Tiga tahun berlalu, tidak terasa waktu bergerak begitu cepat.
Nami tumbuh menjadi seorang perempuan yang mandiri sekarang. Memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di kota setentram Jogja—baginya—adalah pilihan terbaik kala itu.
Menikmati suasana kota jogja yang akan selalu ramai dipadati orang-orang, Nami memgambil tempat duduk di sekitar trotoar sambil menikmati kopi kemasan yang ia beli di minimarket. Ia tengah menunggu seseorang membeli oleh-oleh khas jogja.
Keramaian di hadapannya mengingatkan Nami kembali dengan kenangan masa lalu. Mengingat dimana Nami terpaksa mengalah dan melepaskan seseorang yang diawal ingin Nami pertahankan.
Pada saat itu, Nami melepaskan Mika. Demi membawa kembali Nadia ke dalam kehangatan keluarga.
Kerumitan kembali mewarnai hidupnya pada saat itu. Melepaskan Mika bukanlah keinginan Nami dan juga Mika sendiri. Mika terpukul dengan keputusan Nami, menganggap bahwa mereka akan sama-sama berjuang untuk mempertahankan mereka namun Nami memilih melepaskannya.
"Kalian berdua sangat rumit. Terserah kalian saja. Aku lelah."
Mika meninggalkan perdebatannya dengan Nami seperti anak kecil. Mika sadar akan hal itu. Mendengar keputusan Nami yang akhirnya mengalah membuatnya terpukul. Mika baru kali itu merasakan patah hati meski sebelumnya ia sudah pernah merasakannya.
Tapi dengan Nami, untuk pertama kalinya Mika merasakan patah hati sesakit itu.
"Jangan melamun," Zoya ikut duduk di samping Nami sambil menenteng plastik kresek berisik perintilan oleh-oleh Jogjanya. "Kamu beneran nggak mau aku beliin kaos Jogja? Mumpung aku lagi baik nih."
Kehadiran Zoya membuyarkan lamunannya dan Nami tertawa singkat, "nggak usah, kaos Jogja aku juga udah punya banyak di kosan. Jadi beli Bakpia Tugu nggak?"
Zoya tampak berpikir, "aku tanya Ian dulu deh. Katanya sih nggak jadi pesan bakpianya. Tapi tadi kata mamanya mau dibeliin."
Tiga tahun juga bukan waktu yang sebentar. Ian yang pernah dekat dengan Nami dulu sekarang menjadi kekasih Zoya. Singkat ceritanya awalnya Nami dan Zoya memutuskan untuk ikut pendaftaran kuliah yang difasilitasi pemerintah setiap tahun, lalu Nami diterima di Jogja sementara Zoya diterima di Bandung.
Rupanya Zoya dan Ian kuliah di Universitas yang sama dengan fakultas yang sama juga. Alhasil mereka jadi sering bertemu, sering mengobrol, saling nyaman dan mereka memutuskan untuk menjalin kasih. Terhitung mereka sudah setahun lebih menjadi sepasang kekasih.
"Coba telepon Ian aja, biar cepat. Mumpung lagi di kota. Aku malas bolak-balik ke stasiun, panas." Zoya langsung mengambil ponselnya dan menelepon Ian. Setelah mengonfirmasi, Zoya dan Nami ke stasiun untuk membeli Bakpia Tugu.
Sekarang sedang tengah liburan semester. Mengetahui Nami tidak pulang ke rumah orang tuanya, Zoya memutuskan untuk berlibur ke Jogja sekaligus meluapkan kerinduaannya dengan Nami. Sudah seminggu Zoya di sini dan besok Zoya harus kembali ke Bandung.
Tahun ini Nami kembali berencana untuk tidak pulang ke rumah. Selain menghindari interaksi dengan Mika, Nami mendengar Nadia sedang berbahagia di sana. Nami senang mendengar itu tapi Nami tidak ingin mencari tahu. Nami sudah tahu alasan apa yang membuat Nadia bahagia di sana.
Hubungannya dengan Nadia terakhir membaik, meski kedekatan mereka tidak terlalu terlihat. Terakhir mereka menyempatkan diri untuk menanyakan kabar melalui telepon. Tidak terlalu lama tapi itu cukup menghibur Nami. Tapi tak apa, pikir Nami. Asalkan masalah mereka berdua sudah usai, itu sudah lebih dari cukup.
"Udah nggak ada yang mau dibeli lagi?" Nami membantu menenteng oleh-oleh Zoya. Bakpia yang Zoya beli sangat banyak sampai dua tangan Nami penuh. Belum oleh-oleh di tangan Zoya, sudah numpuk dan tak ada sela ruang lagi untuk menyangkut tentengan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheese Roll
Short StoryBagaimana perasaanmu jika seseorang yang kamu sukai adalah tetangga rumahmu sekaligus guru privatmu? ***** Sequel kedua dari Teman Kakakku. Bisa dibaca terpisah. Copyright by Octaviandri23