Part 01

1.4K 50 1
                                    

Haloo..

Kembali padaku yang tak konsisten ini wkwkwkwk..

Aku kembali dgn short story aja ya, dan yang simpel aja. Kayaknya otakku udah nggak nyampe buat karangan berplot-plot :'D

Tags : semiformal, agegap, youngadult, typo(s)

Cerita ini sequel dari Teman Kakakku..

Update sesukaku, nggak ada jadwal menentu..

Semoga kamu dan kamu suka..

Enjoy!

*****

Nami akhirnya menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Kepalanya pusing. Soal-soal yang ia pelajari berhasil menyesakkan isi kepalanya. Kalau kalian bisa melihatnya, pasti kalian akan menemukan kepala Nami mengebul akan uap kelelahan yang meluap.

Salahkan Ibunya yang tak sengaja mendapatkan selembaran nilai ulangan yang terjatuh di kamar Nami. Angka empat puluh lima begitu besar tercetak di ujung atas kertas membuat kepala Ibu juga mengebul sempurna.

Datang datang wajah Ibu memerah, melototi Nami membuat Nami bergidik membayangkannya.

Nami menghela napas berat.

Namun kemarahan Ibu menguntungkan Nami. Bagaimana tidak? Nilai jeleknya membawanya pada seseorang yang selama ini Nami harapkan menjadi calon suaminya dan calon dari anak-anaknya kelak.

Mika namanya—seorang pria penghuni rumah sebrang berhasil terpilih menjadi guru privat Nami. Mika adalah pria santun yang disukai hampir semua emak-emak komplek. Sopan dan murah senyum. Nggak ada yang nggak kenal sama Mas Mika—panggilan para emak-emak di komplek di mana tempat Nami tinggal.

Di setiap pagi, siang, atau sore menjelang malam pasti orang-orang komplek selalu membicarakan putra kesayangan dari keluarga Bramawan tersebut.

Apalagi kepiawaian Mika yang hebat dalam permainan bola voli ketika di acara kemerdekaan dan Mika diikut sertakan. Tentu berkat emak-emak komplek. Mika akan selalu disambut hangat dan namanya selalu diteriaki para emak-emak ketika Mika bermain melawan bapak-bapak komplek.

Ibu Nami tentunya bahagia ketika Mika bersedia menjadi guru privat secara sukarela. Hampir semua emak-emak merasa iri mendengarnya.

Tidak hanya Ibu, Nami pun tentu saja ikut bahagia. Bagaimana tidak? Sudah rumahnya dengan pujaan hati bersebrangan, sekarang pria panas itu merangkap menjadi guru privat. Meski sempat bingung, pria sibuk seperti Mika mau menjadi guru privat setelah Ibu Nami mengobrol padanya.

Dengan mudahnya Mika segera mengajukan diri pada Ibu Nami untuk membimbing Nami. Sambil menunjukkan akan banyaknya sertifikat dan piagam memajang di rumahnya dalam bidang akademik dengan ucap syukur Ibu Nami mengangkat Mika menjadi calon mantu—maksudnya guru privat Nami.

Dan hal itu menjadi pacuan Nami untuk terus berdekatan dengan Mika. Sebentar lagi, ketika nilai akademiknya berkembang pasgi Mika akan terus memuji dan membanggakannya. Lalu Mika akan meminta Nami menjadi kekasihnya lalu mereka akan hidup berbahagia.

Nami tertawa membayangkan masa depannya yang sangat amat cemerlang.

Sekarang sudah memasuki pukul tiga sore, Nami harus bersiap mandi dan berganti pakaian. Sebentar lagi pangeran berkuda putihnya akan datang menemuinya.

Segera bangkit dan membuka lemari besarnya, lalu meneliti pakaian yang menggantung satu persatu. Nami bingung pakaian yang mana yang akan ia kenakan sebentar lagi? Dres motif kembang berwarna cerah?—nggak kayaknya, tampak berlebihan. Nami menjauhkan pakaian itu.

Cheese RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang