Enambelas

5.9K 247 6
                                    

Kemaren lupa gak pake judul jadi ... sori;v

Kalian klo mau skip chapter ini gpp kok lewat ajaaaaaa, chapter ini ga terlalu penting wahahahha loncat ke chap 20an jg ga papa gaes wkwkwkw

ENAMBELAS : TUDINGAN DARI EPAN.

***

Pagi-pagi sekali Anjali sudah terbangun. Dia berjalan ke kamar mandi sembari menenteng celana training dan kaos putih. Rencananya dia mau menggerakkan tubuhnya dengan berlarian mengelilingi komplek.

Baru saja sampai di tangga terakhir dirinya dikagetkan dengan kehadiran Anya. Gadis kecil itu sudah lengkap mengenakan legging hitam dipadukan dengan kaos pink.

"Mau kemana?"

Anya nyengir, "Jogging sama mama."

"Yakin? Nanti capek loh," kata Anjali menakuti. Namun ternyata, Anya tidak mudah terpengaruh.

"Kan ada mama. Kalo Anya capek tinggal minta gendong, oke kan?" Anya menaikkan kedua alisnya gemas.

Anjali hanya terkekeh pelan sebelum menyabit lengan Anya, menuntunnya ke halaman.

Setelah melakukan pemanasan. Anjali menyuruh Anya untuk berlari terlebih dahulu.

"Tunggu sebentar, ma. Anya lagi nunggu teman. Katanya dia mau ke sini jogging bareng,"

Anjali mengerutkan keningnya, "Siapa?"

"Ada deh," Anya mengerlingkan matanya. Sementara Anjali mengusap pucuk kepala putrinya gemas.

Tidak lama sebuah mobil yang tidak asing masuk ke halaman. Mobil itu berhenti tepat di depan Anjali dan Anya.

"Anya!" Kaca belakang mobil terbuka menampilkan Epan dengan pakaian olahraga. Anak itu tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya.

"Hai tante Anjali!" Sapanya.

"Hai juga Epan,"

Anjali menganggukkan kepalanya seolah paham teman yang ditunggu Anya sudah tiba. Sepantasnya Anjali tahu teman yang dimaksud Anya adalah Epan. Karena setahunya Anya hanya punya satu teman dekat, yaitu Epan.

"Pagi, Anjali."

Anjali menggerakkan bola matanya ke arah Reksa, pria itu tahu-tahu sudah berdiri di depan mereka.

"Pagi, Sa," balasnya.

"Pergi sekarang?" Reksa membukakan pintu mobil, seolah menyuruhnya cepat bergerak dan masuk ke dalam mobil.

"Anya biar sama Epan aja di belakang, om!" Teriak Epan dari dalam mobil.

"Boleh," Reksa menggendong Anya dan mendudukkan gadis kecil itu di samping Epan.

"Anya gak papa kan kalo sama Epan?" Reksa bertanya, memastikan kenyamanan Anya.

"Anya gapapa kok Om,"

Reksa tersenyum lebar sembari mengusap pucuk kepala Anya dengan gemas. Lantas, menutup kembali pintu mobil.

"Tangan kamu sudah baikan?"

Reksa melirik sekilas ke tangan Anjali dan kembali fokus ke jalan.

"Baik. Sekarang sudah bisa digerakkan gak kaku seperti kemaren,"

Reksa mengangguk, "Syukurlah."

Setelah itu tidak ada percakapan di antar mereka. Hanya suara Epan dan Anya yang saling bersahutan menemani perjalanan mereka. Sesekali Anjali dan Reksa ikut nimbrung, menjawab pertanyaan random mereka. Seperti,

Mengenang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang