Empatbelas

6.7K 335 7
                                    

EMPAT BELAS : KETAHUAN.

Hola selamat membaca.

***

Anjali menatap berkas yang berserakan di atas meja. Sesekali dia menatap tab di samping komputernya. Dirinya tengah membuat laporan surat masuk untuk di setorkan pada Agam.

"Selamat pagi, Anjali."

Anjali mengalihkan matanya dari komputer. Di sana berdiri Ryanti dengan anggun. Wanita itu terlihat lebih fresh dengan rambut sebahunya.

"Boleh saya bertemu dengan Agam?"

Anjali balas tersenyum ramah. Melihat kembali Ryanti setelah seminggu sejak dikabarkan putus dengan Agam. Tubuh wanita itu terlihat lebih kurus walau masih keliatan cantik dan seksi. Anjali pikir mungkin dia terlalu stress setelah diputuskan Agam.

Nampak wanita itu tidak menghilangkan senyuman manis menunggu jawaban dari Anjali.

Hembusan napas keluar melalui bibir Anjali. Walaupun dirinya sempat kecewa dengan kelakuan Ryanti, namun tidak tega juga melihat keadaan wanita itu sekarang. Anjali jadi iba.

Ketika Anjali bersiap meraih gagang telepon untuk menghubungi Agam, suara pintu terbuka terdengar. Sontak keduanya melihat ke arah sumber suara.

"Agam,"

Tatapan datar di lemparkan pada Ryanti. Agam keliatan terganggu dengan kedatangan mantan kekasihnya.

"Maaf Pak, Bu Ryanti mau bertamu--"

"Jadwal saya hari ini sangat padat dan tidak menerima tamu," perkataan Agam terdengar kejam di telinga Ryanti. Sorot mata hangat yang kerap Agam lemparkan untuknya lenyap. Ryanti sangat rindu Agam yang dulu.

"Tapi Gam mari kita menyelesaikan masalah dengan damai, ya?" Ryanti meraih tangan Agam. Mengguncangnya pelan sampai tangan Agam yang lain melepaskan tangan Ryanti kasar.

"Bukannya sudah jelas?"

"Tapi aku gak mau putus dari kamu, Agam!" Suara Ryanti meninggi mengundang karyawan lain berdatangan. Tidak peduli banyak pasang mata memperhatikan, Ryanti bergerak cepat melumat bibir Agam lalu memeluk pria itu erat.

Kejadiannya begitu cepat sehingga Agam tidak sempat mengelak.

"Lepas."

Air muka Agam sungguh tidak enak di pandang saat ini. Mata tajamnya menyorot satu per satu karyawannya sehingga mereka kembali ke kubikelnya masing-masing.

"LEPASKAN SAYA!"

Anjali mengerjapkan matanya. Dirinya yang akan mengikuti karyawan lain mengurungkan niat lalu kembali berdiri di samping meja kerja sembari bingung harus berbuat apa.

Dia hanya melihat pelukan Ryanti terlepas secara paksa oleh Agam.

"Agam, aku cinta sama kamu. Tolong jangan akhiri hubungan kita, Gam! Aku mohon jangan tinggalkan aku,"

Keadaan Ryanti sudah sangat berantakan. Beberapa kali tangannya mengusap air mata yang tersisa di pipinya dengan kasar.

"Agam kenapa kamu berubah!"

Anjali bergerak untuk membawa Ryanti. Takutnya wanita itu lepas kendali dan membuat keributan semakin parah. Apalagi kalau kemarahan Agam sampai tersulut.

"Bu, ayo tenangkan diri ibu dulu." Tangan Anjali hendak merangkul bahu Ryanti.

"Gak perlu!" Ryanti menepis tangan Anjali kasar.

"Saya mau Agam kembali saya gak butuh tenangin diri!"

"Tapi--"

"KAMU GAK USAH IKUT CAMPUR!"

Mengenang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang