukkan kepalanya. Membalas dengan pesan WhatsApp.
"Awas lu yaa"
"Bleee"
KAMU SEDANG MEMBACA
Phone Promoter
RandomDisaat kamu berfikir ingin memberikan yang terbaik, kamu malah menjadi yang terburuk.