Duapuluh Tujuh

3.5K 166 41
                                    

#CIPIKA-CIPIKI PENGARANG

SUKAK BANGET SAMA KOMENAN KLEAN WALAUPUN ISINYA HUJATAN DAN MAKIAN BUAT ANJALI _-

OH IYA SATU LAGI, READERS BANYAK KOK, BISA GA KLO VOTE SAMPE 150? BISA DONGGG KLEAN KAN HEBAAATTT YEKAAANN

APA YANG MEMBUAT KLEAN BERTAHAN SAMPE SINI?? PADAHAL AKU TAU MR BUKAN CERITA BAGUS SEPERTI CERITA LAINNYA 🌝

TAPIII TERIMAKASIH BANYAAAKK YG UDA DUKUNG CERITA INI YANG UDA SUPPORT CERITA INIII 😗

YUK MAKIN RAMEIN KOLOM KOMENTARNYA SAMA VOTENYA JG 🗣️🤸

ENJOY READING!

DUAPULUH TUJUH : MEMILIH PERGI DARI KEDUANYA.

***

Mungkin bagi Anjali kasih sayang dan cinta bukan sesuatu yang paling utama. Dia bisa hidup dan merasakan rasa sakit sampai sekarang bukan karena cinta dan kasih sayang seperti yang mereka agungkan, tetapi karena uang.

Sebelum tinggal di panti asuhan Anjali kecil berjuang untuk hidupnya sendiri. Dia berjalan menyusuri jalan mencari barang yang bisa di daur ulang. Ya, Anjali dulu seorang pemulung.

Kehidupannya tidak pernah menyenangkan. Dia pikir kehidupannya akan berubah ketika dia beranjak dewasa. Dia akan hidup bahagia bersama pasangannya sehingga dia tidak perlu capek-capek mulung.

Anjali terkikik. Masih kecil tapi pikirannya sudah memikirkan suami.

Namun, begitu dia sudah dewasa, kisah percintaannya tidak semulus yang dia bayangkan. Semua yang dia harapkan sirna begitu saja. Semua ekspetasi yang dia pupuk sejak kecil terpatahkan oleh kenyataan.

Sekarang yang Anjali butuhkan bukan lagi cinta dan kasih sayang. Melainkan uang untuk bertahan hidup.

Tetapi tidak dengan Anya. Kasih dan cinta Anya harus terpenuhi. Kehidupan Anya harus lebih baik darinya. Semua kasih akan dia curahkan pada gadis kecilnya. Semua cinta akan dia berikan padanya tidak peduli walaupun Anya bukan anak yang lahir dari rahimnya.

Kehidupan Anya harus lebih baik darinya. Walaupun Anya bukan anak kandungnya. Tetapi Anjali berjanji akan mengasihi dan menyayangi Anya seperti putri kandungnya sendiri.

"Mama mencintaimu, Nak."

Anjali mengecup kening Anya lembut. Gadis kecil itu menggeliat kecil dari tidurnya mungkin agak terganggu dengan sentuhan mamanya.

"Mama akan jadi papa juga buat kamu. Kamu tidak perlu sosok papa lagi, Anya. Biar mama yang menjadi sandaran kamu kelak. Bahu mama cukup kuat kok,"

Anjali tersenyum sementara tangannya membelai pipi gembul Anya.

Mungkin Anjali memang tidak pantas dicintai. Dia ditakdirkan untuk tidak merasakan cinta.

Sudah dua bulan berlalu dan kehidupan Anjali semakin dingin. Tidak ada lagi Reksa. Anjali sudah melepaskan pria itu. Dia sudah tidak peduli lagi dengan kehidupan Reksa yang dianggapnya tidak penting.

Di khianati oleh dua pria membuat Anjali menutup hatinya. Dia tidak akan membiarkan seorangpun masuk dan mengusiknya lagi.

"Anjali, apa kamu ada masalah?"

Anjali yang sehabis dari pantry setelah membuat es lemon, berpapasan dengan Agam. Sepertinya Agam juga hendak ke sana.

"Kenapa?"

Agam tersenyum tipis, "Akhir-akhir ini kamu terlihat banyak masalah. Saya bisa menjadi pendengar baik buat kamu."

Anjali menatap Agam datar, "Tidak ada. Saya permisi." Anjali menunduk hormat sebelum undur diri.

Mengenang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang