Tigapuluh : Ketika Takdir Membantu ( spesial part )

4.9K 151 11
                                    

#CIPIKA-CIPIKI PENGARANG

MOHON MAAF TELATT UPDATE-NYA
SUMPAH AKU KESEL BANGET UDAH NULIS BANYAK TAPI GAK KE SAVE! NAH DARI SITU MOOD NULISKU TURUNNN BANGAATT SAMPE-SAMPE BUKA WP TUH PEN NANGIS POKOKNYAA

TAPI...

GAK NYANGKA SYEKALI UDA PART 30
TERIMAKASIH READERS YANG SETIA SAMPE SINI!!!! YANG SABAR NUNGGU INI UPDATE YG BAHKAN RELA BACA ULANG KARENA LUPA ALURNYA. TERIMAKASIH YA❤️

OH IYA KALIAN ADA BAYANGAN GAK SIH BUAT AGAM DI DUNIA NYATA SIAPA?

ATAU KITA CARI AJA CAST BUAT TOKOH MR YAAHH??

*BOLEH JUGA

*GAK USAH KAMI SUDAH PUNYA BAYANGAN SENDIRI

*TERSERAH AUTHOR AJA LA_-

YODAH CUSSS!!!

ENJOY READING!

***

"Kamu?"

Terlalu fokus pada Anya sampai Anjali tidak menyadari kehadiran perempuan yang sudah merusak kebahagiaannya. April dengan wajah tanpa tau malunya hanya tersenyum sembari melambaikan tangannya, seolah tengah mengejek Anjali.

"Hai," sapaan yang terdengar menjengkelkan di telinga Anjali.

"Oh iya, tadi tante April yang ngajak Anya makan es krim, Ma," sahut Anya yang berada di dekapan Anjali.

Mungkin kalau Reksa akan dengan mudah Anjali lepaskan untuk perempuan itu. Tetapi tidak untuk Anya. Anjali tidak akan membiarkan perempuan itu merebut Anya juga. Anjali tidak paham mengapa April mengusik hidupnya. Anjali rasa dia tidak ada urusan dengan perempuan itu.

Bahkan setelah kejadian kemarin, tidak ada basa-basi mengucapkan maaf atau apapun. Tanpa rasa bersalah dia datang mendekati Anya. Entah apa tujuan April. Namun, hal itu membuat Anjali muak dan tidak habis pikir mengapa ada perempuan seperti April di dunia ini.

"Saya tidak mengenal kamu. Tetapi kenapa kamu selalu mengganggu hidup saya?"

"Oke. Dengan mudah saya lepaskan Reksa untuk perempuan tidak tau malu seperti kamu. Tetapi kalau Anya? Jangan harap! Anya putri saya! Saya tidak akan membiarkan kamu mengambilnya juga."

Tanpa di duga April melemparkan seringaian, "Anak kamu?" Perempuan itu menganggukkan kepalanya. Kemudian matanya melirik Agam yang sedari tadi diam saja.

"Yakin?" April tersenyum lebar sebelum berlalu dari sana. Sepertinya dia harus segera pergi sebelum emosinya tersulut. Masalah Anya dia bisa menemuinya besok lagi. Tentu saja gertakan Anjali tidak membuatnya takut sama sekali.

"April!"

April menghentikan langkahnya. Dia berbalik dan menatap Anjali menunggu kelanjutan perempuan itu.

"Berhenti mencampuri kehidupan saya! Dan jangan coba-coba kamu menculik Anya lagi. Saya pastikan ini yang terakhir!"

April terlihat tidak terima dengan peringatan Anjali. Perempuan itu menatap Anjali tajam. "Aku hanya bertemu dengan putriku. Apa itu disebut menculik?"

"Apa sebegitu rendahnya kamu sehingga mengklaim milik orang lain?" Anjali menyunggingkan senyuman miris.

"Apa kamu gak salah ngomong, Anjali?" April menukikkan kedua alisnya. "Agam apa kamu tidak memberitahu mantan istri kamu tentang kebenarannya?"

"Apa jangan-jangan kalian belum tahu kalau Anya anak kandung aku sama  Reksa?"

Begitu April selesai mengatakan kalimat itu, seseorang masuk ke dalam kedai dengan emosi yang meluap-luap. Matanya langsung menyorot tajam pada April yang tengah tertawa kemenangan di depan Agam dan Anjali.

Mengenang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang