TIGAPULUH SATU : TIDAK BOLEH PERGI
#CIPIKA-CIPIKI PENGARANG
HAI GAIS SELAMAT MALAM
SEPERTINYA KITA BUTUH VISUAL AGAM SAMA REKSA YA? ADA YANG MAU NYUMBANG AKTOR GANTENG BUAT MEREKA?WALAUPUN AKU YANG MENCIPTAKAN KARAKTER ANJALI DI SINI TETAPI KALAU ADA YANG HUJAT DIA HATI AKU GAK TERIMA TEMANNN KARENA ANJALI SUDAH SEPERTI ANAK AKU SENDIRI wkwk. Tau kan kalo anak sendiri di marahin org lain gimana rasanya? TERIMAKASIH SUDAH MAU RAMEIN KOLOM KOMENTAR TAPI TOLONG YA JANGAN DULU HUJAT ANJALI KARENA DIA LAGI BADMOOD DAN CAPEK. Besok lagi aja hujat nya ya.
SEBELUM KE INTI AKU MAU TAU DONG KESAN DAN PESAN KALIAN TENTANG CERITA INI. BOLEH YA ❤️
KOLOMNYA ADA DISINI ✍️
OKEDEH CHECK IT OUT!!
***
Masih sangat pagi ketika Agam membuka matanya. Pria itu menahan rasa pegal di kakinya yang menekuk sejak malam. Wajah teduh Anjali ketika tertidur menjadi fokus Agam saat ini. Wajah perempuan yang entah sejak kapan menempati pikirannya.
Agam paham, dia bodoh untuk menyadari rasa cinta untuk perempuan yang ada di dekapannya. Sewaktu kehadiran Ryanti hatinya menjadi gamang. Dia tidak mampu berpikir jernih untuk memutuskan masa depannya dengan bijak.
Berkali-kali dia menyakiti Anjali dengan sikapnya. Bahkan Agam tidak pernah menganggap Anjali ada. Setiap kali Anjali berbuat baik dan menaruh perhatian padanya, Agam akan merasa jijik dan tak segan mengeluarkan kata tajam dan pedas. Selama 3 tahun Anjali benar-benar tersiksa.
Seharusnya dulu Agam tidak egois meninggalkan Anjali di tengah hujan deras. Sampai perempuan itu menyaksikan kecelakan beruntun yang merenggut 6 nyawa sekaligus. Agam hanya berdiam di dalam mobil menyaksikan jalanan yang perlahan menjadi lautan darah.
Waktu itu Agam tidak tau kalau Anjali takut akan genangan darah. Suara hujan dan guntur yang saling bersahutan menjadi musik tersendiri bagi Agam. Pria itu terhanyut sampai tidak menyadari kalau Anjali tengah ketakutan saat itu.
Agam terkesiap begitu merasakan gerakan di dekapannya. Perlahan tapi pasti kedua mata Anjali terbuka sempurna. Ketika tersadar sepenuhnya perempuan itu beringsut menjaga jarak dengan Agam.
Kini ketakutan di muka Anjali telah tergantikan dengan mimik datar.
"Maafkan saya, saya tidak bermaksud..."
Agam menggantungkan kalimatnya. Kepalanya menunduk tidak berani menatap Anjali secara terang-terangan.
"Terimakasih,"
Agam duga, Anjali akan marah karena telah memeluknya sembarangan. Walaupun muka Anjali masih datar namun Agam tidak menemukan kemarahan di dalam manik matanya.
"Maaf sudah merepotkan kamu semalam," lanjut Anjali di sambut gelengan oleh Agam. Agam tidak merasa direpotkan sama sekali. Yang ada dia merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Anjali. Dialah penyebab semua ketakutan Anjali.
"Seharusnya saya yang meminta maaf. Maafkan saya Anjali atas sikap saya dulu terhadapmu. Memang penyesalan tidak mampu menyembuhkan luka. Tetapi kalau boleh izinkan saya untuk menebus semua kesalahan saya,"
"Tidak perlu, lagipula bukan sepenuhnya salah kamu. Saya juga yang memutuskan masuk ke dalam kehidupan kamu. Jadi untuk sekarang lupakan masa lalu dan buka lembaran baru." Anjali berhenti sejenak. Matanya menatap Agam dengan senyuman tipis. "Kita memang tidak ditakdirkan untuk bersatu, Bang Agam,"
Mungkin bagi Anjali ini sudah menjadi keputusan terbaiknya. Memang benar mereka harus membuka lembaran baru dengan suasana baru, keadaan baru dan orang baru. Anjali sudah memaafkan Agam tetapi bukan berarti dia akan kembali bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengenang Rasa
Romance"Kamu tau Ryanti kan?" Tidak bisa dipungkiri, mendengar nama itu lagi setelah 3 tahun menikah membuat tubuh perempuan yang tengah menata piring di meja makan sempat terhenti. Ryanti. Perempuan pemilik hati suaminya sejak dulu dan mungkin sampai seka...