Empat

10.4K 489 11
                                    

EMPAT : KELAKUAN ANYA

SETELAH menghubungi Pak Ben bahwa dia bersedia berkerja di AX Group, Anjali diminta mendatangi kantor untuk interview. Anjali sempat gugup mengingat besok adalah pertama kalinya di wawancara.

Anjali tidak punya pengalaman kerja sebelumnya, setelah lulus kuliah dirinya langsung dipinang Agam.

Entah karena apa mama mertuanya melarang keras Anjali untuk bekerja padahal waktu itu dia sudah tanda tangan kontrak di sebuah perusahaan besar. Agam lebih setuju kalau dia membayar pinalti karena melanggar perjanjian ketimbang membiarkan Anjali bekerja.

Benar saja, yang menjadi interviewer Anjali adalah Agam sendiri membuat perempuan itu ketar-ketir. Entah ada apa dengan dirinya sehingga bisa bereaksi berlebihan seperti ini.

Namun, Anjali tetap bersikap profesional dengan memandang Agam sebagai atasan nya. Sebenarnya yang lebih mengganggu adalah tatapan Agam yang tajam dan ... dalam. Kali ini Anjali dibuat takut dengan sorot mata Agam yang mengintimidasi.

"Bagaimana keadaan Anya? Apa dia tercukupi?"

Kening Anjali mengerut. Sungguh pertanyaan tersebut jauh dari dugaan sebelumnya. Anjali kira dia akan dipertanyakan tentang potensi diri atau apapun itu tentang pekerjaan.

Pertanyaan dari Agam sangat menyeleweng.

"Dia baik-baik saja,"

"Saya merekrut kamu karena Anya bukan karena hal lain. Mulai besok kamu sudah bisa bekerja."

"Eh?"

Agam terlihat menaikkan alisnya, "Kenapa?"

"Apa sesi interviewnya sudah?"

Agam mengangguk, "Sekarang kamu bisa pulang."

Sesaat sebelum dia beranjak dari kursi, pintu ruangan Agam terbuka dan menampilkan sosok wanita cantik dan anggun. Wanita itu terlihat berjalan ke arah Agam dengan senyuman manis di bibirnya.

"Sayang, maaf aku masuk ketika sedang ada tamu."

Wanita yang Anjali yakini adalah Ryanti memeluk Agam singkat sebelum menoleh padanya. Ryanti nampak tersenyum ramah dan dibalas hal sama oleh Anjali.

Anjali yang paham sesuatu segera pamit dari sana. Benar-benar wawancara yang jauh dari ekspetasi. Sia-sia dia sudah berlatih cara menjawab pertanyaan dari pewawancara supaya lolos.

"Oiya sayang, kapan kita ketemu dengan anak kamu?"

Deg.

Mendengar hal itu membuat langkah Anjali terhenti. Mungkinkah dia salah dengar atau memang Agam akan mengenalkan Anya pada Ryanti.

Sementara Agam sempat melirik ke arah Anjali sebelum menjawab pertanyaan dari kekasihnya, "nanti malam."

Benar-benar gila, perasaan Anjali begitu terganggu kala mendengar jawaban Agam. Dia tidak rela kalau Anya pergi bersama mereka.

Namun, Anjali tidak boleh egois. Agam tetap ayahnya Anya. Pria itu berhak bertemu dengan anak kandung nya sendiri. Jahat kalau Anjali menjauhkan mereka.

Lagipula Anya masih sangat butuh kasih sayang dari ayahnya.

Benar saja, sorenya Agam datang ke rumah untuk mengambil Anya. Anjali pikir Agam juga akan mengajak Ryanti. Anjali sempat berpikir mungkin Ryanti masih di dalam mobil. Namun setelah ditunggu tidak ada tanda-tanda orang di dalam sana.

"Papaaa, akhirnya papa dateng jugaa!! Anya seneng deh!"

Agam berlari kecil menghampiri Anya. Pria itu nampak bahagia ketika Anya berhasil berada di dekapannya.

Mengenang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang