SEBELAS : PERUBAHAN AGAM.
HALO, ABSEN DULU KALIAN DARI KOTA MANA AJA NIH?
MAAFKAN KALO BANYAK TYPO!
SELAMAT MEMBACA!
***
Pengakuan Anjali tempo hari telah menampar hati Agam. Belakangan ini Agam termenung memikirkan sifat buruk dalam dirinya.
Dirinya egois dan arogan.
Setiap kali Agam hendak meminta maaf pada Anjali lidah terasa keluh. Tiap kali Agam akan mengucapkan kata maaf, bibir nya terasa kaku dan sulit digerakkan.
"Agam, apa ada sesuatu mengganggu pikiran kamu?" Ryanti meraih tangan Agam. Dilihat nya calon tunangannya itu masih belum sadar.
"Agam?"
Kali ini Ryanti memberikan sebuah kecupan di bibir Agam. Ryanti tersenyum lebar melihat reaksi terkejut Agam. Perlahan senyuman di bibir Ryanti lenyap begitu mendapat pandangan tidak suka dari Agam. Bola mata Agam menyorot tajam seolah memberi peringatan.
"Kenapa? Marah?"
Melihat reaksi Agam tidak biasanya membuat Ryanti takut. Takut kehilangan Agam. Apalagi sikap Agam akhir-akhir ini berubah. Tidak menutup kemungkinan Agam sudah sadar mencintai mantan istrinya.
"Agam kamu tidak biasanya seperti ini. Apa aku berbuat salah?"
"Tidak." Suara Agam begitu dingin walau tatapannya sudah melembut.
"Agam sebenarnya kamu kenapa? Akhir-akhir ini kamu beda, Gam! Semenjak kamu cerai sifat kamu berubah sama aku. Kamu sudah gak hangat lagi seperti dulu."
Tangan Agam terangkat, mengusap pipi Ryanti, menghilangkan jejak air mata di pipi perempuan yang dicintainya.
"Maaf,"
Tangan Agam bergerak membawa Ryanti ke dalam dekapannya. Membiarkan dada bidangnya menjadi tempat Ryanti melepaskan emosi.
Sementara tangisan Ryanti semakin keras begitu sadar tidak ada getaran lagi di dada Agam.
"Aku sudah mencintai mantan istriku, Ryanti."
Sampai saat inipun tangan Agam tak henti mengelus kenapa Ryanti. Hal itu membuat Ryanti kejer. Tidak terbayangkan kalau Agam benar-benar pergi darinya.
Ryanti tidak ingin kehilangan Agan untuk kedua kalinya. Meskipun dirinyalah yang pertama merusak hubungan. Ryanti sangat menyesal.
"Aku tidak bisa melanjutkan tunangan kita."
Agam mengurai pelukan lalu ditangkupnya wajah Ryanti lembut.
"Aku akan menjaga kamu sampai kamu dapat pengganti aku, Ryanti. Aku yakin di luar sana banyak pria lebih baik dari aku yang akan menyayangi dan mencintai kamu."
"Tapi, Gam--"
"Maafkan aku."
Agam berbalik dan melangkah penuh percaya diri meninggalkan kediaman Ryanti. Kini dia sadar apa yang harus dan tidak harus dilakukan. Agam harus mampu memilih. Agam sadar tidak bisa memiliki keduanya harus ada salah satu dikorbankan.
Di sepanjang jalan bibir Agam tersungging. Sekarang hati dan pikirannya lega. Kali ini Agam akan memperjuangkan keluarga kecilnya. Agam akan memperbaiki hubungan dengan Anjali dan Anya.
Saat mobil Agam hendak melaju ke halaman rumah Anjali dia dikejutkan dengan motor matic terparkir di depan garasi.
Terpaksa Agam turun meninggalkan mobilnya di halaman tidak dimasukkan ke dalam garasi.
"Om Reksa tangkap bolanya!" Mungkin karena pintu dibiarkan terbuka teriakan Anya sampai ke luar.
"Ahahaha. Om Reksa kalah! Anya menang! Yeay!!"
"Om udah janji ngasih hadiah es krim, oke? Yaudah ayok sekarang aja, Anya sudah gak sabar!"
Dari daun pintu Agam menyaksikan keakraban putrinya dengan orang lain. Anya kelihatan sangat bahagia. Bahkan tanpa ragu putri kecilnya mengangkat kedua tangan minta di gendong. Hati Agam teriris. Rasanya sakit melihat putri sendiri terlihat bahagia bersama orang lain.
Agam sungguh menyesal.
"Papa? Sejak kapan papa di sana?"
Agam tersenyum ketika Anya sadar kehadirannya.
"Ayo masuk," titah Anya pada Agam. Sementara dia masih berada di gendongan Reksa.
"Pak," Reksa tersenyum kepada Agam. Sedangkan Agam membalas dengan senyuman kecil.
"Sini biar papa yang gendong Anya," kedua tangan Agam terangkat ke arah Anya.
Namun yang membuat Agam meringis ketika Anya menggeleng lalu merangkul Reksa, "Sekarang Anya mau pergi sama om Reksa beli es krim, ya kan om?"
Perlahan tangan Agam turun. Rasa tidak suka memenuhi hatinya. Namun rasa menyesal paling dominan. Kalau saja dari dulu dia mendekatkan diri dengan Anya. Menerima ajakannya untuk bermain. Mungkin hal ini tidak akan terjadi.
"Ayok Om sekarang kita pergi!"
Nampak Anya mengagunkan kakinya sebagai bentuk perintah kepada Reksa untuk segera bergerak.
"Saya permisi Pak,"
Dengan tidak rela Agam mengangguk. Matanya tidak berpaling dari kedua orang yang perlahan menghilang di balik pintu.
"Kamu menyesal, Pak?"
Agam terkejut dengan suara Anjali. Dirinya berbalik dan mendapati perempuan itu tengah berdiri beberapa langkah di belakangnya.
Sejenak Agam menilai penampilan Anya. Terlihat lebih fresh dengan rambut pendek. Anjali manis dan anggun.
"Anjali, apa gak ada lagi kesempatan untuk aku?"
"Aku--" napas Agam tercekat. Tangannya mengepal mengumpulkan keberanian. Kata yang sudah dipikirkan sebelumnya harus segera diutarakan sebelum terlambat. Mungkin Agam harus menurunkan egonya seperti sebelumnya. Agam mengaku salah telah merendahkan Anjali tempo hari lalu.
"Ma ... maaf. Aku minta maaf, Anjali. Aku sungguh minta maaf."
Sementara Anjali terlihat sangat terkejut. Tidak percaya dengan perubahan sikap Agam.
"Aku menyesal sudah menelantarkan kalian. Hatiku sakit ketika melihat Anya lebih akrab dengan orng asing ketimbang aku, papa kandungnya sendiri."
Kepala Agam yang semula menunduk, kini terangkat. Lantas menatap tepat di mata Anjali dengan yakin, "Aku mau memperbaiki semuanya, Anjali."
Melihat Anjali tidak memberikan respon apapun, Agam memberanikan diri mengikis jarak. Ditatapnya Anjali dengan lembut.
"Maaf,"
Dengan senyuman getir, Agam menunggu kelanjutan dari Anjali. Apapun jawaban dari Anjali tidak akan merubah tujuannya. Agam akan tetap memperjuangkan cinta dan keluarganya.
"Aku tidak bisa. Lagipula aku menyukai kesendirianku saat ini."
***
Chapter ini menurut kalian bagaimana?
Agam sudah mulai sadar katanya. Jujurly, malem ini kepala peninggg bangett jdi ga sanggup klo hrs ngetik banyak-banyak.
Terimakasih sudah baca sampe sini see you next chap!
Bisa dong 50 vote untuk chap selanjutnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengenang Rasa
Romance"Kamu tau Ryanti kan?" Tidak bisa dipungkiri, mendengar nama itu lagi setelah 3 tahun menikah membuat tubuh perempuan yang tengah menata piring di meja makan sempat terhenti. Ryanti. Perempuan pemilik hati suaminya sejak dulu dan mungkin sampai seka...