Duapuluh Enam

3.4K 152 44
                                    

#CIPIKA-CIPIKI PENGARANG

WOAH TERIMAKASIH 60K READERS NYAAA
TERIMAKASIH JUGA YANG UDA VOTE DAN KOMEN
TERIMAKASIH JUGA YANG SABAR NUNGGUIN MR UPDATE
TERIMAKASIH JUGA YANG SAYANG SAMA AUTHOR WAHAHAHA

APA YANG KALIAN HARAPKAN DARI CERITA INI?

DUAPULUH ENAM : HAMPIR SEMUA TERBONGKAR

***

Anjali mengetuk-ngetuk ujung kakinya ke lantai lift. Setelah kejadian kemarin dia bertekad akan menemui Reksa dan meminta maaf padanya. Sudah semingguan ini hubungan keduanya merenggang. Baik Anjali ataupun Reksa tidak ada yang mau mengalah untuk memulai bertukar pesan seperti biasanya.

Anjali mau hubungannya dengan Reksa seperti dulu lagi. Saling perhatian dan harmonis.

Alasan utama dia memilih Reksa adalah Anya. Putrinya itu sangat akrab dan menyukai Reksa. Itulah sebabnya Anjali hendak berbaikan dengan pria itu. Semenjak ada masalah, Reksa sudah jarang bermain dengan Anya hal itu membuat Anya sedih. Tidak jarang Anya merengek minta di antarkan ke apartemen Reksa.

Namun, Anjali tidak bisa. Masa iya dia menitipkan Anya pada Reksa yang notabenenya masih orang lain apalagi hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja.

Dengan lincah Anjali mengetikkan password sehingga pintu unit Reksa terbuka. Anjali masuk dengan langkah cepat. Anjali niatnya mau langsung ke kamar Reksa, karena biasanya jam 7 pagi di weekend, pria itu masih berada di bawah gulungan selimut.

Tempo langkah Anjali perlahan memelan sebelum benar-benar terhenti sempurna. Bibirnya yang semula tersenyum lebar kini mengatup rapat. Matanya menyorot tidak suka pada Ryanti yang baru saja keluar dari kamar Reksa.

Jantung Anjali berdegup sangat kencang. Pikiran buruk sudah hampir meracuni otaknya. Apa setelah mendapatkan penolakan dari Agam, Ryanti pindah haluan ke Reksa? Tapi Anjali yakin Reksa tidak akan mudah tergoda. Reksa pria baik-baik, Anjali meyakinkan hatinya.

Begitu berbalik, Ryanti terlihat terkejut dengan kehadiran Anjali di sana. Namun, sedetik kemudian dia menyeringai penuh arti sembari berjalan mendekati perempuan itu.

"Hai, Anjali."

"Sedang apa kamu di sini?" tanya Anjali dengan pandangan datar.

Ryanti terkekeh. Ternyata benar dugaannya, Reksa belum mengatakan kebenaran hubungan mereka kepada Anjali.

"Menjenguk adikku lah," Ryanti tertawa keras merasa puas telah membuat Anjali kaget.

"Baik-baik ya calon adik ipar, gih coba bangunkan Reksa yang sedang tidur pulas di kamarnya."  Lanjut Ryanti sambil pergi meninggalkan Anjali yang masih belum mencerna semua kata yang keluar dari mulut Ryanti.

Namun, yang pasti Anjali akan meminta penjelasan pada Reksa tentang Ryanti.

Perlahan tangan Anjali menyentuh tuas pintu, memutarnya 90° sehingga pintu terbuka secara perlahan.

Masih di depan pintu Anjali mematung. Melihat keadaan kamar yang luar biasa berantakan, bukan hanya pakaian Reksa yang berserakan namun ada pakaian bahkan dalaman perempuan juga.

Anjali bukan perempuan bodoh yang tidak tau kesibukan apa yang telah Reksa lakukan dengan perempuan lain tadi malam. Walaupun Anjali belum pernah melakukannya, tapi Anjali paham betul.

Dengan gontai Anjali berjalan mendekati ranjang. Dadanya sesak, sangat. Pria yang dianggapnya berbeda ternyata sama aja. Bahkan mungkin lebih parah dari Agam. Anjali menarik napas dalam-dalam sebelum tangannya yang bergetar menyentuh punggung Reksa, bermaksud membangunkan pria itu.

"Reksa..."

Tubuh Reksa memberikan reaksi. Pria itu menggeliat sehingga dekapannya pada perempuan itu terlepas.

Mengenang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang